Ritual Sakral Penjelengan Minyak Hifziyah di Lombok, Majur untuk Pengobatan
December 27, 2025 01:55 PM

 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Rozi Anwar 

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Tradisi Penjelengan Minyak Hifziyah di Pondok Pesantren Thohir Yasin, Lendang Nangka, Lombok Timur, sebuah warisan sakral masyarakat Sasak yang memadukan doa, zikir, dan pengobatan tradisional dalam satu prosesi yang khidmat.

Penjelengan atau pembuatan minyak tersebut dilakukan setiap malam Jumat pertama di bulan Rajab.

Tradisi yang juga dikenal dengan sebutan Minyak Lendang Nangke ini, dikenal juga dengan minyak Bapak Tuan Guru, atau Minyak 1000 Hajat ini. Pembauatan minyak ini telah berlangsung dengan turun-temurun.

"Tahun ini lebih dari 90 kelompok dari berbagai daerah di Pulau Lombok ikut terlibat. Setiap kelompok terdiri dari 15 hingga 40 orang, dan masing-masing mengolah 99 butir kelapa sebagai bahan utama minyak," kata Lalu Riki Wijaya, salah satu yang ikut terlibat membuat minyak pada, Sabtu (27/12/2025).

Menurutnya, proses penjelengan minyak Hifziyah dilakukan dengan syarat yang ketat. Seluruh peserta wajib menjaga wudhu sejak awal hingga akhir proses, sembari melantunkan ayat-ayat al-Qur’an.

"Selama penjelengan, empat surat terus dibaca tanpa putus, yakni Surat Yasin, As-Sajdah, Ad-Dukhan, dan Al-Mulk. Bacaan ini berlangsung hingga minyak matang, biasanya sampai sepertiga malam," tuturnya.

Riki menjelaskan, unsur spiritual tersebut diyakini menjadi sumber keberkahan dan kekuatan dari minyak Hifziyah. 

Karena itu, minyak tersebut tidak dipandang sekadar sebagai ramuan herbal, melainkan sebagai hasil ikhtiar lahir dan batin yang dibingkai doa.

"Minyak Hifziyah dipercaya membantu penyembuhan berbagai penyakit, sekaligus menjadi simbol usaha menjaga kesehatan dengan melibatkan aspek jasmani dan ruhani," jelasnya.

Tradisi ini juga mencerminkan kearifan lokal masyarakat Sasak yang sejak lama mengintegrasikan pengobatan tradisional dengan nilai-nilai keislaman. 

Di tengah arus modernisasi, penjelengan minyak Hifziyah tetap bertahan sebagai bentuk pelestarian farmasi tradisional Lombok.

Baca juga: Cuaca Ekstrem, Satu Rumah Warga di Lombok Barat Rusak Tertimpa Pohon

Tak hanya bernilai spiritual dan kesehatan, kegiatan ini juga mempererat ikatan sosial. Santri, alumni, dan masyarakat dari berbagai daerah berkumpul, bekerja bersama, dan membangun kebersamaan dalam satu tradisi.

"Penjelengan minyak ini memperkuat silaturahmi sekaligus menjaga identitas budaya Sasak dalam bingkai Islam yang rahmatan lil ‘alamin," pungkasnya.

Di usia 36 tahun Pondok Pesantren Thohir Yasin, tradisi Penjelengan Minyak Hifziyah terus dijaga dan diwariskan, menjadi penanda bahwa warisan leluhur tetap relevan ketika dirawat dengan nilai taqwa.

(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.