Pesta Kembang Api di Purwokerto Ditiadakan, Bupati Banyumas Ajak Sholawatan
December 26, 2025 03:59 PM

TRIBUNBANYUMAS.COM, PURWOKERTO - Perayaan malam pergantian tahun di kawasan Menara Teratai Purwokerto dipastikan berlangsung tanpa pesta kembang api.

Sebagai gantinya, Pemerintah Kabupaten Banyumas memilih menggelar kegiatan sholawatan dan doa bersama sebagai bentuk refleksi, empati, dan kepekaan sosial.

Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, mengatakan keputusan tersebut diambil dengan sejumlah pertimbangan, mulai dari kebijakan efisiensi anggaran hingga situasi nasional yang masih diwarnai berbagai bencana.

"Dari Pemda memang tidak ada anggaran untuk kembang api. 

Selain efisiensi, kita juga memilih kegiatan yang lebih menenangkan dan bermakna," kata Sadewo kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (26/12/2025). 

Ia mengungkapkan, meskipun BLUD UPTD Teratai Mas sempat mendapatkan sponsor untuk pesta kembang api, rencana tersebut akhirnya dibatalkan.

"Kemarin BLUD sebenarnya dapat sponsor kembang api, tapi sudah saya larang. 

Kami juga sudah diskusi dengan Polresta, dan memang tidak ada izin penyelenggaraan pesta kembang api saat Natal dan Tahun Baru," jelasnya.

Baca juga: Rita Supermall Tegal Kebobolan, Ibu-ibu Curi Gelang Emas Bocah Lalu Keluar Lewat Pintu Belakang

Sebagai pengganti, bupati mendorong kegiatan solawatan dan doa bersama mendoakan keselamatan masyarakat serta saudara-saudara di berbagai daerah yang terdampak bencana.

"Gantinya adalah pengajian dan solawatan saja, mendoakan saudara-saudara kita," tegas Sadewo.

Keputusan pembatalan pesta kembang api ini ditegaskan secara resmi oleh BLUD UPTD Teratai Mas Kabupaten Banyumas sebagai pengelola kawasan. 

Kebijakan tersebut diambil setelah melalui diskusi dan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk unsur pemerintah daerah, aparat keamanan, mitra kegiatan, dan perwakilan masyarakat.

Koordinator Pemasaran BLUD UPTD Teratai Mas, Topan Pramukti, mengatakan pembatalan tersebut bukan keputusan sepihak, melainkan hasil kesepahaman bersama.

"Setelah berdiskusi secara komprehensif dengan seluruh stakeholder, terdapat kesepahaman bahwa perayaan dengan karakter euforia tinggi seperti pesta kembang api perlu ditiadakan," ujar Topan. 

Baca juga: Libur Nataru, Kawasan Heritage Titik Nol Kilometer Cilacap Dipadati Pengunjung

Menurutnya, pengelolaan ruang publik tidak hanya soal hiburan, tetapi juga soal sikap dan nilai yang ingin ditampilkan pemerintah kepada masyarakat.

"Ini tentang bagaimana ruang publik mencerminkan empati, kepekaan sosial, dan nilai kemanusiaan di tengah situasi nasional saat ini," jelasnya.

Meski tanpa kembang api, sejumlah agenda malam tahun baru tetap dilaksanakan dengan konsep yang lebih sederhana dan tertib.

Kegiatan Aqua Lantern (Lentera Air) di Taman Mas Kemambang tetap digelar, namun dikemas secara reflektif dengan menitikberatkan pada doa, harapan, dan solidaritas sosial.

Sementara itu, di kawasan Madhang Maning Park, pengunjung masih dapat menikmati hiburan berupa pertunjukan live music dari band-band lokal. 

Kegiatan tersebut dirancang mendukung ekosistem kreatif lokal, dengan tetap mengedepankan aspek keamanan, ketertiban, dan pengendalian massa.

Melalui konsep perayaan tanpa pesta kembang api dan diganti dengan solawatan, BLUD UPTD Teratai Mas berharap masyarakat dapat menyambut tahun baru dengan suasana yang lebih tenang, bermakna, dan penuh empati.

"ni adalah upaya bersama untuk saling menjaga dan menunjukkan kepedulian, terutama di masa yang tidak mudah seperti sekarang," pungkas Topan. (jti)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.