TRIBUNPEKANBARU.COM - Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, mengajak masyarakat menjadikan momentum pergantian tahun sebagai ruang perenungan sosial, bukan sekadar perayaan seremonial.
Menurutnya, tahun baru semestinya dimaknai sebagai waktu untuk kembali menyadari posisi diri dalam kehidupan bermasyarakat.
Datuk Seri Taufik menegaskan, pergantian tahun adalah momen sosial yang penting karena mendorong setiap individu untuk berpikir lebih luas tentang hubungan antar sesama manusia.
"Kesadaran sosial ini, menjadi fondasi utama dalam membangun harmoni dan kepedulian di tengah masyarakat," ujar Taufik Ikram Jamil.
Baca juga: Polisi Terapkan Rekayasa Lalu Lintas Saat Malam Tahun Baru di Pekanbaru, Berikut Rutenya
Ia menyampaikan, refleksi tahun baru bermuara pada introspeksi diri, yakni upaya jujur untuk menyadari apa saja yang telah terjadi dan dilakukan sepanjang tahun yang telah dilalui.
"Dari proses itu, setiap orang diharapkan mampu belajar dari pengalaman, baik yang bersifat keberhasilan maupun kekurangan," tegasnya.
Dalam konteks bencana yang menimpa daerah-daerah tetangga, Datuk Seri Taufik mengingatkan pentingnya empati dan solidaritas.
Ia mengajak masyarakat Riau untuk mendoakan agar saudara-saudara yang terdampak bencana diberi kemudahan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan.
Lebih jauh, ia menekankan musibah adalah bagian dari takdir yang dapat terjadi kepada siapa saja dan kapan saja.
Oleh sebab itu, selain mendoakan orang lain, masyarakat juga diingatkan untuk senantiasa memanjatkan doa bagi keselamatan dan kebaikan diri sendiri.
Menurut Datuk Seri Taufik, hakikat tahun baru adalah waktu jeda, layaknya menarik napas sejenak dari rutinitas panjang kehidupan.
"Jeda ini penting agar manusia dapat menyadari apa yang telah diperbuat dan menjadikannya sebagai pedoman dalam menjalani aktivitas di masa mendatang," ujarnya.
Ia menilai, dalam perspektif adat dan nilai budaya Melayu, tahun baru tidak identik dengan pesta atau euforia berlebihan.
Jika pun ada rasa gembira, hal itu semata-mata lahir dari rasa syukur karena telah mampu melewati satu tahun kehidupan.
"Rasa syukur itulah yang utama, karena kita masih diberi kesempatan untuk melanjutkan hidup, memperbaiki diri, dan berbuat lebih baik pada tahun yang akan datang," tutup Datuk Seri Taufik Ikram Jamil.
(Tribunpekanbaru.com/Nasuha Nasution)