4 BERITA POPULER PADANG: Kerugian Banjir Bandang Sentuh Rp1,3 Triliun dan Natal di Tengah Duka
December 26, 2025 10:27 AM

Momen Natal 2025 terasa sangat berbeda dari tahun sebelumnya bagi Rosliana Tobing (77).

Dimana keluarga besarnya di Sibolga,  Sumatera Utara, menjadi korban banjir bandang beberapa waktu lalu.

Kemudian, warga yang tinggal di kawasan Lapau Munggu, Padang, turun ke sungai untuk memindahkan bongkahan batu dan kayu besar hanya dengan mengandalkan kekuatan tangan.

Aksi gotong royong ini digelar dengan peralatan seadanya, dikarenakan alat berat yang sebelumnya bekerja terhenti akibat akinya dicuri oknum tidak bertanggung jawab.

Selanjutnya, Karang Taruna Kapalo Koto, relawan dan NGO membangun hunian sehat dan layak (hunsela) untuk korban terdampak banjir bandang di Kampung Talang, Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan Pauh, Kota Padang.

1. Banjir Bandang Padang Timbulkan Kerugian Rp 1,3 Triliun, Infrastruktur Rusak Terparah

BANJIR BANDANG PADANG - Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir (kiri) mendampingi Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat menyerahkan bantuan kepada warga terdampak banjir bandang di kawasan Koto Tuo, Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Rabu (24/12/2025). Dengan besarnya dampak kerugian tersebut, Maigus Nasir berharap adanya dukungan penuh dari pemerintah pusat agar Kota Padang dapat segera bangkit pascabencana.
BANJIR BANDANG PADANG - Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir (kiri) mendampingi Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat menyerahkan bantuan kepada warga terdampak banjir bandang di kawasan Koto Tuo, Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Rabu (24/12/2025). Dengan besarnya dampak kerugian tersebut, Maigus Nasir berharap adanya dukungan penuh dari pemerintah pusat agar Kota Padang dapat segera bangkit pascabencana. (Padang.tribunnews.com/Muhammad Afdal Afrianto)

Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, mengungkapkan dampak banjir bandang yang melanda Kota Padang pada akhir bulan lalu menyebabkan kerugian hingga mencapai Rp 1,3 triliun.

Kerugian tersebut terutama berasal dari kerusakan infrastruktur serta rumah warga akibat bencana alam tersebut.

Baca juga: Cuaca 7 Kota di Sumbar Jumat 26 Desember 2025, Padang Panjang dan Pariaman Hujan Sedang

“Untuk Kota Padang, kerugian akibat banjir bandang ini diperkirakan mencapai lebih kurang Rp 1,3 triliun,” ujar Maigus Nasir kepada wartawan saat mendampingi kunjungan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam rangka penyaluran bantuan bagi warga terdampak banjir bandang di RT 03/RW 04, kawasan Koto Tuo, Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Rabu (24/12/2025).

Ia merinci, dari total kerugian tersebut, kerusakan infrastruktur mencapai sekitar Rp 830 miliar.

Sementara kerusakan rumah warga, termasuk rumah rusak berat, hanyut, rusak ringan, serta fasilitas umum seperti sekolah, masjid, dan musala, ditaksir mencapai Rp 350 miliar.

“Rinciannya, kerusakan infrastruktur mencapai Rp 830 miliar lebih. Kemudian rumah rusak berat dan hanyut, termasuk yang rusak ringan, sekolah, masjid, dan musala, itu mencapai sekitar Rp 350 miliar. Sehingga total kerugian kita mencapai Rp 1,3 triliun,” jelasnya.

Dengan besarnya dampak kerugian tersebut, Maigus Nasir berharap adanya dukungan penuh dari pemerintah pusat agar Kota Padang dapat segera bangkit pascabencana.

“Kami mohon dukungan Bapak (Fadli Zon) untuk menyampaikan hal ini kepada Bapak Presiden, agar Kota Padang tidak terlalu lama menghadapi kesulitan dan bisa kembali normal seperti sedia kala,” ujarnya.

Baca juga: 10 Unit Hunsela Kapalo Koto Padang Dibangun di Tanah Kaum Suku Tanjung Seluas 3 Hektar

Meski demikian, Maigus Nasir mengapresiasi respons cepat pemerintah pusat dalam penanganan bencana di Kota Padang, meskipun bencana tersebut tidak ditetapkan sebagai bencana nasional.

“Sekalipun tidak masuk kategori bencana nasional, respons pemerintah pusat luar biasa. Alhamdulillah, masa tanggap darurat sangat terbantu oleh dukungan dari pusat,” ungkapnya.

Saat ini, Pemerintah Kota Padang juga tengah memfokuskan upaya pada pembangunan hunian tetap bagi korban banjir bandang dan longsor.

“Kita sekarang dalam tahap persiapan pembangunan hunian tetap. Lebih dari 60 persen ditangani secara mandiri oleh Kota Padang, sementara sebagian lainnya dibantu pemerintah pusat melalui BNPB dan Kementerian PUPR yang saat ini sedang membangun hunian tetap,” pungkasnya.(*)

2. Natal di Tengah Duka, Rosliana Tobing Doakan Keluarga di Sibolga yang Jadi Korban Bencana

NATAL 2025- Rosliana Tobing (77) menyampaikan harapannya akan damai Natal bagi para korban bencana usai mengikuti misa malam Natal di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Efrata Padang, Rabu (24/12/2025).
NATAL 2025- Rosliana Tobing (77) menyampaikan harapannya akan damai Natal bagi para korban bencana usai mengikuti misa malam Natal di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Efrata Padang, Rabu (24/12/2025). (TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)

Malam Natal di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Efrata Padang berlangsung khidmat. 

Di antara jemaat yang keluar dari gereja usai misa, senyum Rosliana Tobing tak henti-hentinya mengembang, menyapa setiap orang yang ditemuinya.

Baca juga: Padang Butuh Dukungan Pemerintah Pusat Usai Banjir Bandang Rugikan Daerah Rp 1,3 Triliun

Perempuan berusia 77 tahun itu tampak anggun mengenakan kebaya hijau. 

Dengan langkah pelan, ia bersalaman dengan jemaat lain yang baru saja menyelesaikan ibadah Natal, Rabu (24/12/2025) malam, di gereja yang terletak di Jalan Bagindo Aziz Chan, Padang.

Sesekali, Rosliana berhenti. Ia berfoto bersama keluarga dan jemaat lain di sekitar pohon Natal yang berdiri di dalam gereja.

Cerita Pilu di Balik Perayaan Natal

NATAL 2025- Malam Natal di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Efrata Padang berlangsung khidmat, pada Rabu (24/12/2025) malam.
NATAL 2025- Malam Natal di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Efrata Padang berlangsung khidmat, pada Rabu (24/12/2025) malam. (TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)

Raut wajah Rosliana memancarkan sukacita, meski tersimpan cerita pilu di balik perayaan Natal tahun ini.

Menurut Rosliana, Natal kali ini terasa sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 

Sukacita Natal bercampur dengan rasa prihatin, menyusul rentetan bencana yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, termasuk Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

Baca juga: Penyumbang Wisman Terbanyak, 5.879 Wisatawan Malaysia Kunjungi Sumbar Oktober 2025

Perasaan itu semakin dalam ketika ia menerima kabar bahwa keluarga besarnya di Sibolga, Sumatera Utara, menjadi korban banjir bandang beberapa waktu lalu.

“Saudara kami di Sibolga juga mengalami musibah. Semoga mereka kuat dan tetap diberkati Tuhan. Kiranya damai Natal memberkati mereka semua,” ujar Rosliana kepada TribunPadang.com dengan suara tegar.

Di tengah duka yang menyelimuti banyak keluarga, Rosliana berharap makna damai Natal tetap dirasakan oleh semua orang, terutama mereka yang terdampak bencana.

“Kita tahu belakangan ini banyak bencana. Semoga damai Natal menyertai saudara-saudara kita yang kena bencana maupun yang tidak,” katanya.

Bencana Tak Menjauhkan Manusia dari Tuhan

NATAL 2025- Malam Natal di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Efrata Padang berlangsung khidmat, Rabu (24/12/2025) malam.
NATAL 2025- Malam Natal di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Efrata Padang berlangsung khidmat, Rabu (24/12/2025) malam. (TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)

Rosliana mengakui, umat Nasrani merayakan Natal tahun ini dalam suasana yang tidak biasa. 

Ada rasa prihatin yang menyelimuti, namun tidak menghapus semangat iman.

“Natal kali ini agak prihatin. Tapi kita tetap harus semangat, karena semua kejadian ini Tuhan tahu,” ucapnya.

Baca juga: Buya Mulyadi Kawal Hak Korban Banjir Bandang Padang, Pastikan Bantuan Pemerintah Tepat Sasaran

Menurut Rosliana, bencana seharusnya tidak menjauhkan manusia dari Tuhan. 

Justru sebaliknya, menjadi pengingat untuk semakin berserah dan menguatkan satu sama lain.

“Kita harus tetap berserah kepada Tuhan. Tidak boleh karena bencana kita lupa kepada-Nya. Ini semua kehendak Yang Maha Kuasa, jadi kita harus tetap semangat merayakan Natal meski dalam musibah,” jelasnya.

Ia menegaskan, Natal tahun ini memaksa semua orang untuk lebih peka dan peduli.

“Kita dipaksa untuk prihatin, mengingat dan mendoakan mereka agar tetap kuat,” tuturnya.

Perayaan Natal 2025 Dikemas dalam Nuansa Perenungan

NATAL 2025- Ketua Majelis Jemaat GPIB Efrata Padang, Pdt Salmon Leatemia, memberikan keterangan terkait tema Natal “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” yang diangkat dalam perayaan Natal di GPIB Efrata Padang, Rabu (24/12/2025).
NATAL 2025- Ketua Majelis Jemaat GPIB Efrata Padang, Pdt Salmon Leatemia, memberikan keterangan terkait tema Natal “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” yang diangkat dalam perayaan Natal di GPIB Efrata Padang, Rabu (24/12/2025). (TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)

Senada dengan itu, Ketua Majelis Jemaat GPIB Efrata Padang, Pdt Salmon Leatemia, mengatakan perayaan Natal tahun ini memang dikemas dalam nuansa perenungan.

Gereja mengangkat tema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga.”

Tema tersebut, kata dia, dipilih sebagai refleksi atas bencana banjir bandang yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatera dalam beberapa waktu terakhir.

Baca juga: Lalu Lintas Lembah Anai Jadi Perhatian, Pengamanan Nataru Padang Panjang Diperketat

“Tema ini diangkat melihat situasi kehidupan bangsa kita di akhir-akhir ini, termasuk bencana yang baru saja terjadi. Ini menjadi pengingat bagi kita semua di Natal kali ini,” jelasnya.

Karena itu, perayaan Natal di GPIB Efrata Padang tidak dirancang terlalu meriah seperti tahun-tahun sebelumnya. Ornamen Natal pun dibuat lebih sederhana.

“Sumatera Barat masih berada dalam suasana duka akibat musibah dalam satu bulan terakhir. Natal kali ini kami rayakan dalam perenungan atas apa yang sedang terjadi,” tutupnya.

Di tengah kesederhanaan dan keprihatinan, Natal di GPIB Efrata Padang tetap menghadirkan pesan pengharapan tentang damai, keteguhan iman, dan kepedulian terhadap sesama. (TribunPadang.com/Muhammad Afdal Afrianto)

3. Warga Kuranji Padang Geser Batu Pakai Tangan, Aki Alat Berat Dicuri Saat Perbaikan Sungai Guo

BANJIR PADANG: Aksi gotong royong warga Lapau Munggu, Kuranji, Padang pada Rabu (24/12/2025).Tanpa bantuan mesin, puluhan warga turun ke sungai untuk memindahkan bongkahan batu dan kayu besar hanya dengan mengandalkan kekuatan tangan.Upaya nekat ini dilakukan demi membuat tanggul darurat.
BANJIR PADANG: Aksi gotong royong warga Lapau Munggu, Kuranji, Padang pada Rabu (24/12/2025).Tanpa bantuan mesin, puluhan warga turun ke sungai untuk memindahkan bongkahan batu dan kayu besar hanya dengan mengandalkan kekuatan tangan.Upaya nekat ini dilakukan demi membuat tanggul darurat. (Istimewa/Dok. Nola)

Sebuah pemandangan memilukan terlihat di kawasan Lapau Munggu, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat. 

Di tengah ancaman cuaca ekstrem, warga setempat terpaksa berjibaku melawan alam dengan peralatan seadanya setelah bantuan alat berat terhenti akibat ulah oknum tidak bertanggung jawab.

Aksi gotong royong ini dilakukan warga pada Rabu (24/12/2025) kemarin. Tanpa bantuan mesin, puluhan warga turun ke sungai untuk memindahkan bongkahan batu dan kayu besar hanya dengan mengandalkan kekuatan tangan.

Baca juga: Dua Petak Toko yang Terbakar di Lubeg Padang, Enam Mobil Damkar Dikerahkan

Upaya nekat ini dilakukan demi membuat tanggul darurat. Pasalnya, aliran Sungai Guo kini terpecah akibat terjangan banjir bandang beberapa waktu lalu dan mengancam pemukiman warga.

Kondisi sungai yang tidak beraturan tersebut membuat warga tidak punya pilihan lain. 

Jika aliran air tidak segera dikembalikan ke jalur utama, rumah-rumah warga di sekitar lokasi dipastikan akan hancur dihantam arus jika hujan lebat kembali turun.

Ketua RT 02, RW 06 Adenan Syahputra menceritakan kisah pilu di balik tidak beroperasinya alat berat di lokasi tersebut. 

Baca juga: Kabupaten Agam Terima 144.745 Perjalanan Wisatawan Nusantara pada Oktober 2025

Ternyata, sebuah peristiwa kriminal menjadi penyebab utama penderitaan warga saat ini.

Ia menjelaskan bahwa sebenarnya alat berat sudah masuk dan bekerja selama tiga hari di lokasi sejak tanggal 5 Desember lalu.

Namun, bantuan itu terhenti secara tragis pada tanggal 9 Desember subuh.

"Pada 9 Desember subuh itu, kami mendapati aki alat berat sudah hilang diambil orang. Padahal baru tiga hari membantu kami di sini," ujar Adenan Syahputra dengan nada kecewa saat ditemui, Kamis (25/12/2025).

Aksi pencurian ini terbilang sangat rapi dan dilakukan oleh profesional. Menurut pengamatan warga dari jejak yang ditinggalkan, pelaku diduga berjumlah lebih dari tiga orang.

"Dari jejaknya pelaku lebih dari tiga orang. Padahal aki itu sangat susah untuk dibuka, tapi nyatanya mereka tetap saja bisa mengambilnya,"ucapnya.

Baca juga: Menanti Uluran "Tangan Besi" di Tengah Ancaman Banjir Kuranji Kota Padang

Warga sebenarnya berencana melaporkan kejadian ini secara resmi kepada pihak kepolisian. Namun, niat tersebut ditahan oleh pemilik alat berat dengan pertimbangan takutnya merusak nama daerah Lapau Munggu.

Kejadian ini berimbas fatal bagi keselamatan warga. Akibat kehilangan komponen vital tersebut, bantuan alat berat lainnya kini menjadi enggan untuk masuk ke wilayah Lubuk Manggu karena faktor keamanan.

Hingga saat ini, upaya warga untuk mencari keberadaan aki yang hilang tersebut tidak membuahkan hasil. Sementara itu, usulan bantuan alat berat yang baru dari pemerintah daerah pun belum kunjung terealisasi.

"Kami sudah gotong royong dua kali pakai tangan. Kami sangat memohon bantuan Pemerintah, khususnya Kota Padang, untuk mengirimkan kembali alat berat," tegasnya.

Kecemasan serupa diungkapkan oleh  Baria Anita Fitri, seorang warga Lapau Munggu yang ikut turun langsung dalam aksi gotong royong manual tersebut. 

Ia membenarkan bahwa warga harus mengangkat material berat secara manual.

"Kami memindahkan kayu dan batu yang besar hanya dengan tangan. Menunggu bantuan alat berat ini sangat lama, padahal hujan turun hampir setiap hari," keluh Baria.

Baca juga: Pastikan Misa Malam Natal di Payakumbuh Aman, Ratusan Petugas Lakukan Pengamanan di Dua Gereja

Rasa takut selalu menghantui Baria dan keluarganya setiap kali langit mulai mendung.

"Setiap hari hujan kami cemas. Anak saya ketika malam selalu melihat air, jika mulai besar dia langsung kasih tahu saya agar kami bisa waspada," tuturnya dengan raut wajah khawatir.

Warga Lapau Munggu kini hanya bisa berharap agar suara mereka didengar oleh pemangku kebijakan. 

Mereka sangat membutuhkan bantuan alat berat untuk memperbaiki tanggul Sungai Guo secara permanen sebelum bencana yang lebih besar terjadi.(*)

4. Tak Hanya Huntara, Karang Taruna Bersama Relawan Sediakan 10 Hunsela di Kapalo Koto Padang

PEMBANGUNAN HUNSELA PADANG: Penampakan bangunan hunian sehat dan layak (hunsela) di Kampung Talang, Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Kamis (25/12/2025). Hunsela ini berupa rumah pribadi yang disediakan tanahnya oleh kaum Suku Tanjung di Kampung Talang.
PEMBANGUNAN HUNSELA PADANG: Penampakan bangunan hunian sehat dan layak (hunsela) di Kampung Talang, Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Kamis (25/12/2025). Hunsela ini berupa rumah pribadi yang disediakan tanahnya oleh kaum Suku Tanjung di Kampung Talang. (Padang.tribunnews.com/Muhammad Iqbal)

Karang Taruna Kapalo Koto, relawan dan NGO membangun hunian sehat dan layak (hunsela) untuk korban terdampak banjir bandang di Kampung Talang, Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan Pauh, Kota Padang.

Hunsela ini berupa rumah pribadi yang disediakan tanahnya oleh kaum Suku Tanjung di Kampung Talang.

Diketahui, lokasi hunsela berada di Kampung Talang, Koto Tuo, Kelurahan Kapalo Koto, sebelum jembatan kawasan Batu Busuk.

Baca juga: Hotel Santika Premiere dan Amaris Hotel Padang Kembali Salurkan 904 Kg Linen untuk Penyintas Bencana

Lokasi tepatnya berada setelah SMPN 44 Padang, beberapa meter ke depan terdapat jalan kecil beraspal.

Menghabiskan waktu sekira 3 menit, telah sampai di lokasi. Hunsela berdiri di sebelah kiri jalan, berdekatan dengan huntara.

Kurang lebih sekitar 50 meter dari bangunan huntara dengan hunsela.

Ketua Karang Taruna Kapalo Koto, Muhammad Ilham mengatakan pembangunan hunsela sudah berlangsung selama lima hari.

"Pembangunan hunsela kita mulai pada tanggal 21 Desember 2025 lalu," ungkapnya saat ditemui di Kampung Tanjung, Kelurahan Kapalo Koto, Kamis (25/12/2025).

Baca juga: Pantau Misa Malam Natal 2025, Gubernur Mahyeldi Minta Jemaat Doakan Korban Bencana Sumbar

Ia menjelaskan, nantinya hunsela bakal dibangun sebanyak 10 unit untuk masyarakat yang terdampak banjir bandang. Dengan ukuran panjang 7 meter serta memiliki lebar 3,6 meter.

"Total 10 unit, nantinya masyarakat yang menetap di huntara bakal menghuni hunsela ini," pungkasnya.

"Kurang lebih sebanyak 10 kartu keluarga yang akan menetap di hunsela," sambung Ilham.

Hunsela kata Ilham, ditargetkan rampung pada akhir Desember 2025 dan langsung dihuni oleh warga.

"Kita menargetkan 10 unit hunsela rampung di akhir tahun ini. Sekarang sudah berdiri sebanyak 4 unit," pungkasnya.

Sedangkan untuk anggaran pembangunan hunsela, berkisar kurang lebih Rp15 juta untuk satu unit.

Baca juga: Raih 5 Penghargaan Glotel Awards, Telkomsel Tegaskan Komitmen Pulihkan Jaringan Sumatra Utara

"Satu unit menghabiskan Rp15 juta dan Rp2 juta untuk biaya tukang. Selebihnya dibantu oleh relawan," tuturnya.

"Tukangnya dari warga dan pekerjannya dibantu oleh relawan," sebutnya.

Dana pembangunan hunsela juga dibantu oleh IKA Unand, ITB dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

"Selain itu juga dibantu oleh para donatur," tambahnya.(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.