Wajah Baru Pasar Terban Yogyakarta, Dilengkapi Rumah Potong Ayam Modern Pertama di Indonesia
December 30, 2025 02:01 PM

 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wajah kumuh Pasar Terban, Kota Yogyakarta, kini tinggal kenangan, setelah proses revitalisasinya rampung, Selasa (30/12/2025).

Bangunan yang berlokasi di kawasan premium Pelajar tersebut bertransformasi menjadi bangunan megah tiga lantai setelah menjalani pembenahan sejak April 2025.

​Tidak sekadar bangunan baru, Pasar Terban kini mengusung konsep pasar modern yang terintegrasi dengan Rumah Pemotongan Ayam (RPA).

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang didapuk membuka proses Wiwitan menyebut, para pedagang segera masuk Pasar Terban pada awal Januari 2026 mendatang.

​"Alhamdulillah, setelah sekian lama menunggu, hasilnya cukup bagus. Ini sebagai wiwitan atau soft launching dulu. Nanti tanggal 10 Januari saya akan cek lagi saat para pedagang sudah mulai menempati secara penuh," ujarnya.

Rumah Potong Ayam

Satu hal yang menjadi keunggulan utama Pasar Terban adalah keberadaan Rumah Potong Ayam (RPA) di dalam kawasan pasar, yang diklaim pertama atau sangat langka ditemui di Indonesia.

​Namun, Hasto menandaskan, integrasi RPA tersebut, membawa tanggung jawab besar, terutama terkait tata kelola limbah dan standar higienitas.

​"Pasar yang terintegrasi dengan RPA itu jarang, ya. Maka, tanggung jawabnya bukan sekadar bangunan, tapi bagaimana standar tata kelola RPA, termasuk pengelolaan limbahnya, harus benar-benar dipenuhi," tegasnya.

Baca juga: Timbulan Sampah di DIY Naik hingga 30 Persen Selama Libur Nataru

Lebih lanjut, seiring dengan bangunan baru yang telah terealisasi, Wali Kota berharap Pasar Terban tidak hanya menjadi tempat transaksi konvensional.

Pihaknya mendorong Pasar Terban untuk mengikuti jejak Pasar Prawirotaman yang sukses bertransformasi menjadi pasar modern berbasis digital.

​"Harus (seperti Prawirotaman). Saya sudah instruksikan ke Dinas Perdagangan supaya transaksinya diarahkan ke digital. Pengalaman kita, setelah melayani transaksi digital, omzet pedagang justru naik signifikan," tandasnya.

​Selain area perdagangan, Pasar Terban juga dirancang sebagai meeting point bagi anak muda dan mahasiswa, mengingat lokasinya yang berada di kawasan pendidikan, dengan penyediaan fasilitas food court di lantai tiga.

Didanai Kementerian PUPR

Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, menjelaskan bahwa proyek revitalisasi didanai Kementerian PUPR dengan total biaya sekira Rp55 miiar.

​"Bangunan ini sekarang terdiri dari tiga lantai, naik dari sebelumnya yang hanya satu lantai. Fasadnya pun jadi perwajahan baru bagi Kota Yogya," ucapnya.

​Ambar merinci pembagian zona di pasar baru, meliputi Lantai 1 difungsikan untuk RPA (gedung belakang), pedagang ayam hidup, serta sayuran.

​Lantai 2 untuk Area untuk bumbu, daging potong, jasa (permak), buku, dan lain-lain, kemudian Lantai 3 untuk pusat kuliner siap saji, atau food court.

​Pasar tersebut, nantinya menampung 489 pedagang, yang terdiri dari pedagang eksisting, serta pelaku PKL terdampak penataan kawasan Universitas Gadjah Mada (UGM).

​Mengenai jadwal kepindahan, Kadisdag mengungkapkan, para pedagang akan mulai masuk bangunan baru secara bertahap pada awal 2026, atau tepatnya 4 Januari.

​"Kami memberi toleransi pedagang melewati masa Natal dan Tahun Baru, di mana biasanya permintaan ayam sedang tinggi-tingginya di tempat lama. Target kami, 10 Januari Pasar Terban sudah beroperasi penuh," pungkasnya. (*)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.