TRIBUN-BALI.COM - Kehadiran Ole Romeny di Timnas Indonesia menjadi kabar baik sekaligus tantangan besar bagi skuad asuhan Shin Tae-yong.
Proses naturalisasi pemain FC Utrecht ini semakin nyata setelah unggahan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir , di akun media sosialnya pada Sabtu 16 November 2024.
Meski diperkirakan belum akan debut hingga Maret 2025, masuknya Romeny ke lini serang Skuad Garuda diprediksi memberikan dampak besar.
Dengan potensi menambah daya dobrak Timnas Indonesia, ada risiko beberapa striker yang selama ini dipanggil STY justru mulai kehilangan tempat di skuad utama.
Berikut adalah lima striker Timnas Indonesia yang berpotensi terkena imbas naturalisasi Ole Romeny:
Striker muda PSS Sleman , Hokky Caraka, kerap menjadi langganan Shin Tae-yong sepanjang putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Meski demikian, Hokky belum mendapatkan menit bermain dalam lima laga terakhir.
Dari tiga kali masuk daftar skuad, Hokky tak pernah turun ke lapangan, sedangkan dua laga lainnya ia tidak dipanggil.
Dengan masuknya Romeny, kemungkinan Hokky akan semakin sulit mendapatkan kepercayaan dari STY.
Striker Persib Bandung , Dimas Drajad, memiliki situasi yang serupa dengan Hokky Caraka.
Sepanjang putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia, Dimas belum pernah mencicipi menit bermain.
Meski sempat masuk skuad dua kali, Dimas tidak diturunkan dan bahkan dicoret dari tiga laga lainnya.
Dengan hadirnya Romeny yang berpengalaman di Eredivisie, peluang Dimas semakin kecil untuk masuk dalam daftar pemain utama.
Penyerang Persebaya Surabaya, Malik Risaldi, memiliki pengalaman lebih baik dengan Timnas Indonesia dibandingkan dua nama sebelumnya.
Ia telah mencatatkan dua caps dan tampil selama 63 menit dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Namun, kecenderungan Malik untuk mengalami cedera menjadi salah satu alasan mengapa ia mungkin terpinggirkan.
Shin Tae-yong tampaknya lebih memilih pemain dengan kondisi fisik prima, dan kehadiran Romeny bisa menjadi opsi yang lebih stabil di lini depan.
Bomber Persis Solo , Ramadhan Sananta, juga masuk dalam daftar pemain yang rawan tergeser.
Meski sempat masuk skuad saat Indonesia menahan imbang Arab Saudi 1-1, Sananta tidak mendapatkan menit bermain.
Dalam empat laga lainnya, nama Sananta bahkan tidak masuk daftar pemain.
Situasi ini membuat posisinya semakin rentan dengan kehadiran pemain baru seperti Romeny.
Nama Rafael Struick, penyerang Brisbane Roar , mungkin menjadi kejutan dalam daftar ini.
Sebagai salah satu pemain andalan Shin Tae-yong di putaran ketiga, Struick telah mencetak satu gol saat melawan Bahrain.
Namun, penampilannya saat kalah 0-4 dari Jepang memicu kritik.
Dengan performa yang dianggap menurun, Struick berpotensi kalah saing dengan Ragnar Oratmangoen dan Ole Romeny di lini depan.
Hadirnya Ole Romeny diprediksi memperkuat lini serang Skuad Garuda yang saat ini masih kurang tajam.
Bersama Arab Saudi , Indonesia menjadi tim dengan jumlah gol paling sedikit di Grup C, masing-masing hanya mencetak tiga gol dari lima pertandingan.
Naturalisasi pemain berpengalaman seperti Romeny memberikan harapan baru untuk meningkatkan produktivitas gol Timnas Indonesia.
Namun, ini juga menjadi tantangan bagi striker lokal yang harus membuktikan kemampuan mereka untuk tetap bersaing di skuad utama.
(*)