Beda dengan Indonesia, Awal Ramadhan di Singapura dan Brunei pada 2 Maret, Menang Beber Alasannya
Rahmadhani March 01, 2025 05:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar membeberkan alasan awal Ramadan 1446 Hijriah/2025 di Indonesia berbeda dengan Singapura dan Brunei Darussalam.

Diketahui, Singapura dan Brunei Darussalam menetapkan awal Ramadan 1446 H jatuh pada Minggu (2/3/2025).

Menag pun menjelaskan alasan perbedaan awal Ramadan yang ditetapkan Indonesia dan dua negeri tetangga itu, walaupun sama-sama tergabung dalam MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

"Ini kita agak berbeda dengan Brunei Darussalam dan Singapura, yang menyatakan bahwa puasa mereka itu mulai dari tanggal 2 (Maret 2025)," kata Nasaruddin dalam konferensi pers, Jumat (28/2/2025) malam.

"Kenapa kita (1 Ramadan) lebih awal? Karena perbedaan ketinggian hilal dan sudut elongasinya yang berbeda," sambungnya.

Ia menuturkan, meski kedua negara tersebut berdekatan dengan Indonesia, namun terdapat sudut elongasi yang sedikit berbeda sehingga negara tersebut tidak melihat hilal.

Nasaruddin menyatakan, untuk Indonesia, hilal yang memenuhi kriteria MABIMS terlihat di Aceh. Pemantauan hilal di Aceh ini kemudian menjadi pedoman bagi wilayah lainnya.

"Karena kita merupakan satu wilayah hukum, jadi kalau ada orang menyaksikan bulan dan disumpah oleh Pengadilan Agama maka itu berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan awal puasa jatuh pada Sabtu (1/3/2025) besok.

Penetapan tersebut berdasarkan munculnya hilal di provinsi paling barat Indonesia, yakni Aceh.

"Ternyata ditemukan hilal di provinsi paling barat, di Aceh. Sudah disumpah juga oleh hakim dengan demikian, dua orang yang menyaksikan hilal itu ditambah dengan pengukuhan oleh hakim agama setempat," ujar Menag.

Kemenag menggunakan kriteria yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yakni imkanur rukyat.

Menurut metode ini, hilal dianggap memenuhi syarat apabila posisinya mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.