Polemik Jembatan KA Lembah Anai, Gubernur Mahyeldi dan Fadli Zon Kompak Minta Kaji Ulang
December 26, 2025 04:27 PM

 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Rencana pembongkaran jembatan kereta api di kawasan Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, kini tengah menjadi sorotan publik.

Infrastruktur ikonik tersebut terancam dibongkar menyusul dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor hebat yang melanda wilayah itu beberapa waktu lalu.

Menanggapi wacana tersebut, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, angkat bicara.

Menurutnya, diperlukan kajian dan analisis yang jauh lebih mendalam sebelum menyentuh aset yang memiliki nilai sejarah tinggi tersebut.

Mahyeldi mengingatkan bahwa jembatan kereta api di Lembah Anai bukan sekadar konstruksi besi biasa.

Baca juga: Galodo Susulan Terjang Pasa Maninjau, 60 KK di Agam Mengungsi Kedua Kalinya, Rumah Rusak Bertambah

Struktur ini merupakan bagian integral dari Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) yang telah diakui secara internasional.

"Jembatan kereta api ini berkaitan erat dengan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS), sehingga perlu kajian dan analisa yang lebih dalam lagi," ujar Mahyeldi di PLN UID Sumbar, Rabu (24/12/2025).

Pengakuan dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menjadi alasan kuat mengapa langkah pembongkaran harus dipertimbangkan secara matang.

Mahyeldi menekankan bahwa status warisan dunia membawa tanggung jawab moral dan hukum untuk menjaga keaslian serta kelestariannya.

Menteri Kebudayaan Kunjungi Lokasi

Sikap senada juga datang dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan akan meninjau langsung kondisi fisik jembatan di lapangan sebelum keputusan final diambil oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Baca juga: Galodo Susulan Hantam Jorong Pasa Maninjau, BPBD Agam Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa

Fadli Zon menegaskan pentingnya melihat fakta di lapangan secara objektif. Baginya, jembatan tersebut adalah simbol sejarah transportasi dan industri di masa lampau yang tidak bisa digantikan begitu saja dengan struktur baru yang modern.

Ia berpendapat bahwa selama struktur tersebut masih memungkinkan untuk dipulihkan, maka perbaikan adalah jalan keluar yang paling bijak untuk mempertahankan nilai sejarahnya.

“Kalau saya cenderung, jika masih bisa diperbaiki tentu harus kita perbaiki. Sebaiknya memang diperbaiki, tapi kita lihat dulu karena ini masih dalam tahap awal pembahasan,” imbuhnya.

Rencana pembongkaran ini memang memicu perdebatan antara aspek keselamatan infrastruktur jalan raya yang berada di bawahnya dengan aspek pelestarian cagar budaya.

Banjir bandang yang merusak badan jalan nasional di Lembah Anai membuat beberapa pihak mengusulkan penataan ulang kawasan secara total.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Sumbar, BMKG Sebut Hujan Lebat di Mentawai dan Dharmasraya Siang Ini

Namun, bagi masyarakat Sumatera Barat dan pemerhati sejarah, jembatan Lembah Anai adalah identitas visual yang melegenda.

Jika jembatan tersebut hilang, maka salah satu elemen penting dari narasi besar "Kereta Api Mak Itam" dan sejarah pertambangan di Minangkabau akan terputus.(*)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.