BANGKAPOS.COM, TANGERANG - Sopir truk pasir yang menabrak bocah berinisial ANP (9) hingga kaki remuk di Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten pada Kamis (7/11/2024) ternyata mengonsumsi narkoba.
Sopir truk berinisial DWA (21) itu ditangkap pada Jumat (8/11/2024) atau sehari setelah insiden kecelakaan terjadi.
Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol Djati Wiyoto Abadhy menuturkan DWA terbukti positif mengonsumsi narkoba jenis sabu.
Hal ini diketahui setelah sopir tersebut melakukan tes urine.
"Sudah saya perintahkan untuk lakukan cek urine. Ternyata positif juga urinenya, mengandung amfetamin," ujarnya pada Jumat (8/11/2024), dikutip dari Kompas.com.
Djati juga menuturkan DWA telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
"Pengemudi sudah kami tetapkan jadi tersangka," jelasnya.
Buntut dari kecelakaan itu membuat warga mengamuk.
Dalam tayangan video yang beredar di media sosial, warga tampak beringas merusak truk-truk tanah yang sedang diparkir di pinggir jalan.
Bahkan, ada satu truk yang berujung dibakar. Polisi pun berusaha untuk meredam kericuhan dan amarah warga yang merusak truk-truk tersebut.
Kericuhan yang terjadi turut membuat Wakapolres Metro Tangerang, AKBP Yolanda Evalyn Sebayang terluka.
Kepala Yolanda bocor akibat terkena lemparan batu.
"Situasi memanas, Wakapolres kita yang juga korban lemparan anarkis warga, kepalanya bocor," kata Wakapolda Brigjen Djati pada Jumat (8/11/2024), dikutip dari Tribunbanten.com.
Setelah itu, Wakapolres Metro Tangerang Kota AKBP Yolanda Evalyn dibawa ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan.
Sementara bocah yang dotabrak truk dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang.
"Untuk korban mengalami luka pada bagian kaki, kini dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang," kata Kapolres Metro Tangerang, Kombes Zain Dwi Nurgroho.
Zain mengatakan pihaknya sedang mengusut kasus kecelakaan yang membuat kaki bocah remuk.
"Kami dari pihak kepolisian meminta masyarakat untuk bersabar, kasus ini menjadi atensi pengusutan dan akan kami sampaikan setiap perkembangannya," kata Zain.
Kronologi Kecelakaan
Zain menuturkan insiden tersebut berawal ketika APN dibonceng oleh seorang wanita berinisial SD (20) melaju dari Kosambi menuju Teluknaga, Tangerang, Banten pada Kamis (7/11/2024).
Lalu, SD mencoba menyalip truk yang dikendarai DWA dari lajur kiri. Namun, SD tidak memiliki jarak pandang yang cukup.
Akibatnya, SD dan ANP terjatuh dari motor itu.
"Korban SD terjatuh ke arah kiri dan ANP terjatuh ke kanan, masuk ke kolong truk hingga kaki kirinya terlindas ban depan sebelah kiri kendaraan tersebut," tutur Zain, dikutip dari Tribuntangerang.com.
Akibat insiden itu bocah APN mengalami luka parah di bagian kaki.
Peristiwa inilah yang menyebabkan warga marah.
Kendati demikian, sebenarnya warga sekitar sudah resah dengan aktivitas truk tanah yang berlalu lalang di sekitar lokasi.
Pasalnya, truk tanah itu telah mengakibatkan banyak kecelakaan dan membuat jalan rusak.
Selain itu, truk yang melintas tersebut sudah mengganggu aktivitas warga karena membuat debu beterbangan.
Warga membakar truk pengangkut tanah yang menabrak bocah.
Bahkan warga juga menghentikan dan merusak truk lainnya yang melintas serta diparkir di Jalan Raya Kosambi.
Polisi yang mendekati aksi massa itu tak luput dari kemarahan warga.
Warga yang terlibat kericuhan mengaku kesal terhadap pengemudi truk yang tidak mematuhi aturan jam operasional.
Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Djati Wiyoto Abadhy memastikan saat ini kondisi di lokasi kerusuhan sudah kondusif.
Truk Sudah Lama Dikeluhkan Warga
Lalu lalang truk di wilayah Teluknaga sudah lama dikeluhkan warga.
Truk itu mengangkut material untuk proyek pembangunan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 yang telah sampai di wilayah Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang.
Truk beroperasi siang dan malam, membuat warga setempat dan pemakai jalan menderita.
Pasalnya, truk-truk pengangkut tanah parkir memenuhi Jalan Tanjung Pasir jalan akses menuju kampung Tanjung Pasir, pesisir Tangerang.
Jumlahnya tidak satu dua, truk tanah berukuran besar tersebut jumlahnya ratusan yang parkir berbaris di setengah jalan Tanjung Pasir.
Hal ini mengakibatkan kemacetan yang luar biasa setiap hari.
Seorang warga Tanjung Pasir yang enggan disebut namanya mengatakan, hal ini telah terjadi bila terjadi hujan.
“Kalau hujan mereka parkir di sebelah jalan. Ini bikin macet yang luar biasa. Sekarang hampir tiap hari hujan,” kata dia, Sabtu (15/6/2024) lalu.
Selain macet, truk-truk tersebut membuat jalan cepat rusak. Kalau panas jalanan berdebu, kalau hujan aspal yang rusak jadi kubangan.
Sementara jalan itu adalah akses satu-satunya. Pasalnya warga tak bisa masuk jalanan di wilayah PIK 2, meski jalannya sudah bagus.
Ia menyesalkan proyek yang tak menyediakan parkiran truk hingga menang sendiri, membuat warga pemakai jalan menderita.
Tribunnews sempat melewati jalan Tanjungpasir pada Sabtu dini hari, ternyata memang terlihat truk pasir yang parkir di setengah jalanan yang tergenang. Jumlahnya ratusan.
Karenan macet, untuk mencapai Tanjung Pasir dari Teluk Naga butuh waktu sekitar satu setengah jam. Padahal bila tak ada truk yang membuat macet, perjalanan hanya ditempuh sekitar 15 an menit.
(Kompas.com/Tribunbanten.com/Tribuntangerang.com)