TRIBUNKALTIM.CO - Gennaro Gattuso menegaskan bahwa Marcello Lippi adalah panutannya dalam menjalani peran sebagai pelatih Timnas Italia.
Bahkan, legenda AC Milan itu terang-terangan mengatakan telah melakukan "Copy Paste" atas kesuksesan Marcello Lippi membawa Timnas Italia juara Piala Dunia 2006 lalu ke skuad yang sekarang.
Dalam wawancara terbarunya, Gattuso mengaku meniru sepenuhnya pendekatan yang pernah diterapkan Lippi.
Lippi merupakan pelatih Timnas Italia ketika meraih gelar juara dunia di Jerman, dan Gattuso menjadi bagian penting dari skuad legendaris tersebut.
Baca juga: Sudah Terbiasa dalam Tekanan Sejak Usia 12 Tahun, Gattuso Hanya Ingin Italia ke Piala Dunia 2026
Hingga kini, sosok Lippi tetap menjadi referensi utama bagi Gattuso dalam membangun tim nasional.
“Sejak saya menjadi pelatih tim nasional, saya menyalin apa yang dia lakukan,” ujar Gattuso kepada Vivo Azzurro melalui TMW.
“Menjadi pribadi yang jujur dan konsisten, hanya ada satu cara jika ingin membangun sebuah kelompok yang kuat."
"Berikan kepercayaan ekstra kepada pemain ketika mereka sedang mengalami kesulitan, dan bantu mereka bangkit."
Baca juga: Kondisi Timnas Italia Jelang Play-off Piala Dunia 2026, Gattuso Punya Kedalaman Skuad dan Duet Tajam
"Ciptakan rasa memiliki. Dalam hal itu, dia adalah seorang maestro,” lanjutnya.
Gattuso menekankan bahwa pendekatan personal dan rasa kebersamaan menjadi fondasi utama dalam membangun tim yang solid, persis seperti yang dilakukan Lippi hampir dua dekade lalu.
Gattuso juga mengaku kini telah berubah dibanding masa lalu.
“Saya Gattuso yang baru. Saya yang pertama harus menularkan ketenangan dan meminimalkan kesalahan,” ucapnya.
“Ketika kami tiba di Coverciano, fokus kami adalah persiapan pertandingan. Dalam tiga bulan ke depan, saya akan bekerja, bepergian menonton laga, bertemu dan berbicara dengan para pemain. Saya suka berdiskusi dengan mereka, kami sering berkomunikasi.”
Baca juga: Play-off Piala Dunia 2026 Zona Eropa: Timnas Italia vs Irlandia Utara, Misi Gattuso Akhiri Kutukan
Sejauh ini, Gattuso mencatatkan lima kemenangan dari enam laga awal sebagai pelatih Italia.
“Para pemain selalu memberikan segalanya, kecuali laga terakhir melawan Norwegia ketika kami melakukan kesalahan di babak kedua."
"Namun secara umum, tim selalu siap, dengan sikap positif, mentalitas kuat, dan rasa memiliki yang luar biasa,” katanya.
Gattuso juga mengapresiasi pengorbanan para pemainnya.
Baca juga: Italia Singkirkan Israel, Gattuso Bawa Gli Azzurri ke Playoff Piala Dunia 2026
“Ada yang tidak dalam kondisi terbaik, tetapi tetap bertahan lama bersama tim."
"Saat masih bermain, saya sering datang ke Coverciano dengan kruk, dan itu wajar."
"Anda tidak bisa membangun sebuah tim hanya dalam dua atau tiga hari.”
Gattuso ditunjuk sebagai pelatih Italia pada Juni lalu, menggantikan Luciano Spalletti, dan menjalani debutnya pada September dengan kemenangan telak 5-0 atas Estonia.
Baca juga: Pernyataan Gattuso Usai Timnas Italia Menang Telak, Klarifikasinya soal Disebut Tampar Pemain
“Saya langsung menerima tawaran ini tanpa memikirkan untung-ruginya."
"Saya menerimanya dan tidak menyesal."
"Saya mewakili negara saya dan merasa sangat terhormat,” tuturnya.
“Saya mendapat kesempatan melatih Timnas Italia, posisi yang pasti diinginkan jutaan orang."
Baca juga: Top Skor Serie A Retegui Hengkang ke Arab, Apa Gattuso akan Coret dari Timnas Italia?
"Tanggung jawabnya besar, tapi saya sudah terbiasa dengan tekanan sejak usia 12 tahun."
"Sepanjang hidup saya selalu berhadapan dengan tekanan."
"Saya berharap bisa memberikan yang terbaik bersama para pemain dan menghadirkan kebahagiaan besar bagi seluruh negeri.”
Baca juga: Play-off Piala Dunia 2026 Zona Eropa: Timnas Italia vs Irlandia Utara, Misi Gattuso Akhiri Kutukan
Selain mengenang peran besar Lippi, Gattuso juga membahas tantangan besar yang menanti Timnas Italia pada Maret mendatang.
Gli Azzurri dijadwalkan menghadapi Irlandia Utara dalam semifinal play-off Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Gattuso menegaskan bahwa timnya harus tampil jauh lebih siap agar tidak kembali mengalami kegagalan seperti edisi sebelumnya.
Ia menyadari bahwa tekanan besar akan kembali mengiringi perjalanan Italia, namun pengalaman dan mentalitas juara diyakini menjadi modal utama. (*)
