Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM - Inovasi baterai kendaraan listrik berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pengembangnya pun bukan hanya berasal dari produsen, satuan pendidikan pun ikut berinovasi dalam hal ini.
Baru-baru ini, sebuah tim dari Institut Sains dan Teknologi Daegu Gyeongbuk (DGIST) di Korea Selatan menciptakan baterai logam lithium baru yang inovatif yang memiliki elektrolit polimer padat tiga lapis.
Kemampuan utamanya adalah baterai ini mampu memadamkan dirinya sendiri saat terjadi kebakaran dan tetap memiliki kinerja yang kuat bahkan setelah beberapa kali siklus pengisian daya.
Dalam baterai elektrolit polimer padat tradisional, litium dapat membentuk struktur kecil seperti pohon yang disebut dendrit selama pengisian dan pengosongan daya.
Meskipun namanya mungkin terdengar tidak berbahaya, dendrit dapat merusak sambungan internal dalam baterai, sehingga meningkatkan risiko kebakaran dan ledakan secara signifikan.
Dalam studinya, tim DGIST merinci struktur elektrolit tiga lapis inovatif mereka yang dirancang untuk meningkatkan keamanan dan kinerja baterai, melansir Carscoops.
Desain cerdas ini mencakup lapisan luar yang lembut yang memastikan kontak yang baik dengan elektroda, sementara lapisan tengah yang kuat meningkatkan integritas struktural baterai.
Elektrolit tersebut selanjutnya ditingkatkan dengan pemadam api (decabromodiphenyl ethane), konsentrasi tinggi garam litium dan zeolit, yang memperkuat kekuatan keseluruhannya.
Meskipun spesifikasinya mungkin terdengar sangat teknis, hasilnya adalah baterai yang lebih aman dan lebih andal.
Peneliti Utama DGIST Kim Jae-Hyun, menyebut desain baterai ini memiliki daya tahan yang luar biasa, mempertahankan sekitar 87,9 persen kinerjanya setelah 1.000 siklus pengisian dan pengosongan daya.
Hal ini merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan sebagian besar baterai saat ini, yang biasanya kehilangan 20 - 30 persen kapasitasnya dalam jumlah siklus yang sama.
Selain itu, para peneliti melaporkan bahwa baterai dapat padam sendiri jika terjadi kebakaran.
"Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap komersialisasi baterai logam litium menggunakan elektrolit (polimer padat), sekaligus memberikan stabilitas dan efisiensi yang lebih baik (pada) perangkat penyimpanan energi," kata Kim, mengutip Carscoops.