5 Fakta Evia Maria Mahasiswi Unima Meninggal Tak Wajar di Tomohon, Keluarga Temukan Ada Lebam Biru
December 31, 2025 02:22 PM

TRIBUNMANADO.CO.ID - Fakta lain dari kasus meninggalnya Maria Antoineta Evia Mangolo atau Evia Maria kembali terungkap.

Evia Maria adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Pendidikan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Manado (Unima) Tondano Minahasa yang ditemukan meninggal tak wajar di kosnya, Selasa (30/12/2025). 

Mahasiswi asal Kepulauan Sitaro Sulut itu ditemukan tak bernyawa di sebuah indekost di Kelurahan Matani Satu, Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon, Sulut.

Kabar kematian Evia Maria membuat warga Sulut heboh.

Terlebih ditemukannya surat yang ditujukan kepada Dekan FIPP Unima terkait adanya dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum dosen Unima inisial DM.

Berikut adalah 5 soal kematian Evia Maria yang berhasil dirangkum Tribunmanado.co.id, Rabu 31 Desember 2025.

1. Kronologi Awal Jasad Evia Ditemukan di Indekost Matani Satu Tomohon

Dari informasi dari pihak kepolisian, peristiwa tersebut pertama kali diketahui sekitar pukul 08.00 Wita. 

Penemuan berawal saat pemilik kost berinisial YR, yang tinggal di Kelurahan Matani Satu, menerima panggilan dari salah satu penghuni kost.

Mendengar hal itu, YR langsung bergegas menuju lokasi indekost.

Setibanya di tempat kejadian, YR melihat Evia Maria berada di depan pintu masuk kost dengan kondisi sudah meninggal.

Selanjutnya, YR menghubungi pihak kelurahan untuk melaporkan kejadian tersebut.

Tak berselang lama, personel Polsek Tomohon Tengah langsung mendatangi lokasi kejadian. 

Kapolsek Tomohon Tengah IPTU Stenly Tawalujan, bersama tim identifikasi dari Polres Tomohon kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

2. Disemayamkan di Minahasa Utara

Jenazah Evia Maria disemayamkan di rumah kerabat di Perumahan CBA Gold, Teterusan, Mapanget, Minahasa Utara (Minut), Sulut.

Jenazah Evia kini disemayamkan di kediaman Kel. Pdt Roos Merry Kabuhung.

Pendeta Roos merupakan tante Evi Maria yang melayani sebagai Pendeta di Jemaat GMIM Eden Mapanget. 

Keluarga berencana membawa pulang, jenazah Evi Maria ke Ulu Siau, Kepulauan Sitaro, Sulut Rabu (31/12/2025) pagi ini. 

Meskipun demikian, rencana ini batal menyusul keputusan jenazah Evi akan diotopsi. 

Pantauan Tribunmanado.co.id di rumah duka, puluhan orang datang melayat.

Beberapa di antaranya bagian dari Ikatan Kekeluargaan Indonesia Sangihe Sitaro Talaud (IKISST) Sulawesi dan Manado. 

Ayah Evia, Antonius Mangolo dan adiknya, Revan serta kerabat lainnya telah tiba di Manado sejak Rabu dinihari. 

"Kami berencana membawa pulang anak kekasih pagi ini tapi rencana berubah karena katanya mau otopsi" ujar paman Evia, Jhonli Mangolo di rumah duka. 

3. Jenazah Evia Maria Mangolo Akan Jalani Otopsi, Keluarga Temukan Lebam Biru di Tubuh

Jenazah Evia Maria Mangolo, mahasiswi Unima yang meninggal di tempat kos di Tomohon, akan menjalani otopsi di RS Kandou Manado, pada Rabu (31/12/2025).

Otopsi diputuskan oleh keluarga setelah ditemukan sejumlah luka yang membiru di tubuh jenazah.

Ketsia, tante dari Evia bercerita, pada Selasa (30/12/2025) malam di rumah duka di Perum CBA Gold, Mapanget, Minut, Sulut ia memperoleh sebuah dorongan untuk memeriksa kaki dari jenazah.

"Saat itulah ada tanda biru serta tanda seperti luka," katanya.

Beberapa saat kemudian, atas saran seseorang, pihaknya membuka tubuh jenazah dan ditemukan tanda biru di pinggang kiri dan di paha atas.

"Dari situ lantas diputuskan untuk dilakukan otopsi," katanya.

Ia menuturkan, ayah dari almarhum sudah tiba sejak Rabu dini hari.

Rabu pagi, ia bertolak ke Polda untuk persiapan otopsi.

Dia menerangkan, sesungguhnya jenazah direncanakan pulang pada Kamis.

Namun batal karena ada otopsi.

Ketsia menuturkan, pihaknya menyerahkan penanganan kematian itu pada pihak berwajib.

4. Unggah Story Menyentuh Sebelum Natal

Evia Maria, mahasiswi Unima yang ditemukan meninggal di Tomohon dikenal sebagai sosok yang baik, rajin, pintar dan agak pendiam.

Hal ini diutarakan Ketsia, tante korban kepada Tribunmanado.com di rumah persemayaman di Perumahan CBA Gold, Teterusan, Mapanget, Minahasa Utara (Minut), Sulut, Rabu (31/12/2025).

"Ia memang pendiam, tapi rajin," katanya.

Ia bercerita, Evia sangat rajin membuat tugas kelompok.

Kadang, kata dia, saat menginap di rumahnya, Evia sering lupa makan karena kerjakan tugas.

"Saya sering tegur makan dulu, dan ia tetap dengan laptopnya," katanya.

Sebut dia, Evia juga pintar.

Selain itu baik hati.

Meski pendiam, Evia punya semangat tinggi untuk belajar.

Dikatakannya, ia sempat menelepon Evia, apakah hendak pulang saat Natal.

"Jawabnya tidak jadi, karena tidak dapat tiket," katanya.

Dirinya terakhir ketemu Evia pada beberapa bulan lalu.

Kala itu Evia tengah KKN dan mencari tempat kos.

"Ia dan dua temannya sempat menginap di rumah saya dan sewaktu hendak pulang saat itu hujan, ia katakan makaseh (terima kasih) Ma Abo (panggilan Ketsia)," katanya.

Ia mengatakan, sang ponakan sempat mengunggah story tengah mandi di pantai bersama adiknya sebelum Natal.

Lalu menyusul story lainnya.

"Ia unggah sesuatu seperti kertas, mungkin tanda berhasil menyelesaikan KKN dan menulis kado Natal untuk mama," katanya.

5. Oknum Dosen FIPP Unima Disorot Usai Ada Mahasiswi Meninggal di Kost, GMNI Minahasa: Kegagalan Serius

Salah satu oknum dosen di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Manado (Unima) Tondano, Sulawesi Utara (Sulut) berinisial DM disorot publik.

DM jadi sorotan setelah seorang mahasiswi bernama Evia Maria, ditemukan meninggal dengan kondisi tak wajar.

Evia Maria ditemukan tak beryawa di sebuah indekost di Kelurahan Matani Satu, Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon, Sulut pada Selasa (30/12/2025).

Meninggalnya Evia Maria, membuat warga Sulut heboh.

Terlebih ditemukannya surat yang ditujukan kepada Dekan FIPP Unima.

Dalam surat itu, ada penjelasan kronologi diduga Evia Maria, mendapat perlakuan tak menyenangkan dari oknum dosen DM itu.

Kasus tersebut pun kini viral di media sosial.

Para mahasiswa dan alumni ramai membagikan foto korban dan oknum dosen tersebut.

Kebanyakan mereka prihatin dengan hal itu.

Ada juga yang mengungkap sifat oknum dosen tersebut.

N, alumni FIP Unima, mengatakan bahwa dia dan teman-temannya pernah disuruh oleh oknum dosen tersebut untuk mencuci baju.

"Waktu itu saya pilih bagian menyetrika baju," katanya, Rabu (31/12/2025).

Dia juga mengungkap bahwa oknum dosen tersebut sering membahas hal tak wajar saat masuk ruang kuliah.

"Dia selalu bahas soal hal intim saat masuk. Pernah juga suruh kumpul uang," ungkapnya.

Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Minahasa Rian Salu, mengatakan kasus tersebut harus diusut tuntas.

"Kasus tersebut bukan peristiwa tunggal, oknum dosen tersebut telah melakukan hal itu selama bertahun-tahun," kata Riand Salu, Rabu (31/12/2025).

Riand mengatakan tak ada sanksi tegas yang diberikan oleh pihak kampus selama ini.

“Ini adalah kegagalan serius institusi. Ketika kekerasan seksual dibiarkan dan sanksi dijatuhkan setengah hati, korbanlah yang menanggung dampak paling tragis,” tegas Riand.

GMNI Minahasa mendesak penanganan kasus secara transparan, penjatuhan sanksi tegas terhadap pelaku sesuai hukum, serta evaluasi menyeluruh sistem penanganan kekerasan seksual di UNIMA.

"Kampus harus bertanggung jawab, memastikan ruang pendidikan yang aman dan manusiawi," lanjutnya.

Riand Salu berharap agar tragedi serupa tidak kembali terulang.

“Tidak boleh ada lagi pembiaran. Kampus harus berpihak pada korban dan keadilan,” tutupnya. 

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Di Manado anda bisa menghubungi pihak RSJ PROF. DR. V. L. Ratumbuysang. (Ndo/Art/Ico/Pet/Ind)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.