Sosok Aureline Korban Kecelakaan Maut Bus Umroh, Sempat Cerita Ingin Meninggal di Tanah Suci
rival al manaf March 22, 2025 09:32 PM

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Suasana  rumah duka korban rombongan umrah yang meninggal dunia satu keluarga di Wadi Qudeid, Arab Saudi,  terlihat ramai pelayat.

Karangan berisi ucapan duka cita berjejer di sekitaran kediaman.

Keempat korban satu keluarga tersebut adalah Dawam Mahmud (suami), Sumarsih Djahrudin Manuel Boeng Napiun (istri), Audrya Malika Adam (anak) dan Aureline Nawallya Adam (anak).

Mereka tinggal di perumahan Vila Pinus, Pudak Payung, Banyumanik, Kota Semarang.

RUMAH DUKA - Suasana rumah korban kecelakaan bus umroh di Jeddah yang berlokasi di perumahan Vila Pinus, Pudak Payung, Banyumanik, Kota Semarang, Sabtu (22/3).
RUMAH DUKA - Suasana rumah korban kecelakaan bus umroh di Jeddah yang berlokasi di perumahan Vila Pinus, Pudak Payung, Banyumanik, Kota Semarang, Sabtu (22/3). (TRIBUNJATENG.COM/ HERMAWAN ENDRA)

Di bagian dalam rumah, Indah yang merupakan kakak kandung Dawam Mahmud menyambut satu per satu tamu yang datang melayat.

Duduk lesehan melingkar ia bercerita bagaimana awal mula mendengar kejadian tersebut, hal-hal baik mendiang semasa hidup hingga kedekatannya dengan keluarga korban.

"Kami sekeluarga memohon maaf apabil ada salah semasa hidup," katanya kepada para pelayat.

Indah bercerita, Jumat (21/3), sekitar jam sembilan pagi ia kaget ketika membuka handphone ternyata banyak panggilan tak terjawab yang kebanyakan dari keluarga.

Jumlahnya ada sekitar 50 misscall, sebelum akhirnya mendapat informasi dari suaminya bahwa Dawam sekeluarga meninggal dinia saat sedang umrah.

"Seketika saya deprok, lemes," katanya saat mendengar kabar duka tersebut.

Indah bercerita, bahwa keluarga adik kandungnya ini dicintai banyak orang.  

Saat salat jenazah, imam yang memimpin tak kuasa menahan tangis yang membuat seisi musala ikut menangis.

Belum lagi informasi dari rekannya yang mengabarkan banyak komentar positif di media sosial tentang mendiang semasa hidup.

Seorang pelayat juga bercerita, dirinya berhutang budi kepada Dawam.

Sebab selama tiga tahun tinggal di semarang ia dibantu mencarikan rumah.

Tak hanya itu, yang cukup membuat kaget dan bisa menjadi pertanda adalah Aureline Nawallya Adam sebelum berangkat umrah sempat bercerita kepada temannya sekolah yang bernama Chelsea  bahwa ia ingin meninggal di tanah suci.

"Karena di salatin sama orang banyak gitu terus kata Chelsea, jangan ngomong kayak gitu. Ya Allah mungkin Aureline ngomong begitu sepertinya sudah punya firasat," kata seorang pelayat.

Tak hanya itu saja, Indah mengatakan bahwa rencananya pada 9 Mei 2025 berencana akan mengadakan lamaran anaknya di Medan.

Adik iparnya Sumarsih Djahrudin Manuel Boeng Napiun sudah membeli tiga busana berwarna putih untuk dipakai ke acara tersebut bersama kedua anaknya.

"Cerita ke Tanah Abang beli. Saya aja belum mikirin dress code ya dia itu sudah beli baju yang untuk lamaran anak-anak saya warna Putih-putih," katanya.

Dawan Mahmud dikenal merupakan pengusaha yang cukup sukses sebagai pendiri CV. Adam Jaya perusahaan yang bergerak dalam bidang suplier kertas.

Memiliki empat rumah masing-masing di Semarang, Mojokerto, Surabaya dan Jakarta. Bahkan ia barusaja lima bulan ini membeli sebuah rumah di Semarang persis di samping rumahnya.

Menurut penuturan beberapa narasumber di rumah duka mengatakan, sebelum membuka usaha sendiri ia bekerja di perusaahaan milik kakak iparnya yang juga bergerak di bidang yang sama.

Pria yang berasal dari Mojokerto tersebut sudah hampir sepuluh tahun lebih merantau di Semarang.

Di mata orang terdekat ia dikenal keluarga yang dermawan. Bahkan ada rencana rumahnya di Jakarta yang saat ini masih tahap renovasi akan dikontrakkan dimana hasil dari biaya sewa tersebut akan disalurkan kepada anak yatim.

Penuturan narasumber lain ada juga yang menyebut Dawan Mahmud banyak membiayai sekolah orang-orang membutuhkan bahkan hingga jenjang Sarjana.

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.