TRIBUNMANADO.CO.ID - Pelita, renungan P/KB GMIM dalam sepekan mulai 28 Desember 2025 - 3 Januari 2026.
Pembacaan alkitab terdapat pada Matius 20:1-16.
Tema perenungan adalah yang terakhir menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.
Khotbah:
Sahabat-sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan,
Injil Matius ditulis untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Injil ini menyatakan bahwa Kerajaan Surga sudah hadir melalui Yesus Kristus.
Banyak kutipan Perjanjian Lama sering muncul dalam kitab ini seperti ungkapan "supaya genaplah yang difirmankan oleh nabi. Yesus adalah penggenapan nubuat. Yesus adalah Raja Kerajaan Surga itu.
Penulis kitab ini diyakini oleh gereja mula-mula ialah Matius, salah satu murid Yesus, ataupun orang lain yang menulis berdasarkan ajaran dan catatan Matius, ditulis antara 60-85 Masehi di Antiokhia (Suriah), pusat orang Kristen Yahudi pada masa itu.
Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan,
Ayat 1-7: Pemilik kebun anggur menggambarkan Allah yang memanggil orang ke dalam "kebun anggur-Nya" atau bekerja di Kerajaan-Nya.
Jam kerja yang variatif yaitu pagi-pagi, pukul 9, 12, 3 dan 5) melambangkan Allah dapat memanggil siapa saja dan kapan saja untuk bertobat dan menjadi alat bagi Nya.
Pertama-tama orang Yahudi kemudian bangsa-bangsa non Yahudi; baik orang yang taat beragama maupun orang yang berdosa dipanggil dan diterima oleh Allah untuk menerima anugerah-Nya.
Ayat 8-10: upah satu dinar melambangkan keselamatan dan kehidupan kekal yang diberikan Allah. Bukan soal status sosial, jabatan dan popularitas tetapi kemurahan Allah.
Orang-orang yang telah lama menjadi umat Allah (Yahudi atau imam) janganlah iri hati kepada orang-orang yang baru bertobat dan memperoleh keselamatan (non Yahudi atau kaum
awam).
Semua orang yang merespons panggilan Allah untuk bekerja dalam Kerajaan-Nya akan memperoleh keselamatan yang sama.
Ayat 11-12: Sikap bersungut-sungut melambangkan sikap tidak puas dan menuntut untuk lebih diistimewakan dari pada yang lain karena merasa diri lebih benar dan berjasa. Orang Farisi
dan Ahli Taurat pada zaman Yesus sering berlaku demikian terhadap orang-orang yang baru bertobat.
Ayat 13-15: Allah adil terhadap ketetapan dan janji-Nya. Allah tidak pernah ingkar janji
tetapi penuh kebebasan untuk bermurah hati kepada siapa saja yang la kehendaki.
Keselamatan diberikan Allah bukan berdasarkan jasa atau usaha manusia melainkan anugerah Allah semata-mara.
Untuk itu sepatutnya direspons dengan ucapan syukur dan sukacita bukan sebaliknya iri hati dan bersungut sungut.
Sikap tidak mau bersyukur dalam segala hal atas kebaikan Tuhan menyebabkan kekeringan sukacita dan damai sejahtera.
Ayat 16: orang-orang yang dipandang kecil dan lemah secara rohani lalu merespons panggilan anugerah; bertobat dan melayani Allah pada akhirnya mendapat penghargaan luar bias - menjadi yang pertama."
Sangat berbeda akhirnya dengan mereka yang merasa lebih layak dan istimewa, justru "menjadi
yang terakhir."
Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan,
Mari kita menghargai kemurahan hati Allah dalam hidup kita masing-masing. Bukan karena usaha kita. apalagi karena kekuatan kita.
Tuhanlah yang pertama-tama berinisiatif untuk mencari dan melihat kita dengan maksud untuk menolong kita supaya hidup.
Kita telah diselamatkan dari dosa dan maut melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus.
Sikap iman dan etis kita adalah bersyukur dalam segala hal, suka maupun duka di setiap musim dalam kehidupan ini. Lakukan tugas kita sebagai hamba-hamba Allah di ladang pelayanan yang Ia percayakan kepada kita dengan taat, tekun dan setia maka kita akan senantiasa diberkati dan pelayanan kita pasti memberi buah bagi kemuliaan Kristus.
Pekerjaan dan pelayanan yang dilakukan dengan baik tidak akan pernah menjadi sia-sia, melainkan diperhitungkan oleh Allah. Jangan ada iri hati, egois, dan sungut sungut dalam melakukan pekerjaan dan pelayanan supaya kita tidak mengalami kekeringan sukacita dan damai sejahtera.
Dalam keluarga, marilah kita menjadi suami, papa, opa yang rajin dan setia bersekutu, bersaksi dan melayani, di samping kesetiaan kita pada pekerjaan atau usaha yang kita tekuni. Amin.
Pertanyaan untuk PA:
1. Apa yang saudara pahami tentang "Yang terakhir menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir" menurut perikop ini?
2. Apa sebab dalam keluarga dan jemaat, ada orang yang bersikap iri hati dan bersungut-sungut dalam pelayanan?