TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lapangan Karebosi, Jl Jenderal Ahmad Yani, Kota Makassar Sulawesi Selatan dipadati pasukan berbaju putih sejak pukul 06.30 wita.
Kehadiran para peserta tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara pelantikan Ketua RT dan RW se Kota Makassar.
Sejak pagi, barisan Ketua RT/RW terlihat tertib memadati area lapangan, mengikuti arahan panitia sebelum prosesi pelantikan dimulai.
Pelantikan ini menjadi momentum penting bagi para Ketua RT dan RW akan mengemban amanah sebagai ujung tombak pelayanan pemerintahan di tingkat paling bawah.
Selain dihadiri para Ketua RT/RW terlantik, acara tersebut juga dihadiri jajaran Pemerintah Kota Makassar.
Selain Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, hadir juga Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham, Ketua DPRD Supratman, kepala dinas, camat, hingga lurah.
Suasana Lapangan Karebosi tampak semarak namun tetap tertib.
Mereka disiapkan tempat duduk, dipisahkan antar kecamatan.
Mereka menghadiri pelantikan Ketua RT/RW yang digelar Badan Pemberdayaan Masyarakat.
Mereka juga membawa rompi nyentrik berwarna merah marun.
Rompi tersebut serentak digunakan pada saat pemasangan secara simbolis oleh Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin.
Suasana ini penuh khidmat meski para Ketua RT/RW disengat terik matahari pagi.
Sebanyak 6.032 yang dilantik.
Terdiri dari 5.027 Ketua RT dan 1005 Ketua RW.
Ketua RT/RW tersebut tersebar di 153 kelurahan dan 15 kecamatan di Makassar.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin membakar semangat ketua RT/RW saat menyampaikan sambutan.
Ia juga menyelipkan banyak pesan dan peringatan pada momen ini.
Kata Munafri, pelaksanaan pemilihan RT/RW berjalan dengan sangat baik meski masih terdapat sejumlah kekurangan yang perlu dibenahi ke depan.
Menurutnya, pemilihan langsung RT/RW ini menjadi sejarah panjang yang tidak akan terlupakan bagi Kota Makassar.
“Ini memberikan makna bahwa demokrasi di Kota Makassar benar-benar dipilih melalui kesepakatan warga. Tidak ada lagi Ketua RT/RW yang ditunjuk atas keinginan pihak tertentu, tetapi dipilih langsung oleh masyarakat di wilayahnya masing-masing,” ujarnya.
Dengan sistem tersebut, ia berharap arus informasi di tengah masyarakat dapat berjalan lebih baik karena Ketua RT/RW merupakan representasi langsung dari warga setempat.
Ia menegaskan, jabatan RT/RW bukanlah jabatan struktural pemerintahan, melainkan jabatan sosial yang sarat tanggung jawab.
“Tugas RT/RW adalah perpanjangan tangan pemerintah untuk mencermati kondisi masyarakat, menyampaikan informasi yang jelas, dan menjaga kepedulian sosial di wilayahnya. RT/RW adalah wajah pemerintah Kota Makassar di tingkat paling bawah,” tegasnya.
Ia pun menekankan pentingnya integritas dalam menjalankan tugas.
Pemerintah Kota Makassar, kata dia, tidak ingin mendengar adanya RT/RW yang justru menjadi sumber persoalan atau bertindak tidak adil kepada masyarakat. (*)