13 Gempa Bumi Pernah Terjadi saat Hari Raya Menurut Catatan BMKG, Ketahui 9 Mitigasi yang Tepat
Wahyu Gilang Putranto March 24, 2025 03:31 AM
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah kejadian gempa bumi yang merusak terjadi bertepatan dengan hari raya keagamaan di Indonesia.
Berdasar catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), setidaknya ada 13 gempa bumi di Indonesia yang terjadi saat hari raya.
Mulai dari Idul Fitri, Imlek, hingga saat perayaan Natal.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan wilayah Indonesia merupakan kawasan rawan gempa.
Menurut Pusgen (2024), terdapat 14 segmen sumber gempa subduksi/megathrust dan 402 segmen sumber gempa sesar aktif.
"Gempa dan tsunami merupakan proses alam yang hingga saat ini kejadiannya belum dapat diprediksi sehingga dapat terjadi kapan saja," ungkapnya dalam keterangan tertulis, dikutip Tribunnews, Senin (24/3/2025).
Berikut daftar kejadian gempa bumi di Indonesia saat hari raya.
Tsunami Ambon 1674 (Imlek)
Gempa Semarang-Jepara 1821 (Natal)
Tsunami Banda Naira 1852 (Natal)
Tsunami Larantuka 1982 (Natal)
Tsunami Biak 1996 (Idul Fitri)
Tsunami Aceh 2004 (Natal)
Gempa Bora Sulteng 2005 (Idul Adha)
Gempa Pariaman 2009 (Idul Fitri)
Gempa Palu Sulteng 2012 (Idul Fitri)
Tsunami Selat Sunda 2018 (Natal)
Gempa Nias 2021 (Idul Fitri)
Gempa Kep. Mentawai 2023 (Idul Fitri)
Gempa Ransiki 2024 (Idul Fitri)
Apa yang Perlu Diperhatikan?
Untuk menghadapi mudik atau libur lebaran, Daryono menilai pemudik perlu mengetahui mitigasi terhadap bencana gempa maupun tsunami.
Terlebih, arus mudik lebaran tahun ini diprediksi akan meningkat.
Moda transportasi darat mendominasi perjalanan pemudik menuju daerah rawan gempa, seperti Pulau Jawa yang memiliki 25 segmen sesar, zona Bali dan Nusa Tenggara yang memiliki 49 segmen sesar, serta zona Sumatra yang memiliki 56 segmen sesar.
"Sebagai upaya pengurangan risiko bencana gempa dan tsunami, pemudik perlu memperoleh pembekalan pengetahuan mitigasi," ujar Daryono.
Setidaknya ada sembilan hal penting yang perlu dipahami oleh pemudik sebagai upaya kesiapsiagaan terhadap potensi gempa dan tsunami di jalur transportasi darat selama libur Lebaran, yaitu:
Gempa kuat dapat memicu rekahan permukaan (surface rupture) jalan raya akibat pergeseran tiba-tiba jalur sesar aktif. Pemudik perlu mengenali sebaran sesar aktif di sepanjang jalur mudik.
Jalan raya juga dapat terbelah (ground failure) akibat tanah lunak yang berguncang kuat saat gempa. Pemudik perlu berhati-hati jika terus melanjutkan perjalanan atau mencari jalur mudik alternatif.
Gempa kuat dapat memicu terjadinya likuefaksi di jalan raya. Pemudik perlu mengenali zona rawan likuefaksi di sepanjang jalur mudik.
Guncangan gempa di jalan raya saat rombongan kendaraan berjalan beriringan berpotensi menyebabkan tabrakan atau benturan antarkendaraan. Pemudik harus selalu mempertahankan jarak aman antar kendaraan.
Guncangan gempa saat kendaraan melaju kencang dapat menyebabkan roda selip tanpa kendali, kendaraan terlempar, dan terbalik. Jika merasakan guncangan tak lazim, pemudik harus segera memperlambat kendaraan, menepi, dan berhenti di jalur aman.
Gempa kuat dapat merobohkan bangunan di tepi jalan, seperti pagar tembok, gapura, monumen, baliho, dan jalur kabel listrik yang dapat menimpa kendaraan. Pemudik perlu memastikan lokasi pemberhentian kendaraan aman.
Gempa kuat bahkan dapat merusak atau meruntuhkan struktur jalan layang (flyover) yang sedang dilalui banyak kendaraan. Pemudik harus memastikan kendaraan berhenti di tempat yang aman dan tidak terjatuh dari ketinggian.
Gempa yang mengguncang kawasan perbukitan dapat memicu longsoran tebing dan runtuhan batu. Pemudik sebaiknya tidak melintasi kawasan perbukitan pascagempa kuat atau saat hujan deras.
Gempa dangkal yang berpusat di laut dapat memicu tsunami yang berpotensi melanda jalur mudik yang sejajar dengan pantai rawan tsunami. Pemudik wajib memiliki aplikasi informasi gempa dan peringatan dini tsunami BMKG serta menghindari jalur pantai saat peringatan dini tsunami dikeluarkan BMKG.
"Demikian beberapa hal yang perlu dipahami para pemudik sebagai upaya kesiapsiagaan terhadap potensi gempa dan tsunami di jalur transportasi darat. Semoga mudik tahun ini berjalan aman, lancar, dan selamat sampai tujuan,* pungkasnya.