Perjalanan IVF Antara Perjuangan, Harapan, dan Karier
Kurnia NAH February 08, 2025 08:43 PM
Menjalani program kehamilan dengan metode In Vitro Fertilization (IVF) atau biasa dikenal dengan bayi tabung bukanlah perjalanan yang mudah, terlebih bagi seorang wanita yang juga berkarier. Ada harapan besar yang selalu menyertai setiap tahapannya, namun di sisi lain, ada tantangan fisik dan mental yang harus dihadapi.
Saya adalah salah satu dari sekian banyak pejuang garis dua yang harus melewati berbagai fase program bayi tabung dan tetap menjalankan tugas saya sebagai seorang profesional yang bekerja pada Instansi Pemerintahan. Perjalanan ini penuh dengan pelajaran yang sangat berharga, penuh dengan air mata, dan tentu saja semangat yang tidak boleh padam.
Program IVF bukan hanya sekadar prosedur medis, tetapi juga ujian kesabaran dan ketahanan. Di tengah kesibukan pekerjaan, saya harus bolak-balik Karawang-Jakarta untuk pemeriksaan, suntik hormon setiap hari, serta mengatur waktu agar tidak mengganggu pekerjaan.
Bayangkan, di sela-sela rapat penting, saya harus mencari waktu untuk menyuntikkan hormon tepat pada waktunya dan selalu sering mencari alasan untuk ijin menyuntikan hormon. Belum lagi, efek samping hormon yang membuat saya sering kelelahan dan perubahan emosional yang tidak stabil, namun saya harus tetap bersikap profesional sebagai wanita pekerja.
Salah satu hal yang membuat perjalanan ini lebih ringan selain dukungan dari suami, adalah dukungan dari pimpinan dan rekan kerja saya yang ada di kantor. Saya sangat beruntung dan bersyukur memiliki lingkungan kerja yang sangat suportif untuk mengizinkan saya mengambil cuti di saat prosedur penting seperti pengambilan sel telur, transfer embrio dan jadwal kontrol/tes darah yang tidak bisa dijadwalkan. Namun, saya juga paham bahwa tidak semua wanita memiliki keberuntungan seperti saya.
Oleh karena itu, penting bagi saya, rekan kerja dan pimpinan untuk lebih saling memahami tantangan program kehamilan yang sedang saya jalani, agar bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif.
Perjalanan IVF penuh dengan naik turunnya emosi yang tidak stabil dan memerlukan perhatian yang khusus terhadap kesehatan fisik dan mental. Ada hari-hari ketika saya merasa optimis, namun ada juga momen ketika saya dihantui ketakutan dan kekhawatiran akan hasilnya.
Saya belajar untuk lebih mengenali diri sendiri, memberi ruang untuk beristirahat ketika saya sangat lelah, dan berbicara dengan orang-orang terdekat. Meditasi, menulis jurnal, dan berbagi pengalaman dengan sesama pejuang garis dua adalah cara saya untuk menjaga kesehatan mental di tengah semua tekanan ini.
Finally, saya dapat melaluinya sampai dinyatakan positif hamil, perjalanan ini mengajarkan saya banyak hal akan kesabaran, keikhlasan, dan pentingnya komunikasi dengan pasangan serta lingkungan kerja. Saya juga semakin sadar bahwa sebagai wanita, kita memiliki kekuatan yang sangat luar biasa untuk menjalani berbagai peran sekaligus.
Jika dulu saya berpikir bahwa bekerja sambil menjalani IVF adalah beban yang tidak mungkin saya sanggup untuk melaluinya, kini saya melihatnya sebagai bagian dari perjalanan hidup yang membentuk diri saya menjadi jauh lebih kuat.
Tidak ada perjuangan yang sia-sia, setiap suntikan, setiap air mata, dan setiap usaha yang dilakukan dalam perjalanan IVF ini memiliki makna serta banyak doa dan dukungan yang menyertai kesuksesan sebagai wanita karir yang menjalani program IVF. Bagi para pejuang garis dua di luar sana yang juga bekerja, jangan pernah merasa sendirian. Kita semua berjuang dengan cara masing-masing, dan apa pun hasilnya, kita sudah melakukan yang terbaik.
Jika kamu sedang atau berencana menjalani IVF sambil bekerja, tetaplah percaya pada prosesnya. Jangan ragu untuk mencari dukungan di sekitar, baik dari pasangan, teman, atau komunitas pejuang garis dua. Mari saling berbagi cerita dan menguatkan satu sama lain. Kamu tidak sendiri, dan perjalanan ini adalah bukti betapa kuatnya dirimu !!!
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.