Sosok Perawat Asal Indonesia Ikut Selamatkan Panti Lansia di Jepang, Pemuda 28 Tahun
December 29, 2025 03:32 PM

 

SURYA.CO.ID - Sebuah panti lansia bernama Chojyuen di kota kecil Nakatonbetsu, Hokkaido, Jepang hampir ditutup karena kehabisan pegawai. 

Padahal panti lansia itu menjadi tempat tinggal 43 lansia berusia 80-90 tahun. 

Namun, situasi berubah setelah pemerintah kota setempat mendatangkan sejumlah mahasiswa perawatan dari Asia, salah satunya Indonesia. 

Perawat Indonesia itu adalah Dino Ramdan Pamungkas, seorang pemuda berusia 28 tahun. 

Dino merupakan lulusan sekolah keperawatan di Higashikawa, Hokkaido, Jepang. 

Setiap hari, ia membantu lansia untuk makan dan beraktivitas. 

“Melihat penghuni tersenyum saat diajak bicara membuat saya bahagia,” ujar Dino, dikutip dari Tribunnews.com.

Baca juga: Balai RW 4 Kampung Ketandan Surabaya Jadi Percontohan Bangunan Hemat Energi Berkonsep Jepang

Kehadiran Dino dan rekan-rekannya pun mendapat sambutan positif dari keluarga penghuni. 

“Mereka rajin dan sangat serius bekerja. Jujur saja, Jepang tidak bisa lagi mengandalkan orang Jepang saja,” ujar salah satu keluarga lansia. 

Kondisi Krisis Jepang

ANTI-MAINSTREAM - Salah satu tujuan wisata di Jepang yang menjadi rekomendasi tiket.com. Pihaknya juga membagikan empat rekomendasi destinasi anti-mainstream di Jepang yang menyimpan keindahan dan cerita unik.
ANTI-MAINSTREAM - Salah satu tujuan wisata di Jepang. (Foto Istimewa tiket.com)

Kota Nakatonbetsu sedang mengalami masalah besar. 

Sebanyak 41,5 persen penduduknya adalah lansia. 

Pada tahun 2023, pengelola panti lansia Chojyuen yang lama menyerah karena tidak ada staf dan kekurangan uang. 

Jika panti ini tutup, para lansia harus pindah ke kota lain, padahal kondisi mereka sudah sangat tua. 

Akhirnya, pemerintah kota mengambil alih dan mencari bantuan ke Higashikawa, kota yang sejak lama aktif mendatangkan mahasiswa perawatan dari Asia. 

Kini, dari 17 staf Chojyuen, empat di antaranya adalah tenaga asing, termasuk perawat Indonesia yaitu Dino. 

Krisis yang Terjadi di Seluruh Jepang

Jalanan di Kota Fukuoka TKP perampasan
Jalanan di Kota Fukuoka TKP perampasan (surya.co.id/istimewa)

Masalah ini tidak hanya terjadi di satu kota, tapi di seluruh Jepang. 

Di wilayah Hokkaido saja, diperkirakan akan kekurangan 28.000 perawat dalam 15 tahun ke depan. 

Untuk mengatasi krisis, sejak 2018 lebih dari 30 pemerintah daerah dan sekolah kejuruan membentuk konsorsium. 

Pemerintah setempat memberikan beasiswa hingga 3,7 juta yen agar anak muda dari Indonesia, Thailand dan negara Asia lainnya mau belajar dan bekerja di sana. 

Tentunya dengan syarat, lulusan bekerja minimal lima tahun di fasilitas perawatan di Hokkaido. 

Seorang dosen bernama Minoru Tomizuka bahkan datang langsung ke sekolah perawat di Garut, Indonesia, untuk mencari tenaga bantuan. 

Tomizuka menjelaskan betapa sulitnya posisi Jepang saat ini. 

​"Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia, hanya ada sedikit orang yang mendukung mereka, dan orang Jepang tidak lagi dapat mendukung orang tua Jepang. Situasi cukup prihatin di Jepang," ungkap Tomizuka. 

Indonesia menjadi sasaran utama perekrutan tenaga kerja karena terbatasnya peluang kerja di dalam negeri. 

Hal ini diperkuat dengan tawaran gaji awal perawat lansia di Jepang yang bisa mencapai empat kali lipat dibanding pendapatan rata-rata di daerah asal. 

Namun, tantangan baru muncul seiring melemahnya nilai tukar Yen. 

Kondisi ini membuat Jepang mulai kalah bersaing dengan Korea Selatan dan Taiwan yang kini menawarkan pendapatan lebih menarik bagi tenaga kerja asing. 

Meski demikian, pemerintah lokal di Jepang menekankan bahwa hubungan yang dibangun bukan sekadar perekrutan tenaga kerja, melainkan konsep hidup berdampingan (coexistence). 

Hal ini diwujudkan melalui interaksi aktif warga lokal dengan mahasiswa asing dalam berbagai kegiatan, mulai dari acara sekolah, pelatihan budaya, hingga olahraga bersama.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.