Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Yudi Hamzah awalnya menulis buku berjudul 'Kado untuk Bandung, Taman menjadi Kebun Binatang' untuk riset Tamansari secara keseluruhan.
Tetapi, pada bab tentang kebun binatang, Yudi terketuk untuk mengulasnya lebih dalam mengingat permasalahan kebun binatang sedang hangat sejak Agustus lalu.
"Saya coba perdalam lagi, ternyata saya menemukan banyak sumber, terutama dari koran berbahasa Belanda yang mana saya dapatkan fakta-fakta baru," ujarnya di Gedung Ajip Rosidi, Minggu (28/12/2025).
Lanjut Yudi, sebelum kebun binatang saat ini, di wilayah Dago (Ir H Djuanda) sudah ada kebun binatang, disusul wilayah Cimindi di dalam sebuah hotel, dan barulah di kawasan Tamansari.
"Di dalam buku ini pun saya bahas pula tentang pengelolaannya siapa, yayasannya, ketuanya, dan lain-lain. Jadi, mungkin buku ini bisa menjadi fakta-fakta baru. Cerita-cerita yang beredar saat ini bukannya enggak benar, hanya ini sebetulnya saya temukan datanya," ujarnya.
"Kebun binatang ini bukan milik perorangan karena awalnya kan taman. Sebelum menjadi kebun binatang itu ya taman. Maka, buku ini saya beri nama kado untuk Bandung dari taman menjadi kebun binatang," katanya.
Dahulu taman itu dibuat khusus oleh pemerintah kota yang dijadikan sebagai kado ke 25 tahun Kemenkeu Bandung. Ketika taman itu dibuat, lanjutnya, kebun binatang sudah ada di Cimindi dan Dago.
"Ketika kebun binatang di Cimindi dan Dago kolaps, barulah muncul yang Tamansari dan mereka (yayasan) membeli satwa yang ada di Cimindi," katanya.
Yudi pun menilai secara kultural kebun binatang itu milik warga, sehingga ketika ditutup tentu yang dirugikan adalah masyarakat.
“Secara kultural, kebun binatang ini milik warga. Lahannya milik pemerintah, pengelolaannya untuk kepentingan publik. Kalau sampai hilang, masyarakat pasti kehilangan ruang rekreasi dan edukasi yang punya ikatan emosional sangat kuat,” katanya.
Dalam pembuatan buku ini, kata Yudi membutuhkan waktu sekitar dua bulan dengan pengumpulan bahan sekitar dua mingguan.