Kebohongan besar dalam sejarah yang mengubah dunia. Salah satunya adalah terkait gerakan Romantisme di Eropa.
Intisari-Online.com -Sering kita tak sadar bahwa perubahan-perubahan yang ada di dunia ini ternyata berawal dari sebuah kebohongan. Inilah tiga kebohongan besar dalam sejarah yang ternyata mengubah wajah dunia.
Kita mulai dari nomor 3 ya…
Pada 1949, Presiden Argentina Juan Peron ingin negaranya menjadi negara berkekuatan nuklir. Untuk mewujudkan impian itu, dia kemudian menyewa Dr. Ronald W. Richter yang mengaku sebagai ilmuwan Nazi jempolan dan salah satu pakar energi nuklir terkemuka di dunia.
Pada kenyataannya, dia hanya seorang teknisi ledakan Austria yang bekerja selama enam bulan. Richter memainkan peran palsunya terus menerus selama satu tahun.
Ketika Peron bertanya tentang keberlangsungan proyek nuklirnya, Richter berbohong telah menemukan terobosan ledakan fusi yang masih harus dirahasiakan. Namun, pada Maret 1951 Peron mengumumkan pada dunia bahwa dia mempunyai teknologi ledakan fusi.
Banyak komunitas ilmiah yang ragu, untuk membuktikannya dicobalah sebuah praktik. Namun yang Richter lakukan hanya meledakkan TNT palsu. Dari situ terungkap identitas asli Richter yang mengakibatkan penangkapan atas dirinya.
Pada 1492, keseharian Michaelangelo hanya berkeliling Italia menjual patung-patung buatan sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena sepi peminat Michaelangelo mulai menjajakan patung Romawi yang katanya antik.
Salah satu yang dipalsukan adalah patung cupid tertidur. Untuk membuatnya terkesan antik setelah dipahat dan dibentuk, dia menguburnya dalam tanah, dan kemudian dibuat kasar.
Cardinal Riario adalah pria yang tertipu, namun suatu saat Michaelangelo mengaku kepadanya bahwa dialah yang membuat patung itu sendiri. Riario sontak marah karena ditipu, namun dia terkagum-kagum oleh bakat Michaelangelo membuat patung. Michaelangelo adalah seorang seniman Renaisans terkenal pembuat patung, lukisan, arsitektir, dan puisi.
Pada 1800-an, muncul gerakan Romantisme (gerakan seni atas landasan filosofi yang menekankan emosi dari alam sebagai perlawanan terhadap norma kebangsawanan). Salah satu pendiri gerakan tersebut adalah James Macpherson yang mengaku terinspirasi oleh puisi penyair Ossian abad ke-3.
Puisi itu menceritakan eksploitasi mitos Gaelik legendaris tentang Fingal.
Karena tidak biasa, puisi itu kemudian populer dan banyak dikutip oleh orang-orang penting. Dari Napoleon, penulis Diderot, Klopstock, Goethe, Byron, Coleridge, Wordsworth, Walter Scott, dan Yeats semua mengutip puisi Ossian itu.
Komposer Felix Mendelssohn, Le Sueur, dan Franz Schubert mengatakan puisi-puisi ini memotivasi mereka. Namun ternyata puisi itu palsu belaka, Ossian hanya tokoh fiktif rekaan Macpherson.
Ternyata James Macpherson membuat puisi itu sendiri dalam bahasa Inggris. Kemudian dia menerjemahkannya dalam bahasa Gaelik dan berpura-pura menerjemahkannya kembali ke bahasa Inggris.