Ramai Netizen Ngeluh Telat Haid saat Puasa, Memang Sengaruh Apa? Ini Kata Obgyn
GH News March 15, 2025 09:04 AM

Ramai warganet di media sosial X membahas perubahan siklus haid selama bulan Ramadan. Banyak dari mereka mengaku telat haid selama memasuki bulan Ramadan ini. Mereka menduga ini berkaitan erat dengan perubahan pola makan yang terjadi selama bulan Ramadan.

"guys ini seluruh wanita diindonesia pada telat haid semua kah?" kata pemilik akun X @a***ann***y.

"Kalian ngerasa ga kalo bulan ramadhan mens jd telat tapi udah ngerasain nyeri pinggang perut dan semua rasa sakit mens tapi ga ada darah yang keluar. Udah dua harian ngerasa nyeri di area pinggang dan sekitar tapi ga haid-haid:). Ada yang sama ga? Ga pernah serindu ini sama mens," ujar netizen lain.

Berkaitan dengan hal tersebut, spesialis obstetri dan ginekologi dr Muhammad Fadli, SpOG menjelaskan perubahan pola makan selama bulan Ramadan memang dapat berpengaruh pada siklus haid seseorang. Meskipun kompleks, perubahan pola makan yang terjadi selama Ramadan dapat mempengaruhi hormon-hormon yang berkaitan dengan menstruasi.

Defisit kalori yang terjadi selama bulan puasa, dapat mempengaruhi kadar estrogen dalam tubuh, sehingga mempengaruhi siklus haid. Ia menyebut perubahan waktu istirahat selama Ramadan juga dapat mempengaruhi hal ini.

"Jam makan kan kita sahur, buka, gitu ya, maka kita juga beribadah di bulan puasa mungkin waktu istirahat kita akan sedikit berkurang. Maka dengan kurangnya beristirahat, maka keluarlah hormon stres, atau kortisol," ucap dr Fadli ketika dihubungi detikcom, Jumat (14/3/2025).

"Stres atau hormon kortisol ini meningkat ini bisa mempengaruhi hormon-hormon lain untuk haid yang FSH (Follicle-Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) yang menyebabkan gangguan ovulasi," sambungnya.

Pun sebaliknya, kecenderungan orang-orang 'balas dendam' dan makan lebih banyak selama bulan puasa juga dapat mempengaruhi pola haid. Ini disebabkan oleh penumpukan lemak berlebih yang terjadi pada tubuh.

"Jadi kalaupun mau ada penurunan berat badan, pasti dilakukan secara yang wajar sehingga tidak sampai mempengaruhi hormon dalam tubuh," sambungnya.

Meski demikian, dr Fadli mengingatkan puasa selama Ramadan memberikan manfaat yang sangat besar untuk tubuh. Perubahan ini menurutnya sedikit menunjukkan masyarakat mungkin sudah overeating atau terlalu banyak makan selama ini.

Terlebih, jenis makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia cenderung mengandung karbohidrat berlebih.

"Tapi kembali lagi berpuasa memang ini banyak terjadi yang bagus-bagus untuk kita dan seharusnya dia tidak akan mempengaruhi pola haid yang sedemikian rupa," jelasnya.

"Malah lebih bagus menurunkan kadar lemak, adiposa dalam tubuh, yang mana kalau kadar adiposa kadar lemak yang cukup banyak ini bisa bikin estrogen level meningkat, yang bisa mempengaruhi pola haidnya juga," tandas dr Fadli.




© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.