TRIBUNJATIMTIMUR.COM, JEMBER - Pemkab Jember berencana membentuk tim relawan analisis hamparan sawah, untuk mengkaji kebutuhan pupuk subsidi bagi petani.
Hal tersebut dilakukan, guna mengurai persoalan mendasar dibalik kasus kelangkaan pupuk bersubsidi di Jember, Jawa Timur yang sering terjadi setiap tahun.
Bupati Jember Muhammad Fawait mengatakan, relawan tersebut nantinya bekerja sama dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dalam mengusulkan kebutuhan pupuk subsidi.
"Tim ini khusus untuk menganalisa hamparan tanah, sehingga kebutuhan pupuk sesuai dengan yang ada di lapangan," ujarnya, Sabtu (12/4/2025).
Menurutnya, hasil analisa dari relawan ini juga dijadikan dasar untuk mengusulkan kebutuhan pupuk dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) milik pemerintah pusat.
"Akan kami kaji bersama kabag hukum, bentuk (tim) ini nantinya seperti apa, apakah dibentuk seperti PPL atau bentuk lain," kata pria yang akrab disapa Gus Fawait ini.
Gus Fawait menilai, untuk mengurai masalah ini, hal tersebut perlu dilakukan diskusi bersama dengan semua pihak, mulai kelompok tani dan kios penjual pupuk.
"Termasuk distributor, untuk melakukan pemetaan bersama Dandim dan Kapolres, di mana letak masalah yang menyebabkan pupuk ini masih langka," ungkapnya.
Mengingat, alokasi pupuk dari pemerintah pusat selama ini sudah sesuai usulan dari Pemkab Jember. Sehingga masalah tersebut perlu dipecahkan secara seksama.
Bedasarkan data Pupuk Indonesia, jatah pupuk subsidi di Kabupaten Jember 2025 tidak mencapai 90 persen dari jumlah usulan
Pupuk subsidi jenis urea misalnya, dari 76.542 ton usulan, hanya dialokasikan sebanyak 65.001 ton atau 84,92 persen dari total usulan di Jember.
Sementara pupuk subsidi jenis NPK, hanya 58,54 persen yang diusulkan. Mengingat Pemkab Jember cuma dapat jatah 49.488 ton, padahal usulan dalam RDKK sebanyak 84.537 ton.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)