TIMESINDONESIA, KEDIRI – Hari ini, Selasa (18/3/2025) tepat 156 tahun tahun jembatan lama Kediri atau Brug Over den Brantas te Kediri beroperasi. Jembatan dengan panjang panjang 160 meter serta lebar 5,8 meter tersebut adalah buah karya dari insinyur asal Belanda bernama Sytze Westerbaan Muurling.
Sejak pertama kali dioperasikan pada 18 Maret 1869, jembatan tersebut menjadi salah satu saksi sejarah tumbuh kembang Kota Kediri dan Kediri Raya secara keseluruhan.
Dengan nilai historisnya yang sangat tinggi, jembatan lama Kediri dan cagar budaya lainnya memiliki potensi menjadi pendorong ekonomi baru dari sektor wisata.
"Semua konteks sejarah yang ada di Kota Kediri itu dimaksimalkan. Story telling-nya, sejarahnya dan sebagainya dibuat semaksimal mungkin. Sehingga ketika orang berkunjung ke Kediri yang biasanya menginap sehari, dia akan menginap bisa dua hari, tiga hari. Karena ingin tahu banyak tentang ini," ujar peneliti Jembatan Lama Kediri Imam Mubarok.
Pameran foto 156 tahun Jembatan Lama Kediri (foto : Yobby/TIMES Indonesia)
Pria yang juga budayawan Kediri ini menambahkan, Pemerintah Kota Kediri harus mempersiapkan hal tersebut. Ia mencontohkan seperti Yogyakarta yang dikenal melalui perdagangan dan jasa, Kota Kediri juga bisa melakukan hal yang sama.
Ketika wisatawan atau pendatang dari luar Kota Kediri menginap. Dan kemudian belajar banyak tentang Kediri dan tentang sejarah yang dimiliki, salah satunya Jembatan lama maka itu akan memperkuat potensi yang dimiliki cagar budaya yang ada di Kota Kediri.
"Harus kita manfaatkan. Sebagai destinasi wisata kota tua yang banyak nilai sejarahnya, dan ini harus diungkap," tambahnya.
Imam Mubarok menegaskan Kota Kediri memiliki beragam cagar budaya, yang menyimpan nilai sejarah dari berbagai masa.
Mulai dari seperti Jembatan Lama Kediri, lalu benteng Blok huis (kini Mako Polres Kediri Kota di barat Jembatan Lama), Afdeeling Bank (Bank BRI ), Rumah Dinas Kapolres Kediri Kota, eks Kantor Karesidenan Kediri, Bangunan SMAN 1 Kediri, Jalan Dhoho, tidak ketinggalan Klenteng Tjoe Hwie Kiong.
Potensi- potensi itu jika dikonsep dengan baik, akan menguatkan visi Mapan Kota Kediri.
Pameran foto 156 tahun Jembatan Lama Kediri (foto : Yobby/TIMES Indonesia)
"Mapan yang terakhir itu Ngangeni. Nah, Ngangeni itu harus dikonsep dengan baik.
Percuma kalau hanya Ngangeni, tapi tidak dikonsep dengan baik tentang sejarah kebudayaan yang ada di Kota Kediri," tegas Imam Mubarok.
Peringatan 156 tahun Jembatan Lama Kediri dikemas dalam Pepeling 156 Tahun Jembatan Lama Kota Kediri. Dalam kegiatan ini digelar pameran foto, baik foto-foto sejarah terkait Jembatan Lama Kediri dan foto 5 tahun pandemi covid-19 di Kota Kediri.
Selain itu juga turut digelar diskusi sejarah dan cagar budaya. Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kota Kediri Zachrie Ahmad menuturkan hal tersebut merupakan salah bentuk partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian cagar budaya.
"Kegiatan ini atas inisiatif masyarakat. Pemerintah Kota Kediri, mendorong masyarakat supaya aktif ikut memelihara terhadap pelestarian benda cagar budaya ini, dalam hal ini adalah Jembatan Lama," jelasnya.
Pepeling 156 tahun Jembatan Lama Kota Kediri mendapatkan apresiasi dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (Jawa Timur).
Pamong Budaya Pertama (BPK) Wilayah XI Jatim Tommy Raditya melalui acara pelestarian tersebut, kedepan bisa didapatkan pola pemanfaatan yang lebih baik pada bangunan Jembatan Lama Kediri.
"Jadi bagaimana kemudian kita bisa memanfaatkan jembatan ini untuk kepentingan yang lebih luas," tutupnya. (*)