Israel Bersiap Melakukan Invasi Darat Baru ke Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Operasi militer Israel yang diperbarui di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 400 warga Palestina dalam 24 jam bersifat terbuka dan diperkirakan akan meluas, termasuk melalui kemungkinan invasi darat.
Misi Rusia di PBB mengatakan mereka memiliki informasi intelijen bahwa tentara Israel sedang mempersiapkan operasi darat baru di Wilayah kantong yang dikepung tersebut.
“Israel, mulai sekarang, akan bertindak melawan Hamas dengan meningkatkan kekuatan militer,” kata kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada tanggal 18 Maret.
Seorang pejabat Israel, yang berbicara dengan syarat anonim kepada AP, mengatakan Israel menyerang militer, pemimpin, dan infrastruktur Hamas dan berencana untuk memperluas operasi di luar serangan udara.
"Tujuan serangan mendadak yang kami luncurkan di Gaza adalah untuk membawa Hamas kembali ke meja perundingan dan mengamankan pembebasan setidaknya 10 tentara yang diculik dalam keadaan hidup. Jika itu tidak terjadi, kita akan melihat pasukan darat juga," lapor koresponden militer Channel 14 Hillel Biton-Rosen.
Wakil Rakyat Rusia mengemukakan kemungkinan invasi darat baru ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Kami memiliki informasi bahwa tentara Israel sedang mempersiapkan operasi darat di Jalur Gaza,” kata misi Rusia .
"Situasi semakin memburuk karena penolakan Israel untuk memenuhi kebutuhan rakyat yang berada di bawah pendudukan. Melindungi warga sipil bukanlah salah satu prinsip dan metode tentara Israel," tambah pernyataan itu.
Ancaman invasi darat disertai peringatan dari menteri pertahanan Israel, Israel Katz. Ia menyatakan "gerbang neraka akan terbuka di Gaza" jika tawanan yang masih ditahan Hamas tidak dibebaskan.
“Kami tidak akan berhenti berjuang sampai semua sandera kami pulang dan kami telah mencapai semua tujuan perang,” imbuh Katz.
Sebaliknya, surat kabar Israel Ynet menyarankan operasi militer saat ini mungkin tidak termasuk invasi darat.
"Saat ini, dimulainya kembali pertempuran di Jalur Gaza hanya terbatas pada operasi udara – dengan nama sandi 'Pride and Sword' – dan tidak termasuk invasi darat baru ke Gaza."
"Israel berusaha mendesak Hamas untuk memajukan negosiasi kesepakatan tersebut, atau setidaknya menyelesaikan fase tambahannya," demikian pernyataan surat kabar berbahasa Ibrani tersebut.
SUMBER: THE CRADLE