TRIBUNJOGJA - Rambut rontok menjadi masalah yang sering dialami banyak orang, baik pria maupun perempuan.
Salah satu langkah awal yang paling penting untuk mengatasinya adalah memilih shampo anti rontok yang tepat.
Namun, tidak semua shampo berlabel “anti rontok” cocok untuk setiap orang. Salah pilih produk justru bisa membuat rambut semakin rapuh dan mudah patah.
Agar tidak salah langkah, berikut panduan lengkap memilih shampo anti rontok yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan rambut.
Baca juga: Malam Tahun Baru 2026 di Jogja: Malioboro Steril Pukul 18.00, Tugu Padat Pukul 22.00 WIB
Sebelum membeli shampo, penting untuk memahami penyebab rambut rontok.
Rambut bisa rontok akibat stres, perubahan hormon, ketombe, kulit kepala kering, kelebihan minyak, hingga kebiasaan perawatan yang kurang tepat.
Selain itu, kebiasaan perawatan rambut yang kurang tepat turut memperparah kondisi ini. Terlalu sering keramas, penggunaan shampo dengan bahan keras, mengikat rambut terlalu kencang, hingga sering melakukan styling panas seperti catokan dan hair dryer dapat membuat batang rambut rapuh dan mudah patah.
Faktor lain yang kerap diabaikan adalah kurangnya asupan nutrisi. Kekurangan protein, zat besi, atau vitamin tertentu dapat membuat rambut tumbuh lebih tipis dan mudah rontok.
Begitu pula dengan faktor usia dan genetik yang secara alami memengaruhi kepadatan rambut seseorang.
Dengan mengenali berbagai penyebab rambut rontok ini, pemilihan shampo anti rontok dapat dilakukan dengan lebih tepat sasaran.
Shampo yang terlalu keras dapat menghilangkan minyak alami rambut dan membuat kulit kepala kering.
Sebaiknya pilih shampo dengan formula lembut, pH seimbang, serta bebas dari kandungan sulfate keras seperti SLS atau SLES. Formula yang lembut membantu menjaga kelembapan kulit kepala dan mengurangi risiko rambut patah.
Shampo anti rontok yang baik biasanya mengandung bahan aktif yang berfungsi memperkuat akar rambut dan menutrisi kulit kepala.
Beberapa kandungan yang sering direkomendasikan antara lain biotin untuk memperkuat batang rambut, niacinamide untuk melancarkan sirkulasi darah di kulit kepala, kafein untuk merangsang pertumbuhan rambut, serta panthenol atau provitamin B5 untuk menjaga kelembapan rambut.
Kulit kepala yang sensitif membutuhkan perhatian ekstra. Hindari shampo yang mengandung alkohol tinggi, paraben, pewangi sintetis berlebihan, atau bahan kimia keras lainnya.
Kandungan tersebut dapat memicu iritasi, gatal, hingga memperparah kerontokan rambut.
Memilih shampo anti rontok juga harus disesuaikan dengan jenis kulit kepala. Untuk kulit kepala kering, pilih shampo yang mengandung bahan pelembap seperti aloe vera atau glycerin.
Jika kulit kepala berminyak, pilih shampo yang ringan dan tidak meninggalkan residu.
Sementara itu, bagi yang memiliki ketombe, shampo dengan kombinasi anti ketombe dan anti rontok bisa menjadi pilihan tepat.
Shampo anti rontok sebaiknya tidak mengandung kondisioner sekaligus. Produk 2-in-1 berpotensi meninggalkan residu di kulit kepala dan menyumbat folikel rambut.
Jika perlu, gunakan kondisioner secara terpisah dan aplikasikan hanya pada batang rambut hingga ujungnya.
Hasil shampo anti rontok tidak bisa didapatkan secara instan. Gunakan secara rutin selama 2–4 minggu untuk melihat perubahan.
Jika setelah pemakaian rutin rambut masih rontok berlebihan atau muncul iritasi, sebaiknya ganti produk atau konsultasi ke ahli.
Pemilihan shampo yang tepat akan lebih efektif jika didukung kebiasaan perawatan rambut yang baik.
Hindari menyisir rambut saat basah, lakukan pijatan lembut di kulit kepala, serta pastikan asupan nutrisi tercukupi agar rambut tumbuh lebih kuat dan sehat.
Dengan memilih shampo anti rontok yang sesuai, rambut tidak hanya berkurang kerontokannya, tetapi juga terasa lebih kuat, sehat, dan terawat. Perawatan yang tepat sejak dini bisa menjadi investasi jangka panjang untuk kesehatan rambut.
(MG ADZKIA HAFIDZA ELFADZ)