Real Madrid menyadari ada banyak kekurangan saat misi Remontada mereka gagal. Lucas Vazquez dan Thibaut Courtois mengungkap aspek-aspek yang kurang.

Madrid gagal mewujudkan misi Remontada alias kebangkitan, saat menjamu Arsenal di Santiago Bernabeu, Kamis (17/4/2025) dini hari WIB. Mereka kembali kalah di laga leg kedua perempatfinal Liga Champions tersebut, kali ini dengan skor 1-2.

Itu memastikan sang 'Raja' Liga Champions tersingkir dengan agregat 1-5. Madrid, yang masuk ke lapangan dengan kewajiban mengejar tiga gol, praktis tak bisa berbuat terlalu banyak meski dominan dalam penguasaan bola.

Hanya empat tembakan on target dicatatkan berbanding enam milik Arsenal, yang memang bermain menunggu kesempatan. Madrid malah bisa saja kalah lebih besar mengingat penalti Bukayo Saka gagal.

Bek kanan Madrid Lucas Vazquez menyebut timnya kekurangan ide saat memegang bola. Sementara waktu yang terus berjalan membuat mereka terdesak mengambil keputusan.

"Kami agak kurang jelas saat menguasai bola. Kami juga kurang sabar pada momen-momen tertentu, untuk menggulirkan bola dari sisi ke sisi agar bisa menembus pertahanan yang sangat rapi," kata Vazquez di situs Real Madrid.

"Mereka datang untuk bertahan dan memainkan peran mereka. Di babak pertama, mereka nyaris tak melakukan apapun dan di babak kedua, dengan tim menimpa permainan mereka, mereka lolos dengan kemenangan. Tim ini sudah mencoba yang terbaik."

Kiper Madrid Thibaut Courtois merasa timnya terlalu mengandalkan kualitas individu para penyerang. Ia percaya semestinya ada rencana yang lebih menekankan ke pergerakan kolektif, apalagi dengan Arsenal sudah diperkirakan bakal menunggu.

"Terkadang Anda harus mengkritik diri sendiri dan melihat baik-baik ke segala hal. Saya merasa kami sebuah tim, tapi mungkin kami perlu membuat lebih banyak pergerakan secara tim dan mengurangi pergerakan individu," ujar Courtois.

"Sebab kalau Anda melakukan penjagaan dobel ke Vini Jr atau Mbappe, mungkin bisa lolos sekali, tapi sulit untuk melakukan lebih dari itu."