TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN- Dua bunga bangkai tumbuh di pekarangan rumah warga Kelurahan Madatte, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Rabu (24/12/2025).
Bunga langka ini membuat kaget pemilik rumah karena tumbuh tanpa pernah ditanam.
Dua bunga bangkai dengan nama latin Amorphophallus ini mengeluarkan bau bangkai.
Awalnya pemilik rumah sempat bingung sebab mengira bau tersebut berasal dari bangkai tikus.
Bunga bangkai ini berwarna merah bercampur ungu, kemudian di tengah-tengah batang pohonnya ada warna kuning.
Baca juga: Tiket Sold Out, 3.626 Penumpang Libur Nataru 2025 di Terminal Simbuang, Turun Dibanding 2024
Baca juga: Program SANIMAS dan PISEW Dorong Lingkungan Sehat di Mamuju Tengah
Ditengah batang inilah mengeluarkan bau menyengat yang kerap dikerumuni lalat.
Bunga ini memiliki ukuran berbeda, paling besar ukuran kelopak bunganya sekitar 40 centimeter.
Sementara ukuran bunga lainya agak kecil sekitar 25 centimeter, tumbuh berdampingan.
Salah satu bunga tidak dapat berkembang karena posisinya terjepit didekat pagar.
"Sempat kaget juga melihatnya, dua bunga ini sudah mengeluarkan bau bangkai," kata pemilik rumah, Tati kepada wartawan.
Dia heran dan tidak menyangka jika aroma busuk di halaman rumahnya berasal dari bunga.
Bahkan Tati sempat menyusuri pekarangan rumah, mencari asal bau menyerupai bau bangkai tikus.
Dia menyadari bau bangkai itu dari bunga saat melihat kerumunan lalat pada batang bunga.
"Nanti kita lihat lalat-lalat yang banyak baru kita tau kalau bunga ini mengeluarkan bau bangkai," ungkapnya.
Tati mengaku baru pertama kali melihat langsung bunga bangkai sejenis ini.
Menurutnya aroma bau menyengat dari bunga ini biasanya muncul pada petang hingga malam hari.
Biasanya baunya sangat terasa saat bunga ini sedang mekar.
Tati berencana memelihara terus bunga ini dengan cara di siram dan dibersihkan setiap hari diarea tempat tumbuhnya.
Untuk diketahui, bunga bangkai atau nama latinnya Amorphophallus biasanya tumbuh di hutan hujan tropis Indonesia, terutama Sumatera dan Kalimantan.
Bunga ini harus membutuhkan naungan dari vegetasi lain, dan dapat mekar di habitat liar seperti hutan, lahan pertanian atau bahkan pekarangan rumah.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli
