Sosok Evi Poespito Hany Kepsek SMPN 7 Mojokerto Diperiksa Polisi, Tak Sesuai Rundown Ada Kelalaian?
Sarah Elnyora Rumaropen February 03, 2025 06:30 PM

SURYAMALANG.COM, - Inilah sosok Evi Poespito Hany, Kepala Sekolah SMPN 7 Kota Mojokerto yang diperiksa polisi buntut tragedi belasan siswa terseret ombak. 

Ombak di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta menggulung 13 siswa SMPN 7 Mojokerto yang berenang di tepi pantai dan menewaskan 4 orang korban. 

Peristiwa yang berlangsung pada Selasa (28/1/2025) tersebut kini sedang diselidiki polisi terkait unsur kelalaian baik dari pihak sekolah maupun dari travel agent. 

Bahkan Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 7 Mojokerto sudah memenuhi undangan pemeriksaan yang dilayangkan oleh Polres Gunungkidul.

Kepsek bernama Evi Poespito Hany itu mendatangi Polres Gunungkidul pada Jumat (31/1/2025).

Selama kurang lebih 3 jam, Evi dimintai keterangan terkait tragedi Pantai Drini, namun Ia enggan berkomentar saat ditanya awak media.

Berdasarkan pantauan TribunJogja.com, Evi keluar dari ruang pemeriksaan dan langsung masuk ke mobil sekitar pukul 17.05 WIB.

Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza membenarkan telah memeriksa Kepsek SMPN 7 Mojokerto tersebut.

"Benar (pemeriksaan terhadap kepala sekolah), akan kami informasikan lebih lanjut terkait hal ini," kata Mirza, Jumat (31/1/2025).

Selain Evi, pihak travel agent juga bakal diperiksa sebab polisi sedang menelusuri unsur kelalaian dalam kejadian itu.

"Kami masih dalam proses penyelidikan dan belum ada penetapan tersangka," jelas Mirza.

Kendati begitu, Mirza membantah isu Kepsek SMPN 7 Mojokerto ditahan karena kasus ini.

"Informasi yang beredar tidak benar. Posisi kepala sekolah tidak ditahan, baik polda maupun polres," tegasnya.

Sosok Evi Poespito Hany

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Evi lahir di Lumajang 11 Maret 1967 atau kini berusia 58 tahun.

Evi Poespito Hany sudah bertahun-tahun lamanya mengabdi menjadi guru.

Wanita berhijab itu pertama kali diangkat sebagai pegawai negeri pada tahun 1993.

Pengangkatan berlangsung ketika Evi masih mengajar di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Dua tahun setelahnya, Evi dimutasi di SMPN 7 Mojokerto.

Kerier Evi naik saat diangkat menjadi kepala sekolah di SMPN 3 Mojokerto pada 2015. 

Beberapa tahun setelahnya, Evi dipindah di SMPN 7 Mojokerto dan menjabat sebagai kepala sekolah hingga sekarang.

Evi juga memiliki dua titel akademis, yakni Doktoranda (Dra.) dan Magister Pendidikan (M.Pd.).

Tak Sesuai Rundown Ada Kelalaian?

Berdasarkan rundown kegiatan, para siswa pada saat kejadian seharusnya sarapan di sebuah warung kawasan Pantai Drini pada Selasa (28/1/2025) pagi.

Namun, sejumlah siswa justru bermain di bibir pantai dan mengakibatkan 13 siswa terseret ombak.

Hanya 9 siswa yang dapat diselamatkan tim SAR sehingga 4 siswa lain meninggal.

"Setelah absensi jam 07.00 WIB ternyata ada anak yang terbawa arus," kata Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza, Jumat (31/1/2025).

Identitas keempat korban yang meninggal yakni Alfian Aditya Pratama (13), Malvein Yusuf Adhi Dilaga (13), Bayhaki F (13) dan Rifky Yudha Pratama (13).

Kegiatan outing class diikuti 257 siswa dan 16 pendamping.

Mereka berangkat dari Mojokerto, Jawa Timur pada Senin (27/1/2025) malam menggunakan lima bus pariwisata.

Pj Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, menyatakan dari 9 siswa yang selamat, 2 siswa masih dirawat di rumah sakit.

"Update terkini, kita pastikan kondisi kedua korban sudah semakin membaik dan Ainoah Reza hari ini untuk bisa diizinkan pulang," ungkapnya.

Seluruh biaya korban laka laut yang menimpa siswa SMPN 7 Mojokerto akan ditanggung Pemkot.

"Apapun terkait masalah kegiatan laka laut ini, maka menjadi tanggung jawab dan beban Pemerintah Kota Mojokerto," tegasnya.

Setelah insiden ini, akan ada pembatasan kegiatan outing class sekolah di Mojokerto agar peristiwa serupa tak terjadi.

"Kita lakukan pembatasan bukan pelarangan, karena ini bagian dari kurikulum merdeka belajar. Namun harus kita akui banyak hal yang harus kita evaluasi, termasuk soal lokasi yang digunakan untuk kegiatan" terangnya.

"Diutamakan outing class yang penuh edukasi seperti kunjungan ke museum maupun perpustakaan," jelas Ali.

Upaya Damai Buat Keluarga Geram

Orang tua salah satu siswa SMPN 7 Kota Mojokerto yang meninggal terseret ombak Pantai Drini, marah kepada pihak sekolah yang bertamu ke rumahnya pada Rabu (29/01/2025) lalu.  

Dari video yang beredar, tampak orang tua korban mengamuk dan merobek sebuah surat damai yang disodorkan pihak sekolah bersama dengan janji uang santunan kepada mereka.  

Orang tua korban dengan lantang menolak menerima surat yang dibawa pihak sekolah.  

Sementara Penjabat Wali Kota Mojokerto menyebut hal itu terjadi karena kesalahpahaman antara pihak keluarga, korban dengan pihak sekolah sebagai pemberi surat.  

Tangisan Wali Murid

Istiqomah, ibu Malvein Yusuf Adh Dhuqa salah satu siswa yang tewas menyebut telah melarang anaknya mengikuti kegiatan outing class.

"Cuacanya kan seperti ini, kita sempat melarang, tapi anaknya tetap ikut karena dibiayai pakdenya," ucap Istiqomah.

Ayah Alfian Aditya Pratama, Mad Arif (41) juga tidak menyangka anak sulungnya meninggal saat mengikuti kegiatan sekolah.

Sebelum berangkat ke Gunungkidul, korban sempat meminta dibelikan sandal putih serta dompet.

"Anaknya minta dibelikan sandal  putih bersih sama dompet baru. Saya antarkan ke pasar dekat rumah, waktu itu dia yang memilih sendiri." kata Mad Arif, Selasa (28/2/2025).

"Sebelum berangkat sudah saya belikan di toko, memilih sandal dan minta dompet baru," paparnya.

Siswa kelas 7 tersebut juga meminta potong rambut sehari sebelum outing class.

"Potong rambut berangkat sendiri naik motor di dekat rumah," lanjutnya.

Mad Arif sempat berkomunikasi dengan anaknya melalui video call saat berada di dalam bus.

"Saya video anaknya di dalam bus tempat duduknya di tengah, sudah pas berangkat itu," sambungnya.

Mad Arif dan istri juga menyempatkan datang ke sekolah untuk mengantarkan rombongan berangkat ke Gunungkidul.

"Saya sama ibunya Alfian, cari-cari keliling bus pas mau berangkat. Sedangkan istri saya berada di atas motor karena khawatir anaknya malu," tuturnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.