Didominasi Perempuan, Pelaku UMKM di Indonesia Terjebak Modal dan Manajemen Usaha
December 25, 2025 03:05 PM

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia didominasi kaum hawa. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menunjukkan fakta menarik tentang UMKM dan kaum hawa. 

Sekitar 64,5% pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. 

Sayangnya, dibalik angka tersebut masih banyak perempuan yang mengalami kendala.

Kendala khususnya dialami pelaku UMKM di wilayah non-metropolitan, yang masih terjebak keterbatasan akses modal dan edukasi manajemen usaha.

Baca juga: Perkuat Kapasitas UMKM Disabilitas, Telkom Hadirkan Program RiseAble

Tentu perlu dukungan agar pelaku UMKM perempuan bisa tampil lebih percaya diri dan berdaya dalam setiap peran yang mereka jalani.

Memperkuat kapasitas perempuan dalam mengelola potensi kemandirian ekonomi mereka adalah solusi agar kendala itu teratasi. 

Habitat for Humanity Indonesia (HFHI) meluncurkan inisiatif revitalisasi usaha dan pendampingan berkelanjutan bagi para Ibu pelaku usaha mikro di kawasan industri Cilegon, Banten. 

Berkolaborasi dengan PT Wajah Rejuvenasi Perempuan Indonesia (WRP) inisiatif ini bukan sekadar perbaikan fisik, melainkan sebuah misi untuk memperkuat kapasitas perempuan dalam mengelola potensi kemandirian dalam usaha UMKM. 

Kwik Wan Tien, CEO WRP Indonesia, menyampaikan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen dalam melangkah bersama perempuan Indonesia. 

“Apresiasi terbaik bagi seorang perempuan adalah dukungan yang memberdayakan. Sebagai teman terbaik perempuan, kami memahami bahwa kepercayaan diri merupakan salah satu modal utama bagi mereka untuk bisa terus berkembang,” ujar Wan Tien.

Program ini menjadi ruang bagi para Ibu untuk naik kelas melalui pembekalan fasilitas dan pendampingan, agar mereka mampu mengoptimalkan potensi diri sekaligus menangkap peluang yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka dan keluarganya

Sebelumnya, kedua pihak telah sukses menjalankan program renovasi rumah layak huni bagi keluarga prasejahtera. 

Beranjak dari fondasi tersebut, saat ini kedua belah pihak mendukung 3 ibu pemilik warung makan hingga warung sembako, yang seluruhnya merupakan usaha rumahan dan perseorangan. 

Program telah dimulai sejak Oktober 2025 dengan merenovasi warung agar lebih higienis, nyaman, serta menarik pelanggan. 

Pembangunan ditargetkan selesai secara menyeluruh pada awal Januari 2026. Pendampingan keterampilan juga sudah berlangsung sejak pertengahan November 2025 dengan materi yang dirancang berdasarkan kebutuhan masing-masing ibu pemilik warung; mulai dari pelatihan pengelolaan stok, penataan etalase, hingga sistem pengaturan keuangan usaha. Pemantauan rutin juga direncanakan akan berlanjut selama 3 - 6 bulan ke depan. 

“Pemberdayaan perempuan membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan kami percaya bahwa pendampingan adalah kunci. Program ini tidak hanya memperbaiki fisik warung, tetapi juga membangun kapasitas dan kepercayaan diri para ibu sebagai pelaku usaha,” tambah Wan Tien.

Abraham Tulung, GM Resource Development Habitat for Humanity Indonesia, mengapresiasi semangat yang ditunjukkan WRP dan menjelaskan bahwa kolaborasi ini memiliki dampak yang lebih luas bagi kesejahteraan komunitas. “Langkah WRP sejalan juga dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam mendorong Kesetaraan Gender (No.5), menyediakan Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (No.8), serta membangun Kota dan Komunitas Berkelanjutan (No.11). WRP x HFHI tidak hanya mendorong pemberdayaan perempuan, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi lingkungan sekitar,” paparnya.

Dampak nyata dari inisiatif ini perlahan sudah mulai terlihat, seiring dengan penataan usaha dan pemahaman pengelolaan finansial yang semakin baik. 

Kebahagiaan terpancar dari Jumyati Dewi (46), pemilik warung bakso yang telah berjuang sejak 2014. 

“Dulu warung saya ala kadarnya. Sekarang setelah direnovasi, pelanggan bisa jadi lebih nyaman dan saya juga lebih semangat untuk buka warung setiap pagi,” ceritanya. 

Hal senada dirasakan Faujihah (43), pemilik warung sembako yang telah berjualan sejak 2010. Ilmu yang ia terima menambah rasa kepercayaan diri dalam menjalankan usaha. 

“Sekarang saya tahu cara mencatat stok dan keuangan yang benar. Jadi jelas mana barang yang harus ditambah dan mana uang yang bisa ditabung,” tuturnya.

“Di momen Hari Ibu ini, WRP ingin mengingatkan bahwa setiap perempuan itu istimewa. Mereka cantik, hebat, dan punya potensi sesuai karakternya masing-masing. Kami hadir sebagai teman terbaik yang setia mendukung, agar perempuan modern Indonesia bisa terus berkembang menjadi versi terbaik diri sendiri dan melangkah dengan lebih percaya diri setiap hari,” tutup Wan Tien. 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.