SURYA.co.id | SURABAYA — Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi Surabaya (Imigrasi Surabaya) telah menerbitkan 106.159 paspor sepanjang 2025.
Jumlah tersebut terdiri atas 459 Paspor Biasa 24 halaman, 7.063 Paspor Biasa 48 halaman, serta 98.637 paspor elektronik (e-Paspor).
Baca juga: Dukung Pertumbuhan Investasi Jatim, Imigrasi Surabaya Sosialisasikan All Indonesia dan ForINVEST
"Tingginya penerbitan e-Paspor menegaskan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan dokumen perjalanan internasional," kata Kepala Kantor Imigrasi Surabaya, Agus Winarto, ketika dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (31/12/2025).
Agus menyebut hal ini sekaligus bentuk kepercayaan publik terhadap kualitas layanan keimigrasian, sekalipun jumlah tersebut sedikit menurun dibandingkan 2024 (sekitar 127.354 paspor).
Imigrasi Surabaya juga menangani 3.208 permohonan izin tinggal keimigrasian, rinciannya meliputi 1.035 Izin Tinggal Kunjungan (ITK), 2.084 Izin Tinggal Terbatas (ITAS), dan 89 Izin Tinggal Tetap (ITAP).
"Dominasi permohonan ITAS mencerminkan tingginya aktivitas dan kontribusi warga negara asing yang produktif di wilayah Surabaya dan sekitarnya," ujar Agus.
Pada TPI Bandara Internasional Juanda, petugas Imigrasi Surabaya melayani 2.470.856 perlintasan penumpang sejak 1 Januari hingga 30 Desember 2025, baik kedatangan maupun keberangkatan WNI dan WNA.
Pelayanan dilakukan dengan mengedepankan kelancaran arus, keamanan negara, serta kenyamanan pengguna jasa.
Di bidang pengawasan dan penegakan hukum keimigrasian (Inteldak), sepanjang tahun 2025 Imigrasi Surabaya menangani tujuh perkara pro justitia dengan sembilan terpidana.
Selain itu, tercatat 326 Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) hingga akhir tahun.
Langkah ini menjadi wujud komitmen penegakan hukum keimigrasian yang tegas, profesional, dan tetap humanis.
Secara umum, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya menutup tahun 2025 dengan capaian kinerja yang solid.
Dari sisi pengelolaan anggaran, Imigrasi Surabaya mencatat realisasi sebesar Rp31.498.861.160 dari pagu efektif Rp31.513.363.000 (sekitar 99,95 persen).
Tingkat serapan tersebut mencerminkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan.
Menyisakan Rp14.501.840, sebagian besar berasal dari hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa.
Agus menegaskan bahwa capaian tersebut merupakan hasil kerja kolektif seluruh jajaran serta sinergi dengan para pemangku kepentingan.
“Sepanjang 2025 kami berupaya menjaga keseimbangan antara kualitas pelayanan publik, pengawasan keimigrasian, dan akuntabilitas pengelolaan anggaran," katanya.
Memasuki tahun 2026, pihaknya berkomitmen memperkuat kualitas pelayanan, pengawasan keimigrasian, serta menghadirkan layanan yang profesional, humanis, dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.
"Capaian tahun ini menjadi fondasi penting untuk terus meningkatkan kinerja dan inovasi layanan keimigrasian ke depan,” ujar alumni Akademi Imigrasi angkatan ke-5 tersebut.