PROHABA.CO,REDELONG - Akses jalan nasional lintas Bireuen-Takengon yang sempat terisolasi akibat bencana banjir dan tanah longsor, kini sudah dapat dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.
Pengendara sudah bisa mengakses jalan nasional tersebut dengan sistem buka tutup.
Hal ini berkat kerja keras pihak Pemerintah Aceh yang berkolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh.
Kasatker PJN Wilayah III, Azis yang dikonfirmasi TribunGayo.com, Rabu (24/12/2025) membenarkan akses jalan nasional lintas Bireuen-Takengon sudah dapat dilalui kendaraan baik roda empat maupun roda dua.
Meski demikian, lalu lintas masih terbatas dan pengguna jalan diminta untuk tetap mengutamakan kehati-hatian saat melintas.
Dikatakan, beberapa ruas jalan yang sebelumnya putus dan ditutupi material longsor kini telah dilakukan perbaikan dan pembersihan.
Perbaikan jalan dan jembatan yang rusak dimulai dari kawasan Kilometer 60 di Kecamatan Pintu Rime Gayo, lalu jembatan kawasan Tenge Besi yang menghubungkan antar Kecamatan Gajah Putih dan Pintu Rime Gayo, terakhir dilokasi jembatan Umah Besi, Kecamatan Gajah Putih.
"Jadi per hari ini, tiga titik tersebut sudah selesai dilakukan perbaikan, dan kini telah bisa dilalui kendaraan bermotor dan mobil," ujar Azis.
Menurutnya, dengan telah tersambungnya titik-titik lokasi yang sebelumnya putus total, dengan begitu Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah secara infrastruktur jalan lintas nasional telah terbebas dari keterisolasian.
"Sebetulnya ada beberapa titik lagi di jalan lintas nasional yang masih rusak seperti di Kampung Jamur, Kecamatan Wih Pesam, namun kan ada jalan alternatif, maka sementara secara infrastruktur sudah tidak terisolir lagi," bebernya.
Ada tiga titik utama yang sudah selesai diperbaiki:
Perpanjang Masa Tanggap Darurat Bencana
Perlu diketahui, mesti akses jalan sudah dapat dilalui dilintas jalan nasional Bireuen-Takengon, namun Pemerintah Kabupaten Bener Meriah juga resmi memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama tujuh hari, terhitung mulai Rabu 24 hingga Selasa 30 Desember 2025.
Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil kajian cepat kondisi lapangan dan melalui koordinasi bersama unsur Forum Koordinasi Pimpin
Kepala Pusat Data dan Informasi Posko Penanganan Bencana Hidrometeorologi Kabupaten Bener Meriah, Ilham Abdi, Selasa (23/12/2025) kemarin, mengatakan perpanjangan masa tanggap darurat diperlukan agar upaya penanganan bencana dapat terus berjalan secara optimal dan terkoordinasi.
Perpanjangan ini dilakukan karena kondisi di sejumlah wilayah terdampak masih belum sepenuhnya pulih, terutama akses logistik yang masih terhambat.
"Mengingat kondisi di Bener Meriah masih adanya dua kecamatan yang sulit mengakses logistik melalui jalur darat, yakni Kecamatan Mesidah dan Syiah Utama. Selain itu, terdapat beberapa kampung yang juga masih sulit dijangkau,” ujar Ilham Abdi.
Dikatakan, selama masa perpanjangan tanggap darurat, Pemerintah Kabupaten Bener Meriah akan terus mengintensifkan berbagai langkah penanganan.
Termasuk perlindungan bagi masyarakat terdampak, pemenuhan kebutuhan dasar, serta penguatan koordinasi lintas sektor untuk meminimalkan risiko dan dampak bencana lanjutan.
Ilham juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan petugas di lapangan. "Mari kita tetap bersabar menghadapi cobaan ini. Pemerintah daerah terus berupaya semaksimal mungkin dalam melakukan penanganan. Kami juga meminta masyarakat untuk mematuhi arahan petugas dan segera melaporkan jika terjadi kondisi darurat di lingkungan masing-masing,” pungkasnya. (*)