SRIPOKU.COM, MARTAPURA – Prosesi arak-arakan antar jemput pengantin di masyarakat Komering menjadi sorotan karena tidak hanya meriah, tetapi juga sarat makna adat dan moral.
Ketua Lembaga Pembina Adat Kabupaten OKU Timur, H. Leo Budi Rachmadi, SE, menjelaskan bahwa bagian paling sakral adalah penampilan pencak silat Komering.
Dua pendekar mewakili pengantin laki-laki dan perempuan dalam pertarungan simbolik, di mana kemenangan pihak laki-laki melambangkan kesiapan memikul tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga.
“Hanya setelah kemenangan simbolis dicapai, pengantin perempuan dibawa menuju pelaminan yang dimaknai sebagai singgasana bagi kedua mempelai,” ujar Leo, kepada Sripoku.com dan Tribun Sumsel, Senin (29/12/2025).
Prosesi ini juga menegaskan perubahan status sosial pasangan, menandai mereka sah sebagai suami istri menurut adat dan agama.
Selain itu, pencak silat menekankan penghormatan terhadap perempuan, menegaskan etika dan martabat keluarga, serta menolak praktik pernikahan yang merendahkan perempuan.
Leo mengajak masyarakat untuk melestarikan filosofi adat Komering di tengah modernisasi agar generasi mendatang tetap memahami nilai dan jati diri budaya.