Pakar Ingatkan Masyarakat Waspada Lonjakan Kasus Super Flu Setelah Libur Akhir Tahun
December 31, 2025 07:38 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Epidemiolog Dicky Budiman mengimbau masyarakat untuk waspada dengan penyebaran super flu di Indonesia.

Super flu merupakan penyakit flu yang diakibatkan virus influenza subclade K.

Varian ini diketahui menyebabkan lonjakan kasus di Amerika Serikat hingga Inggris.

Secara global, subclade K dari influenza A H3N2 telah menginfeksi jutaan orang dengan ratusan ribu kasus berat.

Meski angka kematian tidak melonjak signifikan, kelompok rentan tetap menjadi perhatian utama.

Kelompok Lansia, terutama usia di atas 65 tahun, anak kecil, bayi, ibu hamil, serta individu dengan penyakit penyerta seperti diabetes dan gangguan jantung, berisiko mengalami kondisi yang jauh lebih serius.

Baca juga: Mengapa Disebut Flu Super? Asal-usul Istilah dan Karakter Virus

“Namun pada kelompok berisiko tinggi seperti lansia (usia ) di atas 65 itu bisa parah ya, angka kematiannya bisa jauh lebih tinggi dibanding kelompok usia lain,” ungkap Epidemiolog sekaligus Pakar Kesehatan Global Dicky Budiman dalam keterangannya, Rabu (31/12/2025).

Selain tingkat keparahan, durasi perawatan juga menjadi persoalan.

Pasien dari kelompok rentan lebih sering membutuhkan rawat inap lebih lama dibandingkan flu musiman biasa.

Saat ini kasus Super Flu sudah ditemukan di Indonesia.

Baca juga: Anak Flu Tak Selalu Butuh Obat, Ini Panduan Aman Kapan Cukup Dirawat di Rumah

Dicky mengungkap sejumlah faktor bisa menimbulkan super flu menjadi wabah di Indonesia.

Tentunya hal itu harus membuat masyarakat waspada.

Rendahnya Literasi dan Vaksinasi

Satu kekhawatiran utama di Indonesia adalah rendahnya literasi dan vaksinasi influenza.

Minimnya cakupan vaksin menyebabkan kekebalan komunal belum terbentuk optimal, sehingga virus lebih mudah bersirkulasi.

“Apalagi kalau di Indonesia ini masih literasi vaksin influenza masih kurang sekali dan ini yang menyebabkan akhirnya kekebalan komunalnya kurang,” ucap Dicky.

Kondisi ini diperparah kebiasaan sebagian masyarakat yang baru mencari perawatan saat gejala sudah berat.

Hal itu, bisa memicu meningkatkan risiko penularan dan perawatan lanjutan di rumah sakit.

Musim Libur

Musim hujan, mobilitas tinggi saat liburan, serta meningkatnya interaksi sosial menjadi faktor yang dapat mendorong lonjakan kasus di akhir dan awal tahun.

Menurut Dicky, pola yang terjadi di luar negeri berpotensi tidak jauh berbeda dengan Indonesia.

“Di Indonesia bisa penyebab flu itu ya 80–90 persen bisa diakibatkan oleh subclade K ini ya,” ujarnya.

Karena itu, kewaspadaan menjadi kunci, terutama untuk melindungi anggota keluarga yang masuk kelompok rawan.

Meski belum dapat disebut wabah besar, super flu berpotensi menjadi masalah kesehatan serius jika tidak diantisipasi dengan baik.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.