Apa Itu Game Murder Mstery, Pemicu Bocah SD Bunuh Ibu Kandung di Medan, Kenali Bahayanya 
December 30, 2025 05:39 PM

TRIBUNBENGKULU.COM - AL bocah kelas 6 SD menjadi pelaku pembunuhan terhadap ibunya sendiri, Faizah Soraya pada Rabu, 10 Desember 2025 lalu. 

Banyak yang merasa penasaran apa motif di balik pembunuhan Faizah Soraya tersebut. 

Sebab, Faizah Soraya tewas dengan 20 tusukan sekaligus dan dalangnya adalah anaknya sendiri yang masih berusia 12 tahun. 

Kini Kapolrestabes Medan, Kombes Calvijn Simanjuntak mengungkapkan bahwa ada 3 motif pembunuhan yakni, masalah sakit hati sang kakak dipukul, ayah diancam dengan pisau, dan game online dihapus. 

Hal ini diungkap dalam konferensi pers di Polrestabes Medan, Senin (29/12/2025). 

"Pelaku melihat kakak yang dipukuli korban menggunakan sapu dan tali pinggang," kata Calvijn saat menggelar konferensi pers di Polrestabes Medan, Senin.

"Sakit hati game online dihapus," tambahnya. 

Ketika ditelusuri, AL kerap kali memainkan game Murder Mstery yang menggunakan pisau serta menonton serial anime pada saat adegan menggunakan pisau.

Itulah sebabnya muncul tindakan penusukan yang begitu tragis pada Faizah Soraya. 

Faizah Soraya ditemukan dalam kondisi bersimbah darah dengan 26 tusukan. 

Lantas, apa itu game Murder Mystery dan serial anime detective conan yang menjadi pemicu niat buruk Al untuk menghabisi ibu kandungnya tersebut? 

ANAK BUNUH IBU KANDUNG - Foto Faizah Soraya, seorang ibu rumah tangga di Medan yang dibunuh oleh AI, anak kandungnya sendiri yang masih kelas 6 SD, penyebab pembunuhan perkara sepele, Sabtu (13/12/2025).
ANAK BUNUH IBU KANDUNG - Foto Faizah Soraya, seorang ibu rumah tangga di Medan yang dibunuh oleh AI, anak kandungnya sendiri yang masih kelas 6 SD, penyebab pembunuhan perkara sepele, Sabtu (13/12/2025). 

Apa Itu Murder Mystery Game?

Melansir Broadway Murder Mysteries, Murder Mystery Game adalah permainan peran (role-playing) yang mengutamakan deduksi sosial. Berbeda dengan game tembak-menembak biasa, genre ini menawarkan pengalaman teatrikal yang imersif di mana pemain bukan hanya penonton, melainkan bagian dari pertunjukan itu sendiri.

Pada deskripsinya dicantumkan bahwa pemain diharuskan memecahkan misteri dan bertahan dari pembunuh.

Untuk peringatan game, dicantumkan terdapat kekerasan berulang dan penampakan darah.

Baca juga: Watak Temperamen Faizah Soraya Bikin Anak Kandungnya Dendam, Berakhir Tewas 26 Tusukan

Fakta Penting Tentang Serial Anime Detective Conan

Siapa yang tidak kenal Detective Conan? Serial karya Aoyama Gosho tentang Shinichi Kudo yang tubuhnya mengecil ini sangat populer di seluruh dunia.

Namun, ada kesalahpahaman umum bahwa karena tokoh utamanya anak SD, maka tontonan ini otomatis aman untuk balita atau anak-anak di bawah umur.

Mengapa Detective Conan Bukan untuk Anak Kecil?

Berdasarkan standar penyiaran dan Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia, Detective Conan umumnya memiliki Rating 13+ (Remaja/Dewasa). Berikut alasannya:

Tema Dewasa
Cerita berpusat pada kriminalitas berat, motif balas dendam, perselingkuhan, hingga ketidakadilan sosial.

Visual Kekerasan
Meskipun tidak selalu eksplisit, adegan mayat, darah, dan penggunaan senjata tajam (pisau, racun, jerat) adalah elemen inti dari setiap episodenya.

Kompleksitas Plot
Trik pembunuhan yang disajikan sangat rumit dan membutuhkan logika berpikir remaja atau dewasa untuk dipahami, sehingga sulit dicerna oleh anak-anak di bawah usia 10 tahun. Pasar komik dan film Detective Conan di Indonesia secara eksplisit menargetkan pembaca dan penonton usia 13 tahun ke atas.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.