TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Sejumlah wisatawan merasa kecewa Museum Keraton Solo ditutup pada masa liburan.
Pangageng Kebudayaan dan Pariwisata PB XIV Hamengkunegoro, GKR Devi Lelyana Dewi, angkat suara perihal penutupan itu.
Gusti Devi, sapaan akrabnya, mengemukakan alasan revitalisasi yang belum selesai sebagai dasar penutupan museum.
"Kami belum bisa membuka karena masih ada sisa pekerjaan dari BPK (Balai Pelestarian Kebudayaan—Red) Wilayah X yang belum selesai,” kata Gusti Devi, saat ditemui di Keraton Solo, Sabtu (27/12/2025).
Devi menyampaikan, tata pamer Museum Keraton Solo memang telah diresmikan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Selasa (16/12/2025).
Namun, revitalisasi ternyata baru mencakup sebagian ruangan di museum.
Adapun bagian lain masih belum memungkinkan diakses.
Devi menyampaikan, pihaknya belum bisa menerapkan rute kunjungan museum seperti pada umumnya.
Dengan begitu pihaknya memutuskan untuk menutup museum seluruhnya.
"Masih seperti yang dilihat ada satu ruangan yang tidak bisa dilalui sesuai dengan jalur yang seperti biasanya. Dari pintu loket ke pelataran dan pelataran masuk lagi kemudian ke ruangan yang ada foto-foto itu," kata Devi.
"Lanjut lurus sampai ke Sumur Songo kemudian menyeberang ke ruangan berikutnya. Alur itu yang belum bisa dilalui,” lanjutnya.
Belum sempurna
Devi mengaku, tidak tahu-menahu mengenai progress pengerjaan revitalisasi Museum Keraton Solo.
Sebab, selama ini dia tidak dilibatkan dalam proses revitalisasi.
"Karena masih ada artefak-artefak yang masih ditempatkannya sesuai dengan display. Layoutnya diganti itu saya juga nggak tahu ditaruh di situ,” kata Devi.
“Itu kami menunggu koordinasi dengan BPK Wilayah X,” jelasnya.
Beberapa bagian dalam tata pamer, menurutnya, belum berfungsi sempurna.
Salah satunya pintu otomatis yang belum seluruh komponennya terpasang.
"Kemarin sesudah acara sebetulnya kami sudah janjian untuk meneruskan pekerjaan. Sampai sekarang belum ada konfirmasi lagi,” kata Devi.
“Menurut BPK dan pihak penyedia vendor pintu otomatis ada satu otomatisnya yang harus dibeli. Itu kemungkinan berkendala di situ tapi saya tidak diberi konfirmasi lebih lanjut,” imbuhnya.
Dia menegaskan, penutupan museum bukan tanpa alasan.
Pihaknya tidak ingin mengambil risiko kerusakan terhadap benda-benda cagar budaya.
"Lebih kepada karena pekerjaan belum selesai. Takutnya kalau ada apa-apa rusak atau gimana kan nanti juga tidak mau seperti itu,” terangnya.
Ia menginginkan agar pekerjaan revitalisasi benar-benar diselesaikan sehingga museum dapat dinikmati pengunjung dengan nyaman.
"Kami menunggu semua proses penyelesaian revitalisasi selesai 100 persen. Dari pihak saya sebagai Pengageng Museum dan Pariwisata menunggu konfirmasi BPK untuk menyelesaikan sisa pekerjaan,” jelasnya.
Tanggapan BPK
Dalam kesempatan terpisah, Kepala BPK Wilayah X, Manggar Sari Ayuati, mengakui kendala yang dihadapi dalam Proyek Revitalisasi Museum Keraton Solo.
Salah satunya keterlambatan pengiriman sensor pintu yang membuat pekerjaan revitalisasi terhenti.
"Pekerjaan kami terhenti karena ada keterlambatan pengiriman sensor pintu. Rencananya pekerjaan akan kami lanjutkan segera setelah sensor tiba,” kata Manggar, Sabtu (27/12/2025).
Terhentinya proyek revitalisasi ini membuat pihak keraton menutup museum di masa liburan.
Manggar menyatakan, pembukaan museum menjadi sepenuhnya kewenangan keraton.
"Yang kemarin kami kerjakan kan baru dua ruangan, yang lain belum, menunggu anggaran berikutnya,” jelasnya.
Selain itu, sejumlah kekurangan masih mewarnai proyek revitalisasi.
Salah satunya cat plafon yang terkelupas.
Manggar menjelaskan, kekurangan ini masih menjadi tanggung jawab pemeliharaan dalam proyek revitalisasi. (Tribunsolo.com)