Dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi, Seorang Guru PAI Sebaiknya...
Moh. Habib Asyhad April 06, 2025 10:34 AM

Artikel ini tentangdalam menghadapi globalisasi, seorang guru PAI sebaiknya seperti apa. Semoga bermanfaat.

Intisari-Online.com -Pertanyaan ini khusus ditujukan kepada guru Pendidikan Agama Islam (PAI): dalam menghadapi globalisasi, seorang guru PAI sebaiknya seperti apa?

Sejatinya ini tidak hanya untuk guru PAI, setiap guru harus melakukan hal ini: meningkatkan kompetensi, berinovasi, dan memahami tantangan siswa. Seperti apa bentuknya?

Seorang guru, termasuk guru PAI, juga perlu melakukan hal-hal berikut:

- Menambah wawasan tentang penggunaan teknologi

- Mengikuti pelatihan dan seminar yang dikhususkan bagi guru di bidang TIK

- Memiliki kesadaran global yang meliputi ilmu pengetahuan dan keterampilan glbobal

- Memberikan jawaban yang tepat atas berbagai tantangan sesuai dengan perkembangan zaman

- Menciptakan proses belajar yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar secara efektif dan dinamis

Lalu apa saja tantangan yang biasanya dihadapi oleh guru PAI?

Mengutip Ntt.kemenag.go.id, tantangan guru agama bisa dikategorikan dalam dua hal, sebagaimana disampaikan oleh Kakankemenag Sikka, Antonius Nggaa Rua, S.Ag, ketika memberikan arahan di hadapan para guru agama peserta workshop penyusunan buku kerja guru tingkat SMP, SMA, dan SMK pada Agustus 2019 lalu.

"Ada beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh para pendidik dewasa ini. Tantangan-tantangan tersebut dapat dikategorikan dalam 2 hal yakni tantangan eksternal dan tantangan internal," katanya.

Terdapat dua tantangan eksternal, katanya, yang dia sebut sebagai tantangan ekstrem. Ekstrem pertama terkait dengan adagium surga itu ilusi yang menisbikan peran Tuhan dalam realita kehidupan, sehingga membuat banyak orang terjerumus ke dalam paham sekuler. Ekstrem kedua adalah, "Mengarah pada pandangan pemeluk agama yang melihat agamanya yang paling baik dan paling benar. Selain dari itu, tidak ada agama yang baik dan benar," katanya.

Dia menambahkan, ekstrem kedua biasanyaberujung pada sistem negara dalam suatu negara. Karena penganut ekstrem ini menginginkan sistem negara harus berbanding lurus dengan sistem agama itu sendiri.

Karena itulahekstrem kedua memaksakan agama kepada orang lain agar bisa menaati dan mengikuti dogma atau ajaran agamanya dan diterjemahkan ke dalam sistem negara. Dan untuk ekstrim ini, guru agama harus mampu berperan sebagai penjaga moderasi beragama secara tepat.

Sementara untuk tantangan internal, menurut Anis, juga ada dua. "Tantangan internal yang pertama adalah ketika para guru agama melihat mata pelajaran yang diajarnya adalah mata pelajaran kelas kedua. Maksudnya, mata pelajaran yang tidak termasuk dalam mata pelajaran Ujian Nasional," jelas Anis.

Jika guru sudah berpikir begitu, lanjutnya,guru itu akan menciptakan sebuah kultur yang tidak baik dalam pendidikan agama itu sendiri. Kultur ini akan berakibat pada proses pembelajaran.

Tantangan internal kedua adalah adanyagap yang begitu besar antara teoretis dan praksis dalam proses pembelajaran. Teori yang tertuang di dalam buku pelajaran disalurkan secara baik dan benar kepada peserta didik misalnya saja tentang nilai dari kejujuran atau kedisiplinan. Tetapi, lanjut Anis, para guru sendiri tidak mempraktikkan teori itu dengan baik dan benar.

Yang juga perlu perhatian, lanjut Anis, adalah perkembangnateknologi yang sangat cepat. Tantangan ini adalah tantangan internal karena tantangan ini mau menantang para guru yang hidup di zaman 1.0 untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang telah 4.0 saat ini.

Karena itulah dia mengajak seluruh guru agama untuk melek teknologi. Para pendidik harus mampu untuk mengubah cara dan proses pembelajarannya saat ini berdasarkan tuntutan zaman. Proses pembelajaran yang telah dianut dalam era 1.0 harus sudah diubah, minimal mendekati 4.0.

Anis juga mengajakseluruh guru agama untuk tetap berusaha sebaik dan semaksimal mungkin dalam menjalankan tugas sebagai mentor dalam membentuk karakter peserta didik. Ini adalah tuntutan kurikulum yang harus dilaksanakan oleh para guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.