SURYA.CO.ID, SURABAYA - Penerapan kurikulum kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) di sekolah mulai diarahkan sejak dini di Jawa Timur.
Langkah ini diambil untuk menjawab tantangan pesatnya perkembangan teknologi digital sekaligus menyiapkan sumber daya manusia yang adaptif, kreatif, dan berdaya saing global.
Seiring arah kebijakan tersebut, sejumlah perguruan tinggi di Jawa Timur aktif turun tangan memberikan pelatihan AI dan koding bagi guru maupun siswa.
Mulai dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (Umsura) hingga Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), kampus-kampus menjadi mitra strategis sekolah dalam penguatan literasi dan kompetensi AI.
Baca juga: ITS Luncurkan Golden Ticket 2026, Buka Akses Pendidikan bagi Siswa 3T
ITS, misalnya, mendorong pengenalan AI melalui pelatihan talenta, pembinaan siswa SMA/SMK, hingga pendampingan guru.
Pendekatan yang dilakukan tidak hanya menekankan aspek teknis, tetapi juga etika dan pemanfaatan AI sebagai alat berpikir kritis dan pemecahan masalah.
Sementara itu, Universitas Muhammadiyah Surabaya juga aktif menggelar pelatihan literasi digital dan AI dasar bagi pendidik.
Kampus menekankan bahwa AI perlu dipahami secara kontekstual agar benar-benar mendukung proses pembelajaran, bukan sekadar digunakan secara instan.
Di tingkat kebijakan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Dindik Jatim) mulai menyiapkan fondasi kurikulum berbasis AI secara bertahap.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, menyebut penguatan AI dan koding menjadi bagian penting dari strategi literasi digital pendidikan menengah.
Salah satu langkah konkret dilakukan melalui pelatihan khusus koding dan AI kepada 100 siswa SMA/SMK di Mojokerto pada September lalu.
Pelatihan tersebut bertujuan melatih siswa agar mampu mengoptimalkan AI untuk membangun produk digital berbasis koding.
“Langkah ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk memperkuat literasi digital dan mempersiapkan generasi muda menghadapi tuntutan teknologi masa depan,” ujar Aries.
Menurutnya, AI dan koding merupakan keterampilan esensial yang harus dikuasai siswa dan guru.
Ia menekankan bahwa sekolah tidak cukup hanya menggunakan AI sebagai alat bantu, tetapi juga perlu mendorong pengembangan solusi berbasis teknologi.
“Sekolah-sekolah di Jawa Timur harus menjadi pionir dalam menyiapkan murid yang unggul di bidang digital. Penguatan pembelajaran berbasis AI dan koding adalah langkah krusial untuk memperkuat daya saing siswa di tingkat nasional maupun global,” tegasnya.
Selain siswa, Dindik Jatim juga mempercepat peningkatan kompetensi guru melalui berbagai bimbingan teknis (bimtek) pemanfaatan teknologi digital.
Salah satunya melalui Bimtek Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Sarana Digitalisasi Pembelajaran untuk jenjang SMK yang digelar di Surabaya.
“Tenaga pendidik hebat adalah guru yang adaptif dan mampu mengaplikasikan teknologi dalam pembelajaran. Mari kita manfaatkan teknologi dengan optimis agar Jawa Timur menjadi barometer pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan,” ujar Aries.
Ia menegaskan guru harus terus berinovasi dan menguasai teknologi agar proses pembelajaran semakin bermakna.
Pemanfaatan AI dan teknologi digital, lanjutnya, akan membuka peluang bagi siswa untuk lebih kreatif, kritis, dan siap bersaing secara global.