Salah Satu Tradisi yang Terkenal di Bali adalah Upacara Ngaben, Apa Maknanya ?
Afif Khoirul M November 17, 2024 03:34 PM

---

Intisari-online.com - Pulau Dewata, Bali, tersohor akan keindahan alamnya yang memukau dan kekayaan budayanya yang adiluhung.

Di antara sekian banyak tradisi yang menghiasi kehidupan masyarakat Bali, terdapat satu ritual sakral yang begitu tersohor, yakni Upacara Ngaben.

Upacara ini merupakan sebuah manifestasi keyakinan mendalam masyarakat Hindu Bali akan siklus kehidupan dan kematian, sebuah perjalanan spiritual yang mengantar jiwa menuju keabadian.

Ngaben, atau dalam bahasa Bali disebut Palebon, berasal dari kata lebu yang berarti "prathiwi" atau tanah.

Palebon artinya menjadikan prathiwi (abu), merujuk pada proses kremasi jenazah yang menjadi inti dari upacara ini.

Api Suci Pembebasan

Dalam pandangan masyarakat Hindu Bali, kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari sebuah perjalanan baru bagi sang roh.

Tubuh fisik yang fana hanyalah wadah sementara bagi atma atau roh.

Ketika seseorang meninggal dunia, atma diyakini masih terikat dengan jasadnya.

Upacara Ngaben hadir sebagai ritual suci untuk melepaskan atma dari belenggu duniawi, membebaskannya untuk kembali menyatu dengan Sang Pencipta.

Api, sebagai elemen suci dalam Hindu, menjadi simbol penyucian dan pelepasan.

Kobaran api dalam Ngaben dipercaya mampu menyucikan atma dari segala ikatan duniawi, memudahkannya menuju moksham atau pembebasan.

Abu jenazah yang tersisa kemudian dihanyutkan ke laut atau sungai, simbol pengembalian unsur-unsur jasad ke alam semesta.

Simfoni Kehidupan dan Kematian

Upacara Ngaben bukanlah sekadar ritual pembakaran jenazah. Ia adalah sebuah simfoni kehidupan dan kematian yang sarat makna filosofis.

Prosesi demi prosesi dalam Ngaben mengandung nilai-nilai luhur yang mengajarkan manusia tentang hakikat kehidupan, kematian, dan perjalanan spiritual.

Persiapan Ngaben melibatkan seluruh anggota keluarga dan masyarakat.

Gotong royong dalam mempersiapkan segala keperluan upacara mencerminkan semangat kebersamaan dan kepedulian yang tinggi.

Bunga-bunga yang dirangkai dengan indah, bade dan lembu yang dihias dengan megah, serta gamelan dan kidung suci yang mengiringi prosesi, semuanya bersatu padu menciptakan suasana khidmat dan sakral.

Makna Filosofis Ngaben

Upacara Ngaben mengandung makna filosofis yang mendalam.

Ia mengajarkan manusia untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan atas kepergian orang yang dicintai.

Kematian adalah bagian tak terpisahkan dari siklus kehidupan, sebuah keniscayaan yang harus diterima dengan ikhlas.

Ngaben mengajak manusia untuk merelakan kepergian sang atma dengan penuh cinta dan doa, meyakini bahwa ia akan melanjutkan perjalanannya menuju kehidupan yang lebih abadi.

Lebih dari itu, Ngaben juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam semesta.

Manusia sebagai bagian dari alam semesta, ketika meninggal dunia, unsur-unsur pembentuk tubuhnya harus dikembalikan ke asalnya.

Api menyucikan, air menghanyutkan, dan abu menjadi bagian dari tanah.

Siklus ini menjaga harmoni alam dan mengingatkan manusia akan keterikatannya dengan semesta.

Ngaben: Warisan Leluhur yang Abadi

Upacara Ngaben merupakan warisan budaya leluhur yang tak ternilai harganya.

Ia adalah cerminan kearifan lokal masyarakat Bali dalam memaknai kehidupan dan kematian.

Di tengah arus modernisasi, Upacara Ngaben tetap lestari dan dijaga dengan penuh kehormatan.

Generasi muda Bali aktif berperan dalam melestarikan tradisi ini, memastikan keberlangsungannya di masa depan.

Upacara Ngaben di Bali tak hanya kaya akan makna filosofis, namun juga sarat dengan simbolisme yang memperkaya setiap tahapannya.

Berbagai unsur dalam upacara ini memiliki makna mendalam, mencerminkan keyakinan dan pemahaman masyarakat Hindu Bali akan siklus kehidupan, kematian, dan perjalanan roh menuju alam baka.

1. Bade: Singgasana Agung Menuju Surga

Bade merupakan menara kayu yang megah dan artistik, berfungsi sebagai kendaraan sang atma menuju tempat peristirahatan terakhirnya.

Bentuk bade yang menjulang tinggi melambangkan Gunung Mahameru, gunung suci yang dipercaya sebagai tempat bersemayam para dewa.

Hiasan-hiasan rumit pada bade menggambarkan perjalanan atma melewati berbagai alam, sedangkan ornamen-ornamen seperti naga, garuda, dan bunga teratai menyimbolkan kekuatan, kesucian, dan keindahan.

Bade diusung oleh puluhan bahkan ratusan orang secara bergantian, menunjukkan kebersamaan dan gotong royong masyarakat dalam mengantar atma menuju alam baka.

Prosesi pengusungan bade yang penuh khidmat diiringi oleh gamelan dan kidung suci, menciptakan atmosfer spiritual yang mendalam.

2. Lembu: Wahana Penyucian

Lembu, khususnya lembu putih, dianggap sebagai hewan suci dalam Hindu. Dalam Ngaben, lembu berfungsi sebagai wahana bagi atma untuk mencapai kesucian.

Patung lembu atau lembu pandawa yang dibuat dari kertas atau kayu diarak mengiringi bade, menyiratkan perjalanan atma yang dibimbing oleh kekuatan suci menuju penyucian.

3. Wadah: Simbol Kesederhanaan

Selain bade dan lembu, terdapat juga wadah yang berfungsi sebagai tempat jenazah selama prosesi Ngaben.

Wadah berbentuk lebih sederhana dibandingkan bade, biasanya berupa peti mati yang dihias dengan kain putih dan bunga.

Penggunaan wadah menunjukkan bahwa di hadapan kematian, semua manusia adalah sama.

Kesederhanaan wadah juga mengingatkan akan hakikat manusia yang fana dan kembali ke asal mula.

4. Api: Simbol Penyucian dan Transformasi

Api merupakan unsur penting dalam Upacara Ngaben. Kobaran api yang menyala di tempat kremasi melambangkan penyucian atma dari segala kotoran duniawi.

Api juga merupakan simbol transformasi, mengubah jasad fisik menjadi abu yang kemudian dikembalikan ke alam semesta.

5. Air: Simbol Pembersihan dan Pelepasan

Setelah proses kremasi, abu jenazah dihanyutkan ke laut atau sungai.

Air di sini berfungsi sebagai simbol pembersihan dan pelepasan.

Air yang mengalir membawa abu jenazah kembali ke asalnya, menandakan pelepasan atma dari ikatan duniawi dan kembalinya ke alam keabadian.

6. Pakaian Putih: Simbol Kesucian

Warna putih mendominasi Upacara Ngaben, baik pada pakaian yang dikenakan oleh keluarga yang ditinggalkan, hiasan bade dan lembu, maupun kain yang digunakan untuk membungkus jenazah.

Putih merupakan simbol kesucian dan kemurnian, mencerminkan harapan agar atma yang telah disucikan dapat mencapai moksham.

7. Bunga: Simbol Keindahan dan Kehidupan

Bunga beraneka warna dan rupa digunakan untuk menghiasi bade, lembu, dan wadah.

Bunga melambangkan keindahan dan kehidupan, sekaligus menunjukkan rasa hormat dan cinta kepada almarhum.

Keharuman bunga juga dipercaya dapat menyucikan udara dan menciptakan suasana yang nyaman bagi atma yang sedang menjalani perjalanan spiritual.

8. Gamelan dan Kidung Suci: Pengiring Perjalanan Roh

Alunan gamelan dan kidung suci mengiringi setiap tahapan Upacara Ngaben.

Musik dan nyanyian ini berfungsi sebagai pengantar dan pembimbing atma dalam perjalanannya menuju alam baka.

Gamelan dan kidung suci juga menciptakan suasana khidmat dan sakral, membantu keluarga yang ditinggalkan untuk mengikhlaskan kepergian almarhum.

9. Sesaji: Persembahan untuk Para Dewa dan Leluhur

Sesaji merupakan bagian tak terpisahkan dari Upacara Ngaben.

Berbagai jenis sesaji dipersembahkan kepada para dewa dan leluhur sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan restu.

Sesaji juga dimaksudkan untuk menetralisir energi negatif dan menciptakan keseimbangan alam semesta.

10. Pura: Tempat Suci Penghormatan

Pura merupakan tempat suci bagi umat Hindu. Dalam Upacara Ngaben, pura menjadi tempat untuk melaksanakan berbagai ritual dan doa.

Pura juga dipercaya sebagai gerbang antara alam manusia dan alam para dewa, sehingga kehadiran atma di pura diyakini dapat memudahkan perjalanannya menuju alam baka.

Melalui unsur-unsur simbolik tersebut, Upacara Ngaben tak hanya menjadi sebuah ritual pelepasan jenazah, namun juga sebuah perjalanan spiritual yang penuh makna.

Setiap detail dalam upacara ini mengandung pesan-pesan luhur yang mengajarkan manusia tentang kehidupan, kematian, dan hubungannya dengan alam semesta.

*

---

© Copyright @2024 LIDEA. All Rights Reserved.