TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Peristiwa menyedihkan ini terjadi di Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi.
Seorang remaja perempuan berinisial IZ (16) harus menghentikan pendidikannya setelah hamil delapan bulan.
IZ diduga menjadi korban tindakan asusila yang dilakukan guru silatnya, Husni (38), di sebuah padepokan silat Delapan Penjuru Mata Angin (DPMA), Kelurahan Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi.
Kasus ini terungkap pada November 2025, setelah kehamilan IZ diketahui pihak keluarga.
Dari pengusutan awal, selain IZ, terungkap sedikitnya enam murid lain juga diduga menjadi korban.
Hingga kini, tujuh korban teridentifikasi, lima di antaranya telah melapor ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Jambi.
Akibat kasus tersebut, IZ yang masih duduk di kelas XI SMA diminta pihak sekolah untuk mengundurkan diri.
Berkedok Latihan Silat
Peristiwa bermula saat IZ mengikuti latihan di Padepokan Silat Delapan Penjuru Mata Angin bersama teman-temannya dan sang adik.
Padepokan itu menampung siswa berusia 9 hingga 17 tahun, dengan jadwal latihan rutin bela diri.
Sejak akhir 2024, IZ mengaku mulai diajarkan teknik pernapasan.
Namun, pada April hingga Mei 2025, ia diminta menjalani "tujuh misi" yang disebut sebagai bagian dari latihan.
"Katanya misi tujuh kali, kami sempat berontak," ujar IZ.
Diduga, dalam rangkaian "misi" tersebut, Husni melakukan tindakan asusila terhadap sejumlah murid.
Selain Husni, seorang siswa senior bernama Heri juga telah diamankan polisi dan ditetapkan sebagai tersangka.
Korban Diminta Gugurkan Kandungan
Setelah kehamilan IZ diketahui, Husni diduga berupaya memaksa korban menggugurkan kandungannya.
IZ mengaku beberapa kali diminta guru silatnya untuk mengonsumsi nanas dan obat-obatan tertentu agar kandungannya gugur.
"Disuruh minum sprit kecil untuk menggugurkan, kadang nanas, kadang nanas diblender. Setiap latihan dikasih obat miso," ujar IZ, merujuk pada obat yang diduga misoprostol.
IZ mengaku tidak berani menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya karena takut.
"Kami tidak berani cerita ke orang tua," katanya.
Ia berharap para pelaku mendapat hukuman setimpal agar kejadian serupa tidak terulang.
Sementara itu, menurut keterangan orang tua korban, padepokan DPMA kembali aktif pada 2024 setelah sempat vakum.
Latihan rutin digelar tiga kali sepekan, pukul 19.00-23.00 WIB, di belakang Balai Olak Kemang dan lahan kosong di sekitar permukiman warga.
Padepokan ini mengklaim mengajarkan silat aliran Sinding, Kemenyan, dan Kuntau, serta kerap mengikuti turnamen tingkat provinsi.
Jumlah siswa diperkirakan mencapai puluhan orang.
Guru dan Pengurus Diamankan
Kini, Padepokan Silat Delapan Penjuru Mata Angin (DPMA) di Kelurahan Olak Kemang menjadi sorotan publik.
Husni diketahui sebagai guru sekaligus pengurus utama padepokan tersebut.
Ia ditangkap bersama Heri oleh Polresta Jambi.
Polresta Jambi masih mendalami kasus ini.
Kasi Humas Polresta Jambi, Ipda Deddy Prakasa, mengatakan ada dua tersangka telah ditangkap, berinisial H dan HE.
"Dua orang sudah diamankan. Kasus masih dalam proses penyelidikan," ujarnya, Sabtu (27/12).
Dugaan Pelaku Bertambah, Korban Mencapai 16 Orang
Seorang ayah korban menyebut masih ada dua pelaku lain yang belum ditangkap, salah satunya diduga anak di bawah umur.
“Katanya ada empat orang, dua belum ditangkap,” ujarnya.
Sementara itu, UPTD Dinas PPA Provinsi Jambi mencatat jumlah korban yang melapor telah bertambah menjadi 16 orang.
Salah satu korban diketahui hamil delapan bulan.
IPSI Kota Jambi Investigasi
Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Jambi, Alion Meisen, mengatakan IPSI secara tegas mengutuk keras tindakan tersebut, sebab telah mencederai olahraga silat.
“Perguruan itu tidak terdaftar di IPSI Kota Jambi, kita mengutuk keras perbuatan itu, sebab berpengaruh ke silat berprestasi,” katanya, saat dihubungi Tribunjambi.com via telepon seluler, Sabtu (27/12/2025).
Dia menuturkan, perguruan tersebut tidak mengajarkan atlet untuk mengembangkan prestasi.
“Mereka tidak mengajarkan atlet untuk prestasi (kompetisi), hanya tenaga dalam. Kami menyayangkan hal tersebut,” tuturnya.
Dia menjelaskan, hal tersebut menyebabkan penyimpangan nilai silat sejati.
"Kadang-kadang, isinya (ajarannya) lari ke perdukunan, mengimingi sesuatu. Silat itu mengajarkan etika, sopan santun, kepedulian, mereka harus berprestasi,” jelasnya.
Alion menerangkan pihaknya sedang menginvestigasi perguruan yang tak terdaftar.
“Kalau tidak terdaftar, kami laporkan ke Kesbangpol. Takutnya, hal hal menyimpang yang tidak diinginkan terjadi,” terangnya.
Dia menambahkan pihaknya akan memantau perguruan yang sudah terdaftar dan tidak terdaftar di IPSI.
Cara Memilih Perguruan Silat
Alion mengedukasi masyarakat agar mengecek perguruan silat sebelum mengantarkan anak ke perguruan tersebut.
“Masyarakat bahwa harus bisa memilah dan memilih agar anaknya berlatih ke perguruan yang terdaftar di IPSI. Kalau tidak, kami tidak bisa memantau,” ujarnya.
“Ditakutkan hal serupa terjadi, sebab bayak perguruan silat yang meyimpang dari ajaran sebenarnya,” tambahnya.
Dia juga mengingatkan masyarakat agar tidak takut untuk antar anaknya untuk berlatih silat.
“Perguruan silat ada ditempat umum, disekolah juga ada pelatihan silat. Kami tidak menyarankan anak diantarkan ke pelatihan silat tertutup dan di malam hari. Masyarakat jangan takut, sebab itu oknum bukan silatnya,” imbaunya.
Di sisi lain, dia sangat berharap agar kasus tersebut segera diusut tuntas.
“Harapan kita, kita minta kepolisian sgar menindak kasus ini sampai akar-akarnya, sebab ada pelaku yang belum tertangkap,” harapnya. (syr)
Dessy Pramudiani, M.Psi, Ketua Jurusan Psikologi FKIK Universitas Jambi/Psikolog, mengatakan pelecehan seksual pada tujuh murid silat di bawah umur, dapat merusak tahap pembentukan konsep diri dan pemahaman relasi sosial.
Dalam psikologi, perkembangan,anak masih berada pada tahap pembentukan konsep diri dan pemahaman relasi sosial, sebagaimana teori perkembangan psikososial Erik Erikson.
Teori tersebut menyebut anak dan remaja sedang membangun rasa percaya, kompetensi, dan identitas diri. Sehingga, pelecehan seksual pada fase ini dapat merusak proses tersebut dan memunculkan perasaan tidak berdaya, malu, takut, serta kebingungan emosional.
Anak seringkali belum mampu memahami atau menamai pengalaman yang dialaminya sebagai kekerasan, terlebih ketika pelaku adalah figur otoritas yang dihormati.
Trauma dan Pemulihan
Dari perspektif psikologi trauma, pengalaman pelecehan seksual terutama yang melibatkan relasi kuasa, tersimpan bukan hanya sebagai ingatan peristiwa, tetapi sebagai memori emosional yang kuat.
Judith Herman, dalam kajian klasiknya tentang trauma, menjelaskan bahwa pengalaman yang mengandung ancaman dan ketidakberdayaan dapat memengaruhi cara individu memandang diri, orang lain, dan dunia,” tuturnya.
Dampak itu bisa muncul dalam bentuk kecemasan, gangguan tidur, penarikan diri, perubahan perilaku, kesulitan konsentrasi, hingga hilangnya rasa percaya terhadap orang dewasa.
Tidak jarang, dampak psikologis baru muncul bertahun-tahun kemudian, saat anak memasuki tahap perkembangan yang lebih matang.
Sehingga, pemulihan psikologis anak korban pelecehan seksual bukan proses yang singkat dan tidak dapat disederhanakan dengan tuntutan untuk ‘melupakan’ atau ‘menguatkan diri.’
Praktik psikologi berbasis trauma menekankan bahwa hal pertama yang dibutuhkan anak adalah rasa aman secara fisik dan emosional.
Anak tidak boleh dipaksa untuk bercerita secara rinci atau berulang-ulang, karena tekanan semacam ini justru berisiko menimbulkan trauma ulang (retraumatisasi).
Pendampingan psikologi secara profesional menjadi kebutuhan utama.
Pendekatan terapi trauma-focused cognitive behavioral therapy yang direkomendasikan oleh berbagai lembaga kesehatan mental internasional, membantu anak mengenali emosinya, mengurangi kecemasan, dan membangun kembali rasa kontrol atas tubuh dan kehidupannya.
Pemulihan bukan tentang menghapus ingatan, melainkan membantu anak merasa aman kembali dan mampu menjalani hidup tanpa terus dibayangi ketakutan. (Tribun Jambi/Srituti Apriliani Putri/Syrillus Krisdianto)
Baca juga: Daftar Kecamatan di Kota Jambi Diprediksi Hujan Petir Hari Ini, Waspada Cuaca Ekstrem
Baca juga: Kapolres Bungo Naik Pitam Tahu Dua Anak Perempuan Asal Bandung Dijadikan LC Karaoke