BANGKAPOS.COM - Sosok Gibran Huzaifah Amsi El Farizy sempat viral pada Agustus 2025 lalu dan menyita perhatian publik.
Diketahui, Gibran Huzaifah merupakan mantan CEO eFishery.
eFishery adalah startup teknologi akuakultur asal Bandung, Indonesia, di bawah PT Multidaya Teknologi Nusantara.
Perusahaan ini fokus pada solusi pintar untuk budidaya ikan dan udang menggunakan IoT yang didirikan pada tahun 2013 oleh Gibran Huzaifah, Chrisna Aditya, dan Muhammad Ihsan.
Sebagai pendiri eFishery, Gibran Huzaifah justru tersandung kasus pidana.
Baca juga: Panik Rahasia Dibongkar, Oknum Polisi Buang Jasad Mahasiswi ULM ke Selokan, Korban Teman Calon Istri
Ia dituding melakukan penggelapan hingga harus ditahan oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri.
Saat ditindak polisi, Gibran Huzaifah dituduh menggelapkan dana dalam proses akuisisi perusahaan teknologi yang dilakukan eFishery pada tahun 2024.
Dana yang digelapkan Gibran Huzaifah selama sembilan bulan diduga mencapai 600 juta dollar AS atau Rp9,74 triliun.
Karena alasan itu pula, Gibran Huzaifah dicopot dari jabatannya sebagai CEO eFishery pada Desember 2024.
Ia kemudian digantikan Adhy Wibisono sebagai CEO sementara alias interim.
Setelah kasus tersebut dilaporkan ke Bareskrim Polri, Gibran Huzaifah kemudian dijadikan tersangka dan ditahan pada Kamis (31/7/2025) silam.
Gibran Huzaifah Amsi El Farizy dikenal sebagai salah satu pendiri sekaligus mantan CEO eFishery, sebuah perusahaan rintisan teknologi yang bergerak di bidang budidaya ikan dan perikanan.
Startup ini berbasis di Bandung dan berfokus pada pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi usaha perikanan.
Gibran lahir di Jakarta pada 1989. Ia merupakan alumni Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2007.
Sebelum terjun ke dunia startup, Gibran sempat menjalani profesi sebagai pembudidaya ikan lele, yang kemudian menjadi dasar pengembangan solusi teknologi di sektor perikanan.
Pada 2013, Gibran mendirikan eFishery bersama dua rekannya, Muhammad Ihsan Akhirulsyah dan Chrisna Aditya.
eFishery mengembangkan berbagai solusi digital untuk pembudidaya ikan dan udang, dengan produk utama eFisheryFeeder, yaitu alat pemberi pakan ikan otomatis yang dapat dikendalikan melalui ponsel pintar.
Seiring waktu, eFishery berkembang pesat dan menarik perhatian investor global.
Baca juga: Kronologi Dosen UIM Berkasos ‘Canada’ Tiba-tiba Ludahi Kasir Swalayan, Ternyata ASN Lulusan S3
Perusahaan ini dikenal luas sebagai salah satu startup perikanan terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, serta memperoleh status unicorn setelah mendapatkan pendanaan dari investor internasional seperti SoftBank dan Temasek.
Pada 2017, Gibran juga masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia di kategori industri dan manufaktur.
Dalam perjalanannya, Gibran aktif di ekosistem kewirausahaan dan tercatat sebagai Entrepreneur Endeavor sejak 2016.
Melalui eFishery, perusahaan mengklaim telah membantu banyak pembudidaya ikan dan udang di berbagai daerah di Indonesia dalam mengelola usaha secara lebih efisien.
Namun, pada periode akhir 2024 hingga 2025, nama Gibran menjadi sorotan setelah muncul dugaan masalah internal dan penyelewengan dana di lingkungan eFishery.
Seiring perkembangan kasus tersebut, ia tidak lagi menjabat sebagai CEO. Pada Agustus 2025, Gibran dilaporkan ditahan oleh aparat penegak hukum dan kasusnya masih dalam proses hukum sesuai ketentuan yang berlaku.
Nama lengkap: Gibran Huzaifah Amsi El Farizy
Tahun lahir: 1989
Tempat lahir: Jakarta
Pendidikan
Alumni Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH)
Institut Teknologi Bandung (ITB), angkatan 2007
Karier
Pembudidaya ikan lele (awal karier)
Salah satu pendiri dan mantan CEO eFishery (didirikan 2013)
Perusahaan
eFishery, startup teknologi perikanan berbasis di Bandung
Produk utama: eFisheryFeeder, alat pemberi pakan ikan otomatis berbasis aplikasi
Pencapaian
eFishery meraih status unicorn dengan dukungan investor global seperti SoftBank dan Temasek
Masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2017
Entrepreneur Endeavor sejak 2016
Catatan
Pada periode akhir 2024–2025, Gibran tidak lagi menjabat sebagai CEO eFishery
Pada Agustus 2025, ia dilaporkan menjalani proses hukum sesuai ketentuan yang berlaku
Berikut gurita bisnis Gibran Huzaifah.
Gibran Huzaifah adalah eks CEO eFishery yang ditangkap aparat Bareskrim Polri terkait kasus dugaan penggelapan dana pada proses akuisisi perusahaan.
eFishery adalah sebuah startup teknologi akuakultur asal Indonesia yang didirikan pada 8 Oktober 2013 oleh Gibran Huzaifah, Muhammad Ihsan Akhirulsyah, dan Chrisna Aditya.
Perusahaan ini berfokus pada pengembangan solusi berbasis teknologi untuk budidaya ikan dan udang, terutama melalui perangkat pemberi pakan otomatis berbasis Internet of Things (IoT) yang dikenal sebagai eFisheryFeeder.
Pada Desember 2024, eFishery tersandung kasus dugaan penggelembungan pendapatan dan penggelapan danahingga Rp 9,74 triliun.
Gibran Huzaifah, pendiri dan mantan CEO, serta beberapa petinggi lainnya telah ditahan oleh Bareskrim Polri sejak 31 Juli 2025.
Dirtipideksus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Helfi Assegaf membenarkan penangkapan tersebut.
Baca juga: Sosok Pelapor Ijazah Wagub Babel Hellyana, Pernah Diteror dan Ditawari Uang Minta Kasus Dicabut
Menurut Helfi, Gibran sudah ditahan sejak Kamis 31 Juli 2025 lalu.
"Iya, betul. Terhadap Gibran (Huzaifah) dilakukan penahanan sejak hari Kamis, tanggal 31 Juli 2025," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (5/8/2025).
Helfi enggan merinci pasal apa yang dituduhkan terkait penahanan terhadap bos perusahaan rintisan bidang akuakultur ini.
Startup teknologi akuakultur eFishery tersandung kasus fraud yang melibatkan Chief Executive Officer (CEO) Gibran Huzaifah dan Chrisna Aditya yang merupakan Chief of Product Officer (CPO).
Masalah ini pertama kali mencuat usai investor kelas kakap mencurigai adanya masalah fraud atau penyalahgunaan finansial yang terjadi pada eFishery.
Mereka menuding Gibran Huzaifah dan Chrisna Aditya terlibat dalam penggelapan dana perusahaan serta penyelewengan laporan kinerja keuangan perusahaan.
Gibran Huzaifah mendirikan eFishery pada 2013 bersama dua rekannya, berawal dari pengalaman sebagai peternak ikan lele.
eFishery berkembang pesat menjadi startup unicorn pada 2023, dengan valuasi lebih dari Rp 15 triliun dan pendanaan dari investor global.
Bisnisnya Mencakup
Smart Feeder: alat pemberi pakan otomatis berbasis IoT
eFisheryKu: platform edukasi dan manajemen budidaya
eFisheryFund: layanan pembiayaan untuk petani ikan
eFisheryFresh: distribusi hasil panen langsung ke konsumen
Struktur Gurita Bisnis
Induk usaha eFishery, PT Multidaya Nusantara Teknologi (MTN), melakukan akuisisi terhadap startup teknologi DycodeX pada 2024.
Audit menemukan aliran dana sebesar Rp 15 miliar ke empat CV terafiliasi:
CV Deeptech Solusi Indonesia
CV Teknologi Terkini Mandiri
CV Solusi Teknologi Harmoni
CV Integrasi Teknologi Terdepan
Gibran diduga menandatangani surat jaminan pribadi dengan empat individu yang mewakili CV tersebut, menunjukkan keterlibatan langsung.
Laporan keuangan eFishery diduga digelembungkan hingga Rp 9,74 triliun dalam 9 bulan terakhir 20244.
Perusahaan mengklaim memiliki 400.000 unit smart feeder, namun investigasi hanya menemukan 24.000 unit aktif.
Meski dilaporkan untung Rp 230 miliar, kenyataannya perusahaan mengalami kerugian Rp 575 miliar.
Gibran Huzaifah diduga melakukan penggelapan yang nilainya tidak main-main.
Angka uang yang diduga digelapkan Gibran Hufaizah mencapai 600 juta dollar AS atau setara Rp 9,74 triliun dalam waktu sembilan bulan.
Baca juga: Prof Udin: Kalau Tidak Ada Duit Kita Gotong Royong, Solusi Bangun Kota di Tengah Anggaran Terbatas
Dalam laporan resminya, eFishery menyatakan meraup laba sekitar 16 juta dollar AS atau Rp 230 miliar pada September 2024.
Namun, fakta investigasi menunjukkan perusahaan justru mengalami kerugian hingga 35,4 juta dollar AS atau sekitar Rp 575 miliar pada periode yang sama.
Tak hanya itu, pihak perusahaan juga disebut mengklaim memiliki lebih dari 400.000 unit smart feeder alat pemberi pakan ikan otomatis berbasis teknologi padahal penyelidikan menemukan hanya sekitar 24.000 unit yang benar-benar beroperasi.
(Tribunnews.com/Kompas.com/Tribun-medan.com/Bangkapos.com)