Grid.ID - Berikut sinopsis Perang Kota. Film yang dibintangiChicco Jerikho sampai Ariel Tatum. Bakal tayang di bioskop 30 April 2025 mendatang.
Melansir dari Tribun Seleb, Film Perang Kota tayang perdana pada Rabu (30/4/2025) di bioskop.
Film Perang Kota merupakan garapan sutradara Mouly Surya.
Naskah film ditulis juga oleh Mouly Surya.
Perang Kota dapat disaksikan di bioskop pada 30 April 2025.
Sederet pemeran utama dalam film ini di antaranya, Chicco Jerikho, Ariel Tatum, Jerome Kurnia, Rukman Rosadi, Imelda Therinne, Faiz Vishal, Anggun Priambodo, AR Barrani Lintang, Chew Kinwah, Alex Abbad, Indra Birowo, Dea Panendra.
Sinopsis Perang Kota
Perang Kota merupakan film bergenre drama perang.
Film Perang Kota ini mengambil latar belakang di Jakarta tahun 1946.
Guru Isa, pahlawan perang yang bermasalah di ranjang perkawinannya.
Ia dipercayakan misi menghabisi petinggi kolonial Belanda dalam usaha mempertahankan kemerdekaan.
Ta sendiri, dirinya bersama sang sahabat, Hazil.
Hazil merupakan pemuda tampan dan bersemangat yang diam-diam mencuri hati Fatimah, istri Isa.
Melansir dari Kompas.com, Film Perang Kota tidak hanya ditayangkan secara komersial di Indonesia, tetapi juga diputar di bioskop Belanda. Fakta ini diungkapkan oleh sang sutradara, Mouly Surya.
“Film ini akan dirilis di negara Belanda, Belgia, dan Luksemburg. Kita akan rilis di bioskop secara komersial pada 17 April 2025,” ujar Mouly di jumpa pers film Perang Kota di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (24/3/2025).
Mouly menjelaskan bahwa Perang Kota dibawa ke berbagai negara untuk mendapatkan dukungan dalam penyelesaian efek visual serta tata suara, demi mencapai kualitas terbaik dan memberikan pengalaman sinematik yang lebih imersif bagi penonton.
“Visual effect film ini dikerjakan tiga negara, ada yang di Amerika, Indonesia, dan ada yang di Belanda. Sound-nya full di Prancis. Jadi post pro panjang, ribet, dan traveling,” kata Mouly.
Selain itu, film Perang Kota akan menggunakan format layar 4:3. Format ini berbeda dari standar film layar lebar yang umumnya memakai rasio 16:9 atau 21:9.
Menurut Mouly, keputusan ini diambil untuk merepresentasikan suasana Jakarta pada masa lalu, yang menjadi latar waktu film Perang Kota, yaitu tahun 1946. Mouly juga menilai bahwa penggunaan format 4:3 dapat membuat fokus lebih tertuju pada karakter-karakter dalam Perang Kota.
“Kenapa 4:3? Saya ingin fokus dengan karakter-karakter di film ini. Ketika buat film periodik, kadang saya sendiri pasti sibuk lihatin set. Jadinya saya tidak fokus ke karakter-karakternya. Saya ingin berikan fokus ke karakter utama di film ini,” tutur Mouly.