TRIBUNMANADO.CO.ID - Wali Kota Manado Andrei Angouw ikut menyoroti soal ramainya komentar negetif di media sosial tentang Panti Werdha Damai pasca kebakaran.
Dalam sambutannya pada perayaan Natal umat Katolik Kevikepan Manado bersama Pemkot Manado di Paroki St Mikael Perkamil, Manado, Selasa (30/12/2025) malam itu, Andrei meminta warga Manado untuk berempati.
Ia mengajak warga agar supaya ikut mendoakan panti itu beserta penghuninya.
"Saya lihat komen netizen yang menyerang panti Werda itu, cari cari kesalahan, mari kita jangan jadi hakim, tapi hendaknya kita mendoakan," terang Andrei Angouw.
Dirinya membeber bahwa panti tersebut sudah sangat membantu Pemkot Manado, meski bukan mitra.
Ungkap dia, ada banyak lansia yang dibawa Pemkot Manado ke panti itu dan tidak pernah ditolak.
"Ada yang miskin ekstrim hingga sudah tak punya tempat tinggal, dibawa ke sana," katanya.
Dirinya menyebut seorang langsia yang berusia 90 tahun dibawa oleh Pemkot Manado ke panti tersebut.
Lansia itu, kata dia, sudah sebatang kara dan tidak diterima masyarakat.
Lansia itu jalani kehidupan yang baik di Panti dan selamat pada peristiwa kebakaran itu.
Oleh karena itu, dirinya menyebut bahwa pengurus Panti asuhan sangat layak diacungi jempol.
"Yang dia berikan adalah pemberian diri," ujar Andrei Angouw.
Selain itu, Andrei juga turut mengomentarai ada banyak serangan yang ditujukan kepada keluarga korban di media sosial.
"Kenyataan yang terjadi seringkali berbeda dengan persepsi publik," ujar dia.
Dirinya pun meminta agar masyarakat tidak menghakimi keluarga korban.
"Karena penghakiman hanya milik yang di atas, sekali lagi mari kita doakan bersama para penghuni," katanya.
Ungkap dia, Pemkot Manado saat ini berupaya keras membanti panti Werdha Damai.
Gertruida. Nama berbau Belanda itu adalah nama lama dari Panti Werda Damai di Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, kota Manado, provinsi Sulut, yang terbakar dan menewaskan 16 penghuninya, Minggu (28/12/2025).
Tribun manado menyambangi lokasi itu Senin (29/12/2025) pagi dan mendapati masih banyak warga yang kenal dengan nama itu.
"Oh ya namanya Gertruida, tapi itu dulu," kata seorang warga.
Amatan Tribunmanado. Com, panti Werda tersebut berada di pemukiman padat.
Bagian belakangnya terdapat sejumlah rumah.
Bagian kiri dan kanan ditutupi pagar tinggi.
Pagar di samping kiri dipasangi duri dan beling.
Bangunan panti tampak porak poranda.
Jendelanya copot. Seng runtuh, dinding menghitam serta banyak kursi roda yang terbakar.
Bagian pagar dilapisi police line. Tim labfor masih melakukan pemeriksaan. Warga dilarang masuk.
Kepala Panti Asuhan Olfa Sumual menyebut Gertruida adalah nama pendiri panti itu.
Dia orang Indonesia, tapi bernama mirip orang Belanda.
Ia bercerita, nama Gertruida berubah jadi Damai atas saran pekerja sosial.
"Nama itu terlalu sulit disebut, makanya diusulkan untuk diganti jadi damai," kata dia.
Sebut dia, panti asuhan itu sudah berusia 50 tahun.
Saat ini, pihaknya mengelola panti tersebut.
Informasi yang dihimpun Tribunmanado. Com, panti itu punya 20 - an kamar.
Beberapa kamar bersekat hingga bisa menampung lebih banyak penghuni.
Ia menuturkan, terdapat dua bangunan di bagian belakang.
Penghuni di sana selamat karena melompat pagar.
"Ada lagi sebuah ruangan besar yang bisa memuat enam penghuni, ada yang empat dan yang di bawah satu kamar diisi dua orang," katanya.
Dikatakannya, penghuni panti saat kebakaran berjumlah 35 orang.
Menurut dia, di antara penghuni panti, ada yang masih punya keluarga, dan ada yang sudah yatim.
"Tentunya dengan perasaan yang berat," kata dia.
Beber dia, saat ini penghuni panti yang selamat dirawat di RSUD Manado.
Ke depan, pihaknya berencana menggunakan sebuah rumah tampung sebagai tempat menampung para penghuni yang selamat.
"Kami bersyukur karena Pemkot Manado mendukung upaya ini," katanya.
Ke depan, ada terkandung niat untuk membangun kembali panti yang terbakar.
"Kalau melihat kebutuhan, ya seperti itu, mungkin saja ada donatur," kata dia. (Art)
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini