Kasus tragis siswi kelas 6 SD berinisial SAS alias Al (12) yang tega menghabisi nyawa ibu kandungnya sendiri, Faizah Soraya, akhirnya mulai terungkap.
Peristiwa memilukan tersebut terjadi pada Rabu (10/12/2025) dan langsung mengundang perhatian publik.
Kepada penyidik kepolisian, Al mengungkap secara terbuka tiga alasan utama yang mendorongnya melakukan tindakan keji tersebut.
Fakta yang terungkap, Al mengaku terinspirasi melakukan pembunuhan setelah sering menonton kartun serta bermain game online.
Faizah Soraya diketahui meninggal dunia akibat ditikam oleh putri bungsunya sendiri di rumah mereka.
Lokasi kejadian berada di Jalan Dwikora, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara.
Kasus anak membunuh ibu di Medan ini sontak menjadi sorotan nasional dan viral di berbagai platform media sosial.
Pasalnya, semasa hidupnya Faizah Soraya kerap menampilkan citra keluarga harmonis bersama dua anak perempuannya.
Belakangan terungkap, Al menyimpan dendam mendalam terhadap sang ibu karena sejumlah perlakuan yang ia rasakan.
Alasan pertama, Al mengaku kesal karena ibunya pernah mengancam dirinya, sang kakak, dan ayahnya menggunakan pisau.
"Perlakuan korban terhadap bapak, kakak, dan adik, mengancam dengan menggunakan pisau," ungkap
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak dalam konferensi pers hari ini, Senin (29/12/2025).
Alasan kedua, Al merasa marah karena sang kakak, SAS alias Az (16), kerap dimarahi dan diperlakukan kasar oleh ibu mereka.
Ia mengaku pernah menyaksikan kakaknya dipukul menggunakan sapu hingga ikat pinggang.
Tak hanya itu, Al juga mengaku dirinya sendiri sering dimarahi dan dicubit oleh korban.
Perlakuan tersebut membuat Al mulai menyimpan niat untuk melukai sang ibu.
"Kakak sering dimarahi, dimaki dan dipukul menggunakan sapu dan tali pinggang. Adik sering dimarahi dan dicubit. Adik terlintas berpikir untuk melukai korban tapi tidak ada kesempatan," pungkas Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak.
Alasan ketiga, Al nekat melakukan pembunuhan karena emosi setelah game online kesayangannya dihapus oleh sang ibu.
Setelah kejadian itu, Al kembali menonton game online lain serta kartun anime yang menampilkan adegan kekerasan.
Dari tontonan tersebut, Al mengaku semakin terpengaruh dan mendapatkan dorongan untuk melakukan pembunuhan.
"Si (pelaku) sakit hati karena game online dihapus. Korban melihat game murder mistery pada season kills others menggunakan pisau. Dan menonton serial anime DC pada saat adegan pembunuhan menggunakan pisau," kata Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak.
Sesak akan dendam di dadanya, Al atau adik pun mendadak terbangun dini hari di tanggal 10 Desember 2025.
Sembari memandangi sang ibu yang tidur di sampingnya, Al mengambil pisau di rumahnya lalu menikam sang ibu.
Namun sebelum menusuk ibunya, Al sempat melepas bajunya.
"Adik tiba-tiba terbangun dan memandangi korban yang tidur di sampingnya semakin menimbulkan rasa marah. Adik mengambil pisau, membuka bajunya, dan melukai korban," imbuh Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak.
"Ditanyakan kepada adik, kenapa baju dibuka? supaya tidak terkena apabila ada perlukaan yang ada yang menodai bajunya," sambungnya.
Melihat adiknya melukai sang ibu, kakak pun melerainya.
Tak mau kalah, Al pun kembali mengambil pisau kecil di dapur.
Di momen tersebut kakak dan adik sempat bersitegang agar ibunya tidak terluka lagi.
"Kakak terbangun dan merampas pisau dan membuangnya di dalam kamar sehingga adik mengambil pisau kecil di dapur. Kakak berusaha menutup pintu sehingga pisau kecil yang dipegang adik jatuh. Kakak lari ke lantai dua memanggil ayahnya," ujar Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak.
Setelah itu, kakak lari ke lantai dua dan membangunkan sang ayah.
"Bapak terbangun karena kakak memanggil ke kamar, bapak mengecek korban di lantai satu, korban masih hidup, korban disenderkan," pungkas Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak.
Melihat kakaknya ke lantai dua, sang adik alias pelaku menyusul.
Adik memeluk sang bapak bak tanda penyesalan.
Usai mendengar istrinya ditikam, bapak menuju ke kamar dan memenuhi permintaan korban.
Yakni korban sempat minta diambilkan air minum dan disenderkan di kasur.
"Untuk keterangan adik, adik ke kamar memakai baju, dan naik ke lantai dua memeluk bapaknya. Bapak, kakak, adik turun ke lantai satu, bapak dan kakak mengecek kondisi korban. Korban masih hidup dan meminta dipanggilkan ambulan. Korban meminta minum dan minta didudukkan. Bapak berusaha menghubungi RS," ungkap Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak.
Namun sayang, nyawa korban tidak bisa diselamatkan.