TRIBUNPALU.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi menjelang Tahun Baru 2026.
Bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang dipicu oleh fenomena atmosfer, hidrologi, dan oseanografi, seperti curah hujan ekstrem, angin kencang, suhu ekstrem, hingga kekeringan panjang.
Dampak dari fenomena ini bisa berupa banjir, tanah longsor, puting beliung, kekeringan, hingga kebakaran hutan, yang sering diperparah oleh perubahan iklim dan aktivitas manusia.
Baca juga: Dapat Remisi 10 Bulan di 2025, Begini Kondisi dan Kegiatan Istri Ferdy Sambo Selama di Lapas
BMKG mengingatkan pemerintah daerah, BPBD, dan aparat terkait untuk siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Kesiapsiagaan ini dinilai penting mengingat tingginya mobilitas masyarakat dan aktivitas saat libur Tahun Baru 2026.
Warga disarankan untuk tidak mengabaikan peringatan dini, serta tetap berhati-hati saat melakukan aktivitas di luar rumah, terutama saat cuaca ekstrem terjadi.
Upaya mitigasi dini diharapkan dapat meminimalkan dampak bencana dan menjaga keselamatan masyarakat.
BMKG mencatat 25 wilayah berpotensi mengalami peningkatan intensitas hujan, yaitu:
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Sulteng Senin, 29 Desember 2025: 10 Wilayah Berawan, Waspada Hujan Ringan
Sumatra Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatra Selatan
Kepulauan Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
Banten
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Maluku
Papua Barat Daya
Papua Barat
Papua Tengah
Papua Pegunungan
Papua
Papua Selatan
Selain 25 wilayah berisiko peningkatan intensitas hujan, BMKG mencatatada 14 wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada 29 Desember 2025-1 Januari 2026.
Baca juga: Jejak Digital Atalia Soal Tak Rela Ridwan Kamil Bertemu Aura Kasih Disorot Lagi
Cuaca ekstrem tersebut berupa hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat, serta angin kencang. Berikut rinciannya:
Status siaga (hujan lebat-sangat lebat):
Aceh
Sumatra Utara
Bengkulu
Nusa Tenggara Barat
Angin kencang:
Riau
Kepulauan Riau
Bengkulu
Jambi
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Papua Selatan
Lebih lanjut, BMKG memprediksi dinamika atmosfer hingga Tahun Baru 2026.
BMKG menjelaskan sedang ada perbedaan tekanan Udara sebesar +13.9 yang menunjukkan adanya perambatan seruakan ingin (cold surge) dari Asia menuju wilayah Indonesia.
Sementara, nilai Cross-Equatorial Northerly Surge (CENS) yang saat ini terpantau sebesar -5.3 juga berada pada kategori signifikan.
Kombinasi dinamika tersebut diperkirakan memengaruhi kondisi cuaca di Indonesia sampai Tahun Baru 2026.
Monsun Asia Jadi Pemicu
Sebelumnya, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengungkapkan aktifnya Monsun Asia jadi pemicu utama meningkatnya suplai massa udara basah yang diprediksi akan berdampak pada mobilitas tinggi masyarakat di akhir tahun.
Andri mengatakan sejumlah wilayah berpotensi diguyur hujan lebat hingga sangat lebat sampai awal Januari 2025.
Baca juga: Roy Suryo Tolak Damai dengan Jokowi, Ngotot Tuding Ijazah Ayah Gibran Palsu
Wilayah yang dimaksud adalah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Papua Selatan.
Sementara itu, kondisi di wilayah yang baru saja terdampak bencana Hidrometeorologi, yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, secara umum dalam sepekan ke depan, diprediksi relatif kondusif.
Berdasarkan hasil analisis BMKG, tiga wilayah itu didominasi warna hijau pada peta prediksi.
Artinya, curah hujan masuk kategori ringan atau kurang dari 20 mm per hari.(*)