TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pengusaha di Surabaya Jawa Timur bernama Ivan Sugianto (IV) menyuruh seorang siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya berinisial EV untuk bersujud dan harus menggonggong.
Video ini viral di media sosial dan menuai kecaman dari netizen.
Aksi pengusaha itu dilakukan diduga sebagai balasan karena tak terima anaknya di-bully,
Buntut kejadian itu, pihak SMA Kristen Gloria 2 Surabaya membuat laporan ke Polrestabes Surabaya.
Belasan guru, kepala sekolah, dan bahkan wali murid datang secara bersama-sama ke Polrestabes Surabaya untuk membuat laporan.
Pengacara sekolah, Sudiman Sidabukke, mengatakan ada dua permasalahan pokok dari pelaporan itu.
Pertama, konflik murid SMA Kristen Gloria 2 Surabaya dengan siswa dari sekolah lain.
Perkara tersebut kemudian merembet mengganggu keamanan sekolah.
Sebenarnya, IV dan EV sudah mencapai kesepakatan damai.
Mereka saling memahami kesalahan masing-masing dan telah saling memaafkan.
Kesepakatan damai ini juga telah diunggah di berbagai platform media sosial.
Namun pihak sekolah tidak terima dan tetap melaporkan kejadian itu ke polisi.
Peristiwa yang viral tersebut, terjadi pada 21 Oktober 2024 lalu.
Sudiman Sidabukke mengatakan ada sekelompok orang yang bukan warga sekolah mendatangi SMA Kristen Gloria 2 Surabaya.
Mereka membuat keributan di sekolah.
Saat keributan terjadi, ada ratusan orang tua yang gelisah dan menelepon pihak sekolah untuk menanyakan apakah anak mereka aman di sekolah.
Sudiman Sidabukke mengatakan, IV, pria yang menyuruh siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya bersujud dan menggonggong, bisa dijerat dengan Pasal 335 karena ada unsur paksaan.
"Banyak siswa-siswa yang ketakutan untuk pergi ke sekolah. Orang tua juga tidak nyaman. Oleh karena itu, kami percayakan kepada pihak polisi supaya diselesaikan dengan yang terbaik," kata Sudiman Sidabukke, Rabu (13/11/2024).
Sudiman menambahkan, keributan itu dipicu saling ejek siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya berinisial EV, dengan siswa SMA Cita Hati Surabaya berinisial AL, saat pertandingan basket di mal.
Siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya mengejek siswa SMA Cita Hati Surabaya di media sosial (medsos).
EV mengejek AL yang sekolahnya kalah dalam pertandingan basket tersebut.
Olokan itu berlanjut dengan EV menyebut AL seperti anjing poodle.
AL lalu mengadukan olokan EV kepada ayahnya yang berinisial IV atau Ivan Sugianto.
Tidak terima anaknya diolok-olok, Ivan Sugianto mendatangi SMA Kristen Gloria 2 Surabaya bersama sekelompok orang untuk mencari keberadaan EV.
IV menuntut permintaan maaf dari EV.
Kedatangan IV itu yang kemudian memicu keributan.
Salah satunya yaitu menyuruh EV bersujud dan menggonggong.
Anggota Dewan Ikut Tangani
Komisi D DPRD Surabaya memanggil pihak sekolah dalam hal ini SMA Kristen Gloria 2 Surabaya, Kamis (24/10/2024) lalu .
Selain itu juga dihadirkan pula Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Akmarawita Kadir menerangkan, ledekan itu dilontarkan buntut dari pertandingan basket antar tim.
"Seminggu sebelumnya mereka pertandingan basket, basket ada tim Gloria, ada tim lain. Diejek ini rupanya sekolah Cita Hati yang berdekatan dengan Gloria," katanya.
Orang tua siswa yang diejek tak terima langsung mendatangi SMA Kristen Gloria 2 Surabaya.
"Orang tua yang diejek datang ke sekolah menunggu anak yang diduga mengejek anaknya," katanya.
Menurutnya, IV datang bersama rombongan menemui.
Karena ada keributan, akhirnya kepala sekolah menyuruh mereka masuk.
"Meminta anak yang mengejek minta maaf dengan cara jongkok dan menggonggong. Iya itu pasti (ketakutan)," katanya.
Dia menduga kepala sekolah membiarkan IV menyuruh siswa sujud dan menggonggong karena takut melihat rombongan tersebut.
"Dia tidak berdaya menghalangi itu. Akhirnya terjadi, diangkat sekuriti biar tidak melakukan tapi tetap dilakukan," katanya.
Bahkan orang tua siswa yang mengejek pun tak mampu berbuat banyak.
Sampai-sampai ibu siswa pingsan melihat anaknya disuruh sujud dan menggonggong.
"Orang tua yang menjongkok terpaksa menyetujui, habis itu ibunya langsung kejang dan pingsan," katanya.
Kini beredar di media sosial tangkapan layar percakapan dua siswa SMA Surabaya yang disuruh menggonggong.
Dalam percakapannya, siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya meledek murid SMA Cita Hati Surabaya seperti poodle.
"Kamu tau poodle itu apa kan," katanya.
"Pantes gak bro? Bro kita kenal aja engga. Menurutmu sendiri poodle itu apa?" timpal siswa Cita Hati Surabaya.
"Anjing lucu. search en," jawabnya.
"Kamu mau ta disamakan sama binatang? iya kamu tak samakan sama anjing mau ta?" kata siswa SMA Cita Hati.
Penjelasan Polisi
Terkait masalah ini, Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto menggelar konferensi pers di Polrestabes Surabaya, Rabu (13/11/2024).
Ia menjelaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada 21 Oktober 2024 lalu.
Sejak kejadian tersebut, Dirmanto menyatakan bahwa polisi dari Polrestabes Surabaya telah melakukan langkah-langkah penyelidikan yang luar biasa.
"Penyelidik sudah mendatangi sekolah segera setelah kejadian viral pada pukul 15.30 WIB. Teman-teman dari Polrestabes langsung datang pada saat itu juga tetapi karena sudah sore, sekolah sudah tutup," kata Dirmanto.
Saat berada di lokasi, polisi sudah meminta keterangan dari pihak keamanan sekolah.
Keesokan harinya, penyelidikan berlanjut dengan meminta keterangan dari pihak sekolah, termasuk IV yang diyakini sebagai pelaku.
Polisi kemudian mengetahui, bahwa IV dan EV sudah mencapai kesepakatan damai.
Mereka saling memahami kesalahan masing-masing dan telah saling memaafkan.
Kesepakatan damai ini juga telah diunggah di berbagai platform media sosial.
"Namun pihak sekolah Gloria 2 terus mendesak agar Polrestabes Surabaya meneruskan proses hukum," ujar Dirmanto.
Beberapa hari setelah tanggal 21, guru-guru di Sekolah Gloria 2 melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Surabaya.
Hingga kini sudah ada delapan saksi yang diperiksa, salah satunya adalah IV, yang diyakini sebagai pihak yang menyebabkan keributan di SMA Gloria 2 Surabaya.
"Barang bukti yang ada termasuk flashdisk yang berisi rekaman CCTV," jelas Dirmanto.