Grid.ID - Banyak pertanyaan di kalangan netizen mengenai perilaku selingkuh apakah bisa dihilangkan. Berikut penjelasan dari ahli hubungan.
Melansir dari Kompas.com, ungkapan "cheater always be a cheater" atau "sekali selingkuh, akan selalu selingkuh" kerap terdengar familiar di telinga. Istilah ini mencerminkan pandangan bahwa seseorang yang pernah berselingkuh cenderung mengulangi perilaku tersebut, seolah kebiasaan itu seperti penyakit kambuh yang sulit disembuhkan.
Di Twitter, topik ini juga kerap menjadi bahan diskusi hangat di kalangan warganet. Mayoritas pengguna setuju bahwa pelaku perselingkuhan cenderung mengulanginya lagi di kemudian hari.
Salah satu warganet menuliskan pengalaman pribadinya, “Pacar gue sempat selingkuh, terus minta maaf dan nggak mau diputusin. Gue maafin, eh dua bulan kemudian dia selingkuh lagi.
Ketahuannya udah lama. Kalau udah dimaafin pasti tetap selingkuh, cuma cara mainnya lebih rapi.” Warganet lainnya juga menegaskan, “Tau harga dirimu. Selingkuh itu keputusan sadar, bukan karena khilaf.
Mereka tahu itu salah, tapi tetap dilakukan. Minta maaf bukan karena menyesal, tapi karena ketahuan. Sekali selingkuh tetap selingkuh.”
Namun, ada juga pandangan yang lebih optimistis. Salah seorang pengguna membagikan pendapat konselor hubungan yang pernah ia dengar, “Kalau pelaku selingkuh memang berniat berubah, hubungan bisa jadi lebih baik. Bisa saling jujur, terbuka, belajar dari masa lalu. Asal serius dan punya tujuan yang sama, bisa kok berubah.”
Lalu, benarkah bahwa seseorang yang pernah berselingkuh akan terus mengulanginya?
Pandangan dari para pakar hubungan
Menurut Karyn Wittmeyer, seorang konselor dan pakar hubungan dari Branching Out Wellbeing, pandangan bahwa “sekali selingkuh akan selingkuh terus” tidak sepenuhnya benar. Berdasarkan survei, lebih dari setengah responden tidak melakukan perselingkuhan untuk kedua kalinya.
Ia menegaskan bahwa perselingkuhan bisa dihindari ketika seseorang berada dalam hubungan dan situasi yang berbeda. Bahkan, banyak ahli percaya bahwa seseorang bisa berubah.
Joanne Malseed, konselor di Whole Life Balance, mengungkapkan bahwa ia telah melihat banyak kliennya berusaha untuk pulih dari kebiasaan selingkuh dan belajar mengungkapkan kebutuhan mereka secara terbuka kepada pasangan.
“Butuh usaha besar untuk berhenti dari perilaku tersebut, tapi itu bukan hal yang mustahil,” ujar Malseed.
Mengapa orang berselingkuh?
Dikutip dari Insider, berbagai faktor bisa mendorong seseorang untuk berselingkuh. Misalnya, perasaan tidak puas dalam hubungan, kurangnya kepercayaan diri, keinginan untuk mendapatkan perhatian dari orang lain, atau bahkan untuk membalas dendam.
Tammy Nelson, psikoterapis dan konsultan dari Ashley Madison, menyebutkan bahwa motivasi di balik perselingkuhan tidak bersifat tetap dan bisa berubah seiring waktu. Jika seseorang terus mengulang perselingkuhan, biasanya hal itu berkaitan dengan sifat atau karakter pribadi mereka.
Tanda-tanda bahwa pelaku selingkuh sudah berubah
Calrolina Pataky, pakar hubungan dari Love Discovery Institute, menjelaskan bahwa salah satu indikator utama bahwa seseorang telah berubah adalah adanya komunikasi terbuka. Pelaku yang ingin berubah akan mau membicarakan apa yang terjadi, perasaannya, dan komitmennya di masa lalu.
Mereka juga bersedia menjawab kekhawatiran pasangannya, menerima konsekuensi dari tindakan mereka, dan tidak segan mencari bantuan profesional melalui konseling. Melalui proses tersebut, pelaku perselingkuhan bisa menemukan akar permasalahan dan memperbaiki pola hubungan mereka menuju arah yang lebih sehat dan setia.