Amal Said Memelas Minta Damai Usai Ludahi Kasir, Rektor UIM Tak Pandang Bulu: Pecat Tanpa Ampun!
December 30, 2025 06:38 AM

 

TRIBUNTRENDS.COM - Sebuah peristiwa menyayat nurani publik terjadi di sebuah swalayan di Kota Makassar. Seorang kasir perempuan berusia 21 tahun, berinisial Ni, harus mengalami perlakuan yang merendahkan harkat dan martabatnya saat menjalankan tugas sehari-hari.

Bukan karena kesalahan pelayanan, bukan pula karena kelalaian kerja.

Insiden itu bermula hanya karena satu hal sederhana: menegakkan aturan antrean.

Namun keberanian Ni untuk bersikap profesional justru dibalas dengan perlakuan yang tak manusiawi—ia diludahi di depan umum.

Peristiwa memilukan tersebut terjadi pada Rabu (24/12/2025) sekitar pukul 11.30 Wita, terekam kamera pengawas, dan dalam hitungan jam menyebar luas di media sosial.

Baca juga: Isak Tangis Kasir Swalayan yang Diludahi Dosen UIM Amal Said, Ngaku Diancam dan Dipaksa Minta Maaf

Terekam CCTV, Viral

Dalam rekaman video yang beredar, tampak seorang pria berdiri di hadapan kasir dan meludahi wajah Ni secara terang-terangan.

Aksi tersebut disaksikan oleh pelanggan lain serta rekan kerja korban yang hanya terdiam, diliputi ketakutan dan keterkejutan.

Pria dalam video tersebut belakangan diketahui bernama Amal Said, seorang dosen Universitas Islam Makassar (UIM).

Awal Insiden

Ni mengungkapkan bahwa kejadian bermula ketika dirinya sedang memproses transaksi pelanggan di meja kasir. Saat itu suasana toko cukup ramai.

Di tengah antrean, ia melihat seorang pria mondar-mandir dengan gelagat tidak sabar.

Tanpa menunggu giliran, pria tersebut tiba-tiba maju ke depan kasir, padahal masih ada dua pelanggan lain yang sedang mengantre.

Padahal, sistem antrean di swalayan itu sudah jelas: pelanggan dipanggil satu per satu setelah transaksi sebelumnya selesai.

KELAKUAN DOSEN VIRAL - Sosok AS alias Amal Said, dosen di Universitas Islam Makassar (UIM) yang berlokasi di Jl Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar viral karena meludahi kasir swalayan. (Kolase TribunTrends/Istimewa)

Teguran Sopan yang Berujung Petaka

“Antre dari Belakang Ki Dulu”

Sebagai petugas kasir, Ni merasa bertanggung jawab menjaga ketertiban. Dengan nada santun dan tanpa emosi, ia pun menegur pelanggan tersebut.

“Saya tegur baik-baik. Saya bilang, ‘Maaf, Pak, ada antrean dari belakang. Antre dari belakang ki dulu,’” tutur Ni, dikutip Sabtu (27/12/2025).

Namun teguran yang disampaikan dengan sopan itu justru menyulut kemarahan.

Baca juga: Kasir Swalayan Polisikan Amal Said Dosen UIM yang Meludahinya, Tak Gentar Meski Lawan Akademisi

Emosi Tak Terkendali

Alih-alih kembali ke antrean, Amal Said justru menunjukkan sikap agresif.

Ia melempar keranjang belanjaannya dan memaksa agar barangnya segera diproses.

“Dia bilang, ‘Transaksikan saja anuku.’ Saya bilang iya,” ujar Ni.

Situasi yang seharusnya bisa diselesaikan dengan tenang justru berubah menjadi tegang. Amal mulai melontarkan kata-kata kasar dan menuduh Ni bersikap tidak sopan.

Merasa dituduh tidak adil, Ni mencoba kembali menjelaskan bahwa aturan antrean berlaku bagi semua pelanggan.

Namun, sebelum penjelasannya selesai, tindakan yang tak pernah ia bayangkan pun terjadi.

“Belum selesai saya bicara, tiba-tiba saya diludahi,” ungkap Ni dengan suara bergetar.

Korban Syok, Lari ke Toilet

Ludah tersebut mengenai wajah, jilbab, dan pakaian Ni. Ia langsung mengalami syok berat.

Dalam kondisi mental terguncang, Ni meninggalkan meja kasir dan berlari ke toilet untuk membersihkan diri.

“Saya syok sekali. Langsung lari ke WC cuci muka karena ludahnya kena muka,” katanya.

Namun penderitaan Ni belum berhenti.

Dipaksa Minta Maaf

Ni mengaku masih mendapat tekanan lanjutan. Pelaku bahkan meminta Ni untuk meminta maaf, dengan dalih mengenal atasan korban.

Demi menghindari konflik yang lebih besar dan karena rasa takut, Ni akhirnya memilih mengalah.

“Saya minta maaf karena takut kalau dilawan masalahnya tambah panjang. Temanku juga cuma diam karena takut,” ujarnya lirih.

Baca juga: Sosok Amal Said, Dosen UIM yang Ludahi Kasir Toko Gegara Ditegur Potong Antrean, Terancam Dipecat

Versi Pelaku

Amal Said membantah telah menyerobot antrean. Menurutnya, kasir di sebelah sudah kosong sehingga ia berpindah tempat.

“Tidak ada aturan yang melarang pelanggan berpindah antrean,” katanya.

Ia mengaku tersinggung karena ditegur oleh pembantu kasir dan merasa dilecehkan, sehingga secara spontan meludah.

“Saya salah. Itu perbuatan spontan karena emosi,” akunya.

Minta Damai, Menyesal Setelah Viral

Setelah video viral dan laporan polisi dibuat, Amal menyatakan penyesalan dan berharap kasus diselesaikan secara kekeluargaan.

Ia mengaku perbuatannya berdampak besar pada nama baik dan kariernya.

“Satu detik saya berbuat itu, 33 tahun saya mengajar, ribuan mahasiswa saya selesaikan, masa sedetik itu rusak segalanya,” ujarnya.

Ia berharap korban juga mengakui kekhilafan agar persoalan tidak berlarut.

Kampus Ambil Sikap Tegas

Terlepas dari upaya damai, Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Ghazali mengambil langkah tegas.

Melalui sidang Komisi Disiplin dan Etik pada 29 Desember 2025, kampus resmi memberhentikan Amal Said dari tugas mengajar.

Rektor UIM, Prof Muammar Bakry, menegaskan bahwa tindakan tersebut melanggar kode etik dosen dan nilai-nilai akhlak kampus.

“Sebagai kampus yang menjunjung nilai agama rahmatan lil alamin, kemanusiaan, dan kearifan lokal, tindakan itu tidak dapat ditoleransi,” tegasnya.

Amal Said diketahui merupakan dosen ASN di bawah LLDIKTI Wilayah IX. Setelah diberhentikan dari UIM, statusnya dikembalikan ke LLDIKTI untuk pemeriksaan etik lanjutan.

Kasus ini menjadi pengingat pahit bahwa kekerasan verbal dan simbolik bisa meninggalkan luka yang dalam, terutama bagi pekerja muda yang berada di posisi rentan.

Publik kini menaruh harapan agar:

  • Korban mendapat perlindungan dan pemulihan penuh
  • Proses hukum berjalan adil
  • Etika publik ditegakkan tanpa pandang jabatan

Karena satu tindakan tak manusiawi, konsekuensinya bisa menghancurkan segalanya.

***

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.