Sebuah laporan terbaru menyatakan bahwa layanan streaming musik Spotify mengisi daftar putar pendengar dengan 'artis hantu' untuk meminimalkan biaya royalti.
Berdasarkan temuan Liz Pelly yang dibagikan di Harper's Magazine, daftar putar populer mulai dari jazz dan klasik hingga hip-hop lo-fi diisi dengan materi dari artis-artis hantu.
Hal tersebut secara efektif mengurangi jumlah royalti yang dibayarkan Spotify kepada para musisi asli sekaligus meningkatkan margin keuntungan mereka secara keseluruhan.
Dikenal sebagai 'Perfect Fit Content' (PFC), praktik ini kabarnya diperkenalkan kepada editor Spotify pada tahun 2017 dan direkayasa untuk memaksimalkan keuntungan dengan bermitra dengan sejumlah perusahaan produksi, yang sebagian besar berlokasi di luar Amerika Serikat.
Laporan Pelly mencatat bahwa ketika masalah ini pertama kali muncul ke publik pada awal tahun ini. Juru bicara Spotify mengklaim bahwa tuduhan tersebut sama sekali tidak benar dan menyangkal bahwa perusahaan tersebut membuat lagu-lagu artis palsunya sendiri.
Namun, lanjutnya, meskipun Spotify mungkin tidak menciptakannya, Spotify tidak menyangkal bahwa mereka telah menambahkannya ke dalam daftar putarnya.
Laporan tersebut juga membenarkan temuan dari penulis musik David Turner, yang menggunakan analisis untuk menunjukkan bahwa daftar putar "Ambient Chill" di Spotify telah menghapus artis-artis seperti Brian Eno, Bibio, dan Jon Hopkins dan menggantinya dengan lagu-lagu dari Epidemic Sound, sebuah perusahaan Swedia yang menawarkan perpustakaan musik produksi berbasis langganan, termasuk jenis materi stok yang sebagian besar digunakan sebagai latar belakang iklan dan program TV.
Seorang mantan karyawan Spotfy mengatakan tentang praktik tersebut. "Beberapa dari kami benar-benar merasa tidak nyaman dengan apa yang terjadi," kata mereka.
"Kami tidak suka bahwa kedua orang ini yang biasanya menulis lagu pop menggantikan sebagian besar artis secara keseluruhan. Itu tidak adil. Tapi itu seperti mencoba menghentikan kereta yang sudah berangkat," ujarnya sebagaimana dikutip detikINET dari NME, Minggu (22/12/2024).
Akibatnya, diklaim bahwa lebih sedikit royalti yang dibayarkan kepada artis yang resmi, sementara pembayaran diberikan kepada mitra PFC, yang membuat materi untuk dibagikan di bawah ratusan profil artis, yang sebagian besar kosong dan menghasilkan pencarian yang tidak meyakinkan setelah diperiksa lebih lanjut.
Pada tahun 2023, beberapa ratus daftar putar dilaporkan sedang dipantau oleh tim yang bertanggung jawab atas PFC.
Lebih dari 150 daftar putar, termasuk "Ambient Relaxation," "Deep Focus," "100% Lounge," "Bossa Nova Dinner," "Cocktail Jazz," "Deep Sleep," "Morning Stretch," dan "Detox," hampir seluruhnya terdiri dari PFC.
Sumber lain menyatakan bahwa sikap internal perusahaan juga demikian "Jika metriknya naik, maka mari kita teruskan saja mengganti lebih banyak lagi, karena jika pengguna tidak menyadarinya, maka tidak apa-apa."
Meskipun Spotify secara historis membantah klaim tersebut, CEO Daniel Ek menerima reaksi keras menyusul klaimnya bahwa biaya pembuatan konten mendekati nol pada awal musim panas ini.
Komentar tersebut dengan cepat memicu tanggapan dari seluruh komunitas online, dengan banyaknya pecinta musik dan musisi yang mengkritik CEO karena dianggap tidak masuk akal.
Menyusul reaksi tersebut, Ek kemudian membagikan pembaruan lain yang meminta maaf karena telah mengabaikan perjuangan yang dihadapi oleh para musisi dan menggunakan label reduktif untuk konten.
Pada kuartal pertama tahun 2024, jumlah pelanggan premium meningkat 14 persen menjadi 239 juta, dan Spotify mengumumkan rekor keuntungan lebih dari 1 miliar Euro atau
Sejak saat itu, Spotify juga dilaporkan mulai menghapus artis-artis Rusia yang mendukung perang di Ukraina dari platform streaming. Temuan baru ini muncul setelah sebuah situs yang memparodikan Spotify Wrapped telah dihapus atas permintaan tim hukum Spotify.