Ikuti Napak Tilas Jejak Pejuang HSS 2024, Tim Pahuluan Sebut Peran Petani Tak Boleh Diabaikan Negara
Irfani Rahman November 17, 2024 01:31 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN- Napak Tilas Jejak Pejuang di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang diselenggarakan DHC 45 HSS, diikuti 320 orang.  

Peserta terdiri 64 tim berasal dari berbagai daerah di Kalsel dan Kalteng.  Selama 3 hari, peserta menapaki jejak sejarah para pahlawan di Bumi Rakat Mufakat ini, sejak Jumat hingga MInggu (17/11/2024).

Dilepas Jumat malam, 15 November 2024, peserta berjalan kaki dengan pawai obor menuju Desa Mandapai Kecamatan Padang Batung, untuk kegiatan luran.

DIlanjutkan Sabtu ke Desa Malutu, untuk berbagai kegiatan lainnya. Di antaranya sarasehan dan dialog sejarah dan nilai kejuangan. Pada sesi ini peserta menyampaikan pendapat mereka mengenai nilai-nilai juang yang dipetik dari napak tilas tersebut.

Salah satu peserta, M Reza Fahlifi dari Tim Bubuhan Pahuluan di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah menyatakan, datuk-datuk tim  mereka yang mengikuti  kegiatan ini adalah pejuang untuk NKRI yang bekerja sebagai petani tradisional.

 “Jika di zaman kemerdekaan ini kalian berbuat zolim kepada petani, berarti lebih kejam dari penjajah,”tegasnya.

Reza pun mengungkapkan, petani adalah sumber ketahanan pangan, sehingga sangat layak diperjuangkan hak-haknya di negeri ini. Petani menjadi bagian terpenting dari tanggungjawab negara yang tak boleh diabaikan.

Reza pun mengatakan, napak tilas jejak pejuang tak hanya soal ingin tahu atau merasakan sedikit dari perjuangan yang dilakukan para pejuang atau sekedar ikut-ikutan.

“Lebih dari itu banyak hal yang kita bisa lakukan dalam kehidupan sehari-hari yang masuk konteks pejuang. Antara lain tidak korupsi, tidak membuat aturan perundang-undangan atau kebijakan yang merugikan atau membebani rakyat. Melindungi kaum buruh dan petani, juga termasuk meneladani para pejuang,”imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Tim Buhan Pahuluan mengangkat tokoh pejuang, Aberani Sulaiman (kelahiran 3 Agustus 1925-wafat 4 Desember 2021). Dijelaskan, Aberani, mantan Gubrnur Kalsel ke 3 periode 1963-1968) adalah Ketua Panitia Persiapan Proklamasi Kemerdekaan 17 Mei 1947, bertepatan 17 Ramadhan.

Dia memimpin serangan bersama pejuang lainnya terhadap pasukan Belanda di Hambawang Pulasan. Peristiwa itu menandai peran aktifnya melawan penjajahan Belanda di wilayah KAlsel, Kalteng, Kotabaru dan menembus Pegunungan Meratus.

Dipaparkan, tugas mereka adalah mencari senjata dan menjalin hubungan dengan kelompok pejuang lainnya.

Diperjalanan ke Kotabaru, Aberani Sulaiman bertemu H Hassan BAsry, pejuang yang awalnya berniat menyeberang ke Pulau Jawa, namun memutuskan brgabung Gerpindom. Seiring perkembangan perjuangan, Gerpindom kemudian dilebur ke dalam Angkatan laut RI (ALRI) divisi IV Pertahanan Kalimantan Selatan.

Hasan Basry menjabat pimpinan umum, Aberani Sulaiman diangkat wakil pimpinan umum kepala staf. “Jadi beliau tak hanya berperan dalam medan perjuangan fisik, tapi juga terlibat aspek politik. Itu dari literatur sejarah yang kami pelajari,”kata Reza. 

(banjarmasinpost.co.id/hanani)

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.