Babak Baru Siswa SMA Diduga Tewas usai Ditendang Polisi, Polres Asahan Bentuk Tim Khusus
Tiara Shelavie March 16, 2025 02:34 PM

TRIBUNNEWS.COM - Kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan anggota polisi terhadap seorang siswa SMA di Asahan, Sumatera Utara masuki babak baru.

Polres Asahan membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus dugaan penganiayaan kepada Pandu Brata Siregar (18).

Iptu Ahmadi, Kaur Bin Ops Satreskrim Polres Asahan menuturkan, timnya tengah bekerja untuk melakukan penyelidikan.

Ada dua tim khusus yang dibentuk, yakni tim Reskrim dan tim Propam.

"Kapolres sudah mengeluarkan surat perintah (sprint) terhadap adanya dugaan yang seperti baru-baru ini viral,

"Kapolres bentuk dua unit, kami dari tim Reskrim menyelidiki pengungkapan dari kematiannya," ujar Iptu Ahmadi, dikutip dari TribunMedan.com.

Saat ini tim reskrim telah bekerja dengan melakukan pendalaman terhadap keterangan dari para saksi.

"Kami ini dibentuk untuk mencari kebenaran. Kami tidak ada libatkan dari Polsek Simpang Empat karena kasus ini ada disana,"

"Ini murni tim internal dari Polres. Saat ini rekan kami masih mengambil keterangan rekan Pandu di sekolah, dan saat ini sebagian ada di Polsek Simpang Empat, dan ada di Universitas Asahan untuk menyelidiki seluruh yang bersangkutan dengan kasus ini," ujarnya.

Ia juga meminta masyarakat untuk bersabar menantikan hasil dari penyelidikan ini.

"Karena kami saat ini belum bisa mengambil kesimpulan, kami masih menunggu," katanya.

Selain itu, pihak kepolisian juga akan melakukan pembongkaran makam atau ekshumasi untuk mengetahui penyebab kematian korban secara forensik.

"Sampai saat ini, keluarga korban belum memberikan persetujuan dengan alasan menunggu rembuk keluarga,"

"Namun, apabila keluarga tidak berkenan, kami akan melakukan ekshumasi sendiri dengan tindakan hukum kami," katanya.

Ekshumasi ini, ujar Iptu Ahmadi, merupakan hal penting untuk mengungkap kasus ini.

"Dari jasad korban ini akan dilakukan otopsi, sehingga nanti dapat terang benderang penyebab kematiannya. Percayakan kepada kami, Polsek Simpang Empat tidak kami libatkan karena mereka yang terlibat dalam perkara ini," ungkapnya.

Sosok Pandu

Diketahui, seorang siswa SMA di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara bernama Pandu Brata Siregar (18) alias PBS meninggal dunia karena diduga dianiaya oleh anggota polisi, Minggu (9/3/2025).

Sebelum meninggal dunia, Pandu diamankan setelah menonton balap lari di Desa Sei Lama, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan.

Dari keterangan keluarga, korban sempat mengaku ditendang oleh anggota polisi yang mengamankannya.

Pandu ditendang sesaat setelah lompat dari sepeda motor temannya untuk melarikan diri.

"Berdasarkan pengakuannya, dia sempat ditendang dua kali,"

"Sehingga, saat kami bawa pulang, dia mengeluh bagian perutnya sakit,"

"Di sana kami bawa ke rumah sakit untuk berobat," kata kerabat korban yang tak ingin disebutkan namanya.

Pandu yang merupakan seorang anak yatim piatu ini pun sempat jalani tes narkoba di kantor polisi.

Pihak kepolisian pun mengungkapkan bahwa korban positif narkoba.

"Saat diamankan, Kanit Reskrim Polsek Simpang Empat curiga gerak-gerik yang bersangkutan, dan melakukan tes urine, dan ternyata positif," ungkap Kasi Humas Polres Asahan, Iptu Anwar Sanusi.

Keluarga korban yang mendengar hal tersebut pun menganggapnya sebagai fitnah kejam.

Sebab, Pandu merupakan anak yang memiliki pola hidup sehat.

"Fitnah, itu tidak benar. Karena saya setiap hari dengan korban. Saya tau persis kehidupan dia (korban). Jangankan sabu, Rokok pun tidak," ungkap kerabat korban yang ingin identitasnya di rahasiakan.

Mengutip Tribun-Medan.com, kerabat korban juga menyebut bahwa Pandu memiliki cita-cita mulia, yakni ingin menjadi anggota TNI.

"Dia ini mau masuk TNI. Dia juga bukan anak yang nakal, saya tau dia juga pelari, dia berprestasi,"

"Terbukti, setiap dia ikuti lomba, dia selalu juara. Dimana dia narkobanya," ungkapnya.

Sementara itu, rekan korban yang juga saksi mata dan sempat menemani korban mengatakan, Pandu menjalani lebih dari satu kali tes narkoba di Unit Reskrim Polsek Simpang Empat.

Tes pertama keluar hasil negatif dan diulang sebanyak dua kali.

"Saya tau, dua kali dia ini di tes. Pertama negatif, kemudian yang kedua samar-samar,"

"Kami keluar duduk di depan ruangan Kanit Intel, kemudian dia dipanggil masuk dan dinyatakan positif narkoba," ungkap siswa kelas 12 SMA tersebut.

Teman korban tersebut juga menyebut bahwa Pandu sudah mempersiapkan diri untuk tes masuk TNI.

(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(Tribun-Medan.com, Alif Al Qadri Harahap)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.